"Aku terlalu bersahabat dengan luka hingga lupa rasanya bahagia."
~Khantara Aruna KanayaSemua orang sudah berada di meja makan untuk makan malam. Khantara pun juga sudah ada di sana sejak beberapa saat yang lalu. Makanan untuk makan malam sudah siap di hidangkan oleh Bi Nina-pembantunya Khantara. Khantara langsung makan tanpa berkata apapun begitupun juga dengan mama dan kakaknya. Untuk mencairkan suasana yang sedikit menegangkan ini, Erlando-kakaknya Khantara memutuskan untuk membuka percakapan.
"Ra, gimana hari ini? Baik-baik aja, kan?" tanya Erlando yang masih fokus dengan makanannya.
"Menurut lo?" tanya Khantara balik. Erlando hanya bisa terdiam. Dia tahu kalau adiknya itu sedang tidak baik-baik saja.
Keheningan mulai melanda mereka lagi. Semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Erlando yang sudah kehabisan ide untuk membuat suasana menengangkan ini menjadi sedikit lebih mencair. Ia hanya bisa menghela napas berat.
Khantara yang sudah menyelesaikan makan malamnya pun bergegas kembali ke kamarnya. Gadis itu tidak ingin berlama-lama dengan mama dan kakaknya. Lagian dia juga sangat capek dengan apa yang terjadi di sekolah hari ini.
Melihat Khantara ingin pergi meninggalkan meja makan. Helena-mamanya Khantara melontarkan perkataan yang membuat Khantara menghentikan langkahnya.
"Minggu depan mama akan menikah. Mama harap kalian tidak keberatan," kata Helena yang membuat hati Khantara sedikit tergores.
Khantara membalikkan badannya dengan mata yang sudah memerah. "Menikah lagi?"
Helena hanya mengangguk pelan."Tanpa bertanya kepada aku dan kakak terlebih dahulu? Aku keberatan!!" ucap Khantara menentang keputusan Helena.
"Walaupun kalian berdua keberatan, Mama akan menikah. Kamu tidak bisa melarang mama!" Helena melanjutkan aktivitas makannya tanpa melihat ke arah Khantara.
"Berapa uang yang dia kasih ke mama sampai-sampai mama mau menikah lagi tanpa memberitahukan pada aku dan kakak!!" Mendengar itu, Helena marah dan menampar Khantara.
"Berani sekali kamu!!"
Plakk
Satu tamparan mengenai pipi mulus Khantara. Khantara mengusap pipinya yang terasa sakit akibat tamparan dari Helena.
"Kalau kamu keberatan, silakan angkat kaki dari rumah ini!!" bentak Helena yang seketika membuat satu goresan luka di hati Khantara. Dia tidak menyangka mamanya bisa berkata seperti itu kepada dirinya demi membela orang yang akan Helena nikahi.
"Ma, udah ma! Khantara kamu masuk kamar sekarang!" Erlando melerai perdebatan antara Khantara dan Helena.
Khantara menatap marah ke arah Erlando lalu bergantian ke arah Helena. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran mama dan kakaknya itu. Bagaimana bisa Helena menikah lagi dengan pria lain tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada dia dan kakaknya. Khantara juga heran kepada Erlando. Kenapa Erlan tidak menentang keputusan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSEFA [On Going]
Teen Fiction"𝓑𝓪𝓱𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓴𝓾 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓮𝓷𝓬𝓲 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓴𝓾 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲." -𝚉𝚎𝚛𝚕𝚢, 𝙻𝙾𝚂𝙴𝙵𝙰 Bagaimana jika semua orang tidak menginginkan kamu hidup? Bagaimana jika semua orang membencimu? Bagaimana jika satu satunya alasanmu untuk hidup sudah per...