LOSEFA 10

28 6 12
                                    

Bel pulang telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel pulang telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas. Sebagian siswa memilih untuk piket terlebih dahulu. Erlan yang masih merapihkan alat tulis dan tasnya. Erlan berjalan keluar dari kelas, belum sampai di pintu. Sebuah deringan telpon berbunyi. Erlan mengangkat telpon tersebut.

"Halo, ada apa?" tanyanya pada orang di seberang sana.

"Gue pengen ketemu ama lo nanti sore di tempat biasa. Ada sesuatu yang ingin gue bicarain," kata seseorang di seberang sana dengan nada serius.

Erlando menyetujuinya. "Kita ketemu jam 4 sore."

Kemudian Erlan mematikan sambungan telponnya. Erlan yang masih berdiam diri menatap lantai kelasnya itu. Dengan helaan napas berat, Erlan melangkah pergi.

Di sisi lain, Khantara sudah berdiri di depan gerbang menunggu kedatangan Erlan. Khantara sedikit cemas karena ia belum juga melihat sosok Erlan dengan motor kesayangannya itu.

"Kakak kebiasaan, deh." Khantara mengambil handphone yang ada di saku celananya hendak menghubungi Erlan. Belum sempat menekan tombol panggil, Erlan menampakkan dirinya bersama motor kesayangannya itu.

"Maaf lama," ucap Erlan singkat.

Khantara hanya bisa menampilkan wajah kesal. "Yuk pulang!"

"Tunggu dulu!" cegah Erlan.

Khantara mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Ada seseorang yang kakak tunggu." Erlan sesekali melihat ke arah jalan.

"Siapa sih, kak?" tanya Khantara bingung.

Belum sempat Erlan menjawab pertanyaan dari Tara. Suara motor terdengar oleh Erlan yang langsung bisa ia kenali siapa pemilik suara motor itu.

"Lo pulang sama dia, yah! Gue ada urusan sebentar," ucap Erlan pada Khantara yang masih menetapnya dengan bingung.

"Lohh ... Lo mau kemana, kak?"

"Titip adek gue, yah! Jagain dia! Awas lo apa-apain," kata Erlan pada Alvian.

"Iye bawel amat, lo. Bakal gue jagain sekuat tenaga gue." Erlan melajukan motornya meninggalkan mereka berdua.

"Lebay amat sih lo, kak," ujar Khantara seraya menaiki motor Alvian.

"Lah, salah yah gue ngomong gitu?" Pertanyaan Alvian berhasil membuat Khantara terdiam seribu bahasa. Kalau di pikir-pikir nggak salah sih tapi menurut Khantara itu terlalu mendramatis sekali.

"Udah ahh buruan!! Gue udah laper nih!" rengek Tara.

Alvian melajukan motornya membelah jalan yang sangat ramai. Sudah pukul 15.00 sore, kendaraan masih saja ramai. Alvian melihat di depan sana ada yang menjual bakso. Ia memutuskan untuk berhenti sebentar.

"Kak, ngapain berhenti?"

"Mau berak ... Ya mau makan lah Tara. Mau ngapain lagi?"

"Sini!" Alvian membuka helm yang bertengger di kepala Khantara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSEFA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang