Pandangan Pertama

9 1 0
                                    

Sial, kesibukan ku mengalahkan semuanya, rasa ingin tahu dan rasa untuk mengenalnya lebih jauh. Semua itu harus berlalu karena kesibukan ku sendiri, kesibukan yang membuatku bosan ini menjadi alasan tersendiri untuk tidak bermain hati. Kepala ku terlalu terisi oleh hal-hal yang lebih baik aku lakukan.
Lalu waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa kini aku menduduki bangku kelas dua SMP, dan kelas ku masih saja sama, tiga tahun mendiami kelas "C" dengan orang-orangnya yang unik-unik.
Dan terjadi sesuatu yang tidak di sangka-sangka, beberapa saat setelah mengetahui nama Shelina Putri. Muncul satu perempuan yang saat aku lihat begitu saja aku langsung mencintainya, entah apa pikir ku saat itu dan begitu saja tanpa kompromi hatiku terpikat padanya. Sesuatu yang tidak biasa mendoktrin nalar ku, masih menjadi teka-teki dan satu hal yang tidak begitu aku sukai, sekali lagi hal itu membuat ku kesal.
Pertemuan itu terjadi saat aku memasuki kelas temanku yang berada tepat di sebelah kelasku sendiri. Saat waktu istirahat saat hampir seluruh siswa beramai-ramai menghabiskan uang jajannya dan diantara sebagian orang yang menghabiskan waktu untuk belajar atau sekedar berdialog antar individu lain, "individu" Sesuatu yang sangat biasa di dalam sekolah bahkan mungkin kita juga pernah melakukan hal tersebut.
Di sela lalu-lalang semua siswa, aku dan dua orang temanku Firman dan Astian, mereka berdua satu kelas hanya aku yang beda diantara itu. Kami memilih untuk berdiam di kelasnya sambil menunggu waktu istirahat habis sembari adu suara, kebetulan Astian mahir bermain gitar, Firman ia sendiri memiliki suara yang bagus dan aku sendiri, alakadarnya saja. Saat kaki kananku melangkah masuk melewati batas pintu, saat itu, saat sesuatu yang mendoktrin hatiku melalui kedua bola mataku terjadi. Seorang perempuan dengan makanan yang ia bawa dari rumah, dan sepasang bola mata yang tepat menatap ku, seketika waktu seperti berjalan sangat lambat, sangat sekali lambat. Kami bertatapan dan ia tersenyum, sementara aku merasa tersipu, melihat ke sekitar hanya aku sendiri yang berada didepannya, apa aku terlalu percaya diri, tapi jika bukan kepadaku lalu untuk siapa senyum simpulnya itu sementara dibelakang ku tak ada satu orang pun yang berada di sana kedua temanku juga sudah duduk enak di bangku pojok sebelah kanan. Tunggu! Apa dia mengidap sesuatu yang tidak biasa?
Lalu aku meluruskan pandangan ku ke arah kedua temanku sambil melanjutkan langkah kakiku, sepanjang jarak kurang lebih sepuluh meter dari bangku paling depan pikir ku sangat tidak karuan. Namun aku merasa senang entah kenapa, saat itu wajahnya selalu tersirat dalam bayang, kejadian itu selalu kuharap kan terulang.
Sebelum itu terdengar kabar bahwa di kelasnya tersebut kedatangan murid baru, lalu aku bertanya, "apakah perempuan itu murid baru yang seperti ku dengar seblumnya?" Namun kedua temanku menjawab bukan dia orangnya, lalu siapa lagi pikirku, di sela terkaan ku. Temanku Astian melanjutkan perkataannya "lagian siswa baru di kelas kita ini anak laki-laki bukan perempuan". Lalu aku kembali bertanya, " terus perempuan yang ada di sana itu siapa, sudah satu tahun aku baru saja melihatnya hari ini? "
Dan ternyata, dari penyataan kedua temanku "bahwa gadis itu memang terdaftar dari sekolah ini sejak dari awal pendaftarannya, memang orang lain yang tidak berada satu kelas dengannya atau orang-orang yang tidak memiliki hubungan saudaranya wajar jika merekah tidak tahu. Memang Indri orangnya tidak pernah meninggalkan kelas bahkan jika waktu istirahat tiba, orangnya juga pendiam tak seperti wanita kebanyakan jika ada hal penting saja atau ada urusan urgen saja baru ia keluar itu juga dengan raut wajah terpaksa".Pungkas kedua temanku.
Dari obrolan ku dengan mereka aku mendapatkan satu poin pertama, mereka menyebutkan nama perempuan itu walaupun tidak lengkap dengan nama belakangnya, Indri adalah nama yang mereka sebutkan, tentu saja itu adalah nama yang bagus permata yang di berikan oleh kedua orang tuanya.

never say goodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang