"Kenapa masih disini?"
Gadis itu tetap diam, entah sengaja atau memang tidak mendengar seruan dari sosok lelaki berambut legam, tangannya disibukkan dengan merangkai bunga liar yang sebelumnya telah ia kumpulkan.
"Petra, aku bicara kepadamu."
Hening, tak ada balasan atau reaksi berarti, membuat lelaki itu berdecak sebal. Tungkainya ia langkahkan dengan tegas, berhenti tepat di hadapan Petra dan tangannya terulur untuk mengacak rambut gadis Ral, sontak membuat Petra berteriak kaget.
"LEVI HEICHOU!"
Memutuskan untuk bergabung, Levi mendudukkan dirinya di rumput yang lembab, menatap tajam Petra yang nampak gugup dan gelagapan.
"Lekas istirahat, besok kita akan melakukan ekspedisi-57. Tentu aku tidak ingin anggotaku mati percuma hanya karena kelelahan dan kurang tidur, benar begitu Petra?"
Petra mengangguk singkat, tangannya terulur untuk memberikan rangkaian mahkota dari bunga liar yang ia rancang sedari tadi, empat diantaranya berwarna putih dan satu rangkaian berwarna kuning.
"Milik Heichou yang berwarna kuning! Lalu empat yang lain berwarna putih untukku, Oluo, Eld, dan Gunther." Senyum Petra mengembang, sangat cantik ketika sinar bulan tepat di atas gadis Ral itu.
"Aku berikan semua ke Heichou karena takut rusak kalau kusimpan sendiri. Besok setelah kita pulang dari ekspedisi mari rayakan dengan minum teh dan memakai hiasan ini di kepala masing-masing? Anggap saja, pesta minum teh di sekitar markas~"
Sudut bibir Levi terangkat, membentuk senyum tipis yang hampir tak kentara. "Tsk, kau ini, berapa usiamu? Kekanakan sekali. Tingkahmu mulai sama anehnya dengan Hange."
Meski begitu, Levi tetap menerima rangkaian mahkota bunga dari Petra, mengikatnya dengan rumput liar dan menaruhnya di pangkuan. Netranya kembali menatap sosok Petra yang nampak lebih indah dari biasanya, ini aneh, seakan Petra tengah dikelilingi oleh malaikat yang membawa sinar rembulan di sampingnya.
"Heichou, terimakasih, untuk segalanya." Tak menjawab, Levi hanya memandangi sosok Petra dengan seksama, perasaannya tiba-tiba kalut tanpa sebab, aneh. Dalam diamnya, Levi dengan seksama menyimak setiap celotehan yang keluar dari bibir Petra, seluruhnya.
"Besok, kita tidak tahu jumlah pasukan yang gugur ataupun selamat, namun aku tidak takut Heichou! Tidak pernah takut! Misi ini untuk kebaikan umat manusia, dan aku yakin meskipun aku gugur di luar sana, itu semua akan berguna, lalu aku resmi menjadi pahlawan. Aku tidak keberatan—"
"Aku keberatan, tetaplah hidup."
"—ya?"
"Tetaplah hidup Petra Ral, tidak boleh mati. Kau, Oluo, Eld, dan Gunther. Kalian adalah Levi Squad, apapun yang terjadi kalian harus tetap hidup, jangan mati. Kau mengerti Petra?"
Lagi-lagi Petra tersenyum teduh, tangannya meraih mahkota bunga berwarna kuning dan memasangkannya di atas kepala Levi, pun Levi tak menolaknya. "Heichou—"
"Tidak."
"Aku belum mengatakan apapun?"
"Tetap tidak, segeralah beristirahat. Kau terlalu lelah mengawasi Eren seharian, hingga bicaramu mulai tak masuk akal."
"Ah— tentang Eren. Aku berjanji akan melindungi bocah itu sekuat tenaga dan memastikan ia baik-baik saja, akan kupertaruhkan nyawaku untuk menjadi perisainya."
Levi tak banyak berkata, memilih memasangkan mahkota bunga berwarna putih pada Petra. "Aku percaya padamu, pada kalian." Levi merengkuh Petra ke pelukannya, pelukan hangat antar sahabat yang selama ini telah berjuang bersama menantang maut demi kebebasan umat manusia.
"Kami juga percaya padamu Heichou, selalu." Petra memejamkan matanya, membalas pelukan Levi sembari tersenyum lega. Entahlah, malam ini ia berubah menjadi lebih sensitif dan melankolis, takut dan gelisah yang tak pernah singgah di jiwanya tiba-tiba datang tanpa sebab, membuat si gadis Ral terbangun dari tidur dan memilih membuat rangkaian bunga ditemani cahaya rembulan.
"Berjanjilah untuk tetap dan selalu hidup." Anggukan samar Levi rasakan di bahunya, cukup untuk membuat Levi menghela napas lega. Pelukan diputus oleh Levi, beranjak dari duduk sembari menggenggam tiga rangkaian mahkota putih. Satu tangannya ia ulurkan untuk Petra, membantunya berdiri. Mereka berjalan bersisian hingga ke dalam markas.
"Heichou."
Petra melepas mahkota bunganya, mengembalikannya ke Levi. "Tolong simpanlah milikku ini, besok kita akan memakainya bersama-sama setelah pulang ekspedisi, ingat itu ya!"
Levi mengangguk malas, menerima mahkota itu dan dijadikannya satu dengan tiga yang lain. Dengan tatapannya ia memerintahkan Petra untuk segera beristirahat.
"Heichou—"
"Tidur sekarang Petra Ral."
"Dengarkan aku dulu! Aku, Petra Ral, berjanji akan selalu berada di sisi Heichou sampai kapanpun. Aku, Petra Ral, berjanji akan tetap hidup apapun yang terjadi." Kalimat terakhir sebelum Petra menghilang dari pandangannya, Levi tersenyum tipis, ya, semoga saja.
__________________________
Levi meletakkan tubuh Eren Jaeger yang bersimbah darah dan ludah dari Female Titan ke kereta kuda. Diiringi dengan teriakan Mikasa yang terus memanggil nama Eren. Pandangannya tajam menusuk sekitar, belum ada tanda-tanda Titan akan muncul di sekitar mereka dan ini merupakan waktu yang tepat untuk mencari anggota pasukan lain yang selamat ataupun telah gugur. Gagal total, misi mereka kali ini menghadapi kekalahan yang sangat menyedihkan. Female Titan dengan sengaja memancing puluhan Titan ke sayap kanan hingga formasi kacau berantakan, banyak anggota pasukan formasi sayap kanan gugur.
Menggunakan mesin Maneuver 3D, Levi dan beberapa Survey Corps kembali menjelajah hutan serta tempat sekitar dengan netra yang terus awas dan waspada.
Levi kembali ke tempat dimana rekan regunya tewas mengenaskan, seluruhnya. Oluo, Eld, Gunther, dan Petra. Setelah menemukan mereka, Levi membawa tubuh tanpa nyawa rekannya ke tempat Survey Corps berkumpul. Lalu kembali mencari pasukan gugur lainnya.
_________________
Markas, alam terbuka, alas, teko teh, beberapa gelas kosong, dan empat mahkota bunga putih.
"Selamat, atas kegagalan kita. Tsk."
Levi memandang langit malam, datar, tanpa ekspresi. "Kepercayaan, janji? omong kosong."
"YO! RIVAILLE!" Suara teriakan, sudah pasti milik Hange Zoe. Berdecak malas, Levi kembali mengikat kelima mahkota bunga dengan rumput kering, total abai dengan teriakan Hange yang memekakan telinga.
Levi beranjak menuju kandang kuda, naik ke kuda miliknya dan pergi entah kemana, ia hanya butuh ketenangan, untuk malam ini. Sendirian, seperti biasanya, seperti dahulu kala.
________________________
— End on 909 words.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Ending - Rivetra
Hayran KurguFirst upload on my Facebook roleplayer account : Levi Ackerman Second upload on my wattpad account @damaniarchieve DON'T YOU DARE TO PLAGIARIZE MY WORK NOR REPOST IT ANYWHERE. Cover credit : https://pin.it/1InRdD1 (8-tracks : Neighsinthenight - I Of...