never say goodbye

Aku Selalu Percaya

Bahwa.
Menulis adalah salah satu cara terbaik untuk mengabadikan sebuah cerita. Sebab visual bisa saja buram. Maka aksara akan selalu bersuara memberi isyarat, akan selalu bernyawa untuk setiap kisah perjalanan. Kita...

Meski begitu. Aku tidak begitu mahir dalam menulis atau merangkai rangkaian kata seperti ini sebenarnya, namun tiada alasan untuk terlihat bagus dalam pandangan orang lain bukan, tak menuntut untuk diberi nilai. Lagi pula aku hanya merasa senang saja, menuangkan cerita dalam bentuk aksara seperti ini. Tentunya dengan kiasan yang ku punya sendiri.

Banyak sekali hal ku tuangkan dalam bentuk teks. Selain kekaguman terhadap Sang Pencipta. atas segala yang telah di curahkan-Nya kepada manusia, segala yang ada yang pernah tercipta di muka bumi ini.

Bercerita tentang alam semesta, keindahan tiada tara. Tak luput dari cerita cinta seorang manusia. Berpuisi ala pujangga. Menceritakan Nona juga termasuk konteks keindahan Tuhan jua, tergolong pada keindahan dunia dan seisinya.

Meski bukan lagi hak bagiku atas waktu yang Nona punya, sebab sekarang sudah menjadi kepunyaan orang lain, sudah terikat janji akhir hayat.
Namun mengagumi Nona dan mencintai dari kejauhan saja, di dalam hati saja. Bukan merupakan suatu kejahatan bagiku bukan'.

Bahkan tak pernah terlintas hitam dalam benakku tentang dirimu, walau hanya sekali, barang sekejap dalam lamunanku. Tidak pernah! Sungguh cinta yang tertanam sedari jauh adalah cinta kasih paling murni, kau tetap pujaan hati yang sangat aku hargai.

Meski terhimpit dinding realita.
Sampai nanti tuan putri sampai bertemu kembali.
Di suatu tempat atau di persimpangan jalan, aku selalu menunggu takdir baik yang Tuhan janjikan.

Seperti saat dimana kau menyapaku dulu, seketika melintas dalam transportasi umum. Oh, begitu lama sebelum itu terjadi. Kita memang belum sempat bertemu kembali setelah lulus sekolah.
Ah, Mungkin Nona rindu kepada ku. Sebegitu semangatnya melambaikan tangan dan meneriaki nama ku. Hehe

Salam,
Edwinprasetyo24