Langkah Awal

18 1 0
                                    

  Baiklah, ini kisah ku. Saat sedang menduduki bangku sekolah kelas sembilan SMP, aku baru mengenal suatu kisah asmara yang melibatkan murninya perasaan cinta.
  Kebetulan aku memiliki saudara laki-laki di sekolah yang sama, umurnya lebih satu tahun di atas ku. Dan saat menduduki bangku kelas tujuh SMP, saudara ku bercerita tentang satu perempuan, yang di kata perempuan itu cantik terlebih perempuan itu baik. Katanya, rajin mengaji pula.
  Tak sempat ku tanyakan namanya ia begitu saja pergi di teriaki teman-temannya. Sial, hal seperti ini yang tak ku inginkan. Di buat penasaran dengan rasa ingin tahu, sungguh suatu hal yang menyebalkan, padahal begitu banyak hal lebih berarti yang bisa ku pikirkan selain menerka nama yang bahkan aku tak tahu inisialnya sama sekali.
  Waktu berlalu begitu cepat tak terasa, kini tiba hari sabtu, dimana pada hari tersebut adalah hari yang di khususkan hanya untuk ekstrakurikuler saja. Di sekolah ku ini KBM hanya berlangsung lima hari saja, entah kenapa tapi hal ini sangat di sukai oleh hampir semua murid di sekolah ku. Banyak alasannya, ada yang malas belajar enam hari penuh ada juga yang merasa senang untuk menikmati waktu di hari itu, entahlah dan masih banyak lagi alasan menarik lainnya.
   Lalu, aku bertemu dengan saudara ku di tempat ektrakurikuler, di GOR Futsal yang letaknya cukup jauh dari sekolah ku sendiri. Kami mengikuti ekstrakurikuler futsal pada saat itu, hal itu umum sangat di gemari banyak anak laki-laki bahkan oleh anak perempuan sekalipun, maka tak heran jika hari itu di khusus kan untuk berlatih agar waktu yang di dapati bisa sangat efisien untuk perkembangan pelatihan. Sebelum memulai peregangan aku beranikan bertanya meski malu, soal siapa perempuan yang ia ceritakan tempo hari. Ia tersenyum sialan, membuat hati ku tak enak dan merasa sangat malu padanya. Tapi jawaban sesuai yang ku harapkan, pada akhirnya ia memberi tahu siapa nama perempuan tersebut, yang di dikatakannya cantik juga baik.
    Shelina Putri, nama dari perempuan tersebut. Nama yang bagus bukan. Setelah mengetahui namanya ku coba mencarinya lewat media sosial. Shelina Putri yang ku tulis di kolom pencarian, sayangnya tak kunjung ku temui akun yang ku cari, kabarnya setelah aku banyak bertanya ia tak memiliki akun sosial media. Namun rasa ingin tahu ku begitu besar, untuk melihat sosoknya dan perangainya yang baik.
   Beberapa waktu berlalu melewati hari-hari dengan penuh tanya di kepalaku, menelisik setiap wajah-wajah yang ku temui, berharap ku temui seseorang yang memang sedang aku cari. Sebelumnya aku tak berani menanyakan tentangnya lagi pada temanku, takut sebab pasti akan ada isu dari ulah usil teman-teman ku. Ku putuskan untuk mencarinya sendiri, berbekal nama Shelina Putri yang hanya satu-satunya petunjuk.
  Aku mendatangi setiap kelas saat itu, di kelas tujuh dari setiap kelas ada beberapa yang aku kenal. Sembari menemui teman yang ku kenali  sembari iseng mencari nama Shelina Putri dalam daftar absensi setiap kelasnya, dan kurasa aku cukup pintar karena berhasil aku menemukan data tersebut. Dari kelas "Tujuh D" Shelina Putri dengan nomor urut absen tiga puluh satu dari empat puluh dua orang siswa dalam satu kelasnya. Berhasil mengetahui itu aku tidak terburu-buru untuk langkah selanjutnya, sambil mencari cara aku tak menganggu proses pembelajaran ku sendiri.

never say goodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang