11. singa betina

15.5K 1.8K 434
                                    

author pov

"kamu itu limerence."

suara lisa memecah keheningan. jennie yang tadi masih berbaring di atas kasur miliknya, sedetik kemudian ia menatap lisa dan merubah posisi menjadi duduk dengan bersila di sana.

lisa balas menatap jennie dengan senyuman tipis. setelahnya gadis tinggi itu juga menghampiri jennie dan ikut mendudukkan dirinya pada atas kasur, tepat berhadapan dengan eksistensi jennie.

"aku mau genggam tangan kamu boleh?" lisa meminta.

tanpa menjawab dengan suara. jennie menyerahkan kedua tangannya, yang langsung disambut dengan dua genggaman hangat dari tangan lisa.

"limerence itu apa deh?" jennie bertanya.

sebelum ingin membalas, lisa mengusapkan dulu ibu jarinya pada permukaan kulit tangan jennie. ia tatapi genggaman mereka sebentar, sampai lisa perlahan mengangkat pandangan.

"limerence itu gabungan obsesif kompulsif sama rasa candu atas kehadiran seseorang. atau lebih jelasnya, limerence itu adalah keadaan ketika kamu lagi tergila-gila sama seseorang." ucap lisa.

"tergila-gila sama seseorang?"

"iya, dan kamu mau tau ngga? limerence itu bukan sekedar tentang kecanduan cinta atau kecanduan seks doang."

"terus?"

"limerence itu adalah keadaan ketika kamu lagi kecanduan sama seseorang." lisa menjawab.

jennie masih mengerutkan alis, merasa sedikit bingung. lisa yang paham akan ekspresi wajah gadisnya itu, ia lalu melepas satu genggaman tangan mereka dan beralih mengusapkan tangannya pada helaian rambut jennie.

hanya sebentar, sampai kemudian lisa memberhentikan tangannya tepat pada sisi wajah jennie dan di sana lisa membuka suara.

"limerence itu wujud dari cinta, emosi, sama perasaan terikat yang biasanya bakal kamu rasain waktu kamu lagi jatuh cinta."

"jadi maksud kamu, aku itu limerence ke kamu?" suara jennie menyela dengan bertanya.

gadis yang ditanya tidak mengangguk, namun tidak juga menggeleng. lisa hanya terus menampilkan senyuman tipis pada netra tajam jennie, dan setelahnya ia mengecup sebentar pipi jennie.

"cuma itu yang bisa aku pelajarin, dari semua sifat agresif kamu selama ini." lisa berucap.

"tapi sayang, aku mau nanya deh."

"iya? nanya apa?"

"limerence itu termasuk penyakit? atau gangguan jiwa?" tanya jennie.

"aku ngga bisa bilang limerence itu penyakit dan aku juga ngga bisa bilang limerence itu hal yang wajar." lisa membalas.

suasana ruang kamar milik jennie yang dominan terdengar hening dan senyap saat ini menambah kesan keseriusan yang terus tercipta di tiap detik saat keduanya saling berbicara.

lisa kemudian mengalihkan pandangan. menatap ke arah jendela kamar yang terarah tepat menampilkan pemandangan gedung-gedung tinggi yang menjulang di luaran sana.

sebelum ini. beberapa menit yang lalu, keduanya telah menghabiskan waktu bersama. tentu saja karena jennie yang mengajak dan ingin lisa berdiam di kamarnya.

"intinya, limerence itu kaya yang sekarang kamu lagi rasain. kamu jatuh cinta ke aku, kamu agresif, dan kamu juga nyaris ngabisin seluruh waktu kamu cuma buat aku."

"aku mau bilang itu ngga baik, tapi kamu juga ngga ada niat untuk ngga baik, kan?" lanjut lisa dengan bertanya.

"terus aku harus gimana biar limerence ini hilang?" suara jennie ikut bertanya.

LIMERENCE - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang