bagian 8

11.9K 771 116
                                    

Keesokan paginya, di mana sang mentari belum menampakkan sinar yang indah yang mampu memukau setiap mata sang insan. Terdapat seorang pemuda yang masih asik mengarungi mimpi indahnya. Namun karena sang mentari mulai menampakan sinarnya ia pun merasa terganggu saat sinar hangat itu masuk melalui cela-cela jendela dan menyentuh kulit tipis dan lembutnya itu.

Ia pun perlahan membuka matanya, dia pun menduduki dirinya. Dilihatnya jam sudah menentukan pukul 5.30 pagi, dia pun beranjak ke kamar mandi untuk membasuh badannya, setelah beberapa menit ia pun selesai dan bersiap untuk membuat sarapan.

Ia pun berjalan menuju dapur dan ia pun mencari bahan makanan yang akan ia masak, namun sangat di sayangkan bahwa bahan makanan di rumahnya habis, dan ia juga tidak mempunyai uang untuk membeli bahan tersebut.

Dia hanya mampu menghela napas,akhirnya ia hanya memilih untuk meminum air putih agar dapat mengganjal perutnya yang keroncongan.

Setelah mengganjal perutnya, ia pun bangkit untuk membereskan rumahnya karena hari ini dia libur bekerja.

Dia pun mulai meberaihkan rumahnya serta membersihkan halaman depan rumahnya. Setelah selesai ia pun masuk kedalam dan mengistirahatkan badannya di sofa yang sudah usang dan tua.

Entah mengapa hari ini ia merasakan pusing yang kuat dan badannya merasakan mual, dia pun membaringkan badannya di sofa itu.

Selang berapa lama ia mengistirahatkan badannya, terdengar suara ketukan pintu yang kuat,

Tok tok tok!!

Ia pun terbangun karena suara ketukan yang keras, ia pun bangkit dan membukakan pintu itu walaupun ia berjalan dengan sempoyongan karena kepalanya yang terasa berat. Alangkah terkejutnya ia saat melihat bahwa yang mengetuk itu merupakan sang penagih hutang neneknya.

"Heh! Bocah kapan lo mau bayar hutang lo!!! " Sentak sang penagih tersebut.

" Maaf om Rei belum ada uangnya nanti jika ada uangnya Rei akan bayar hutang itu"ucap Rei dengan ketakutan. Ya pemuda itu adalah Rei. Tanpa mereka sadari gerak-gerik dan pembicaraan mereka dilihat oleh beberapa pasang mata.

"Gak usah banyak alasan, mana uang lo, sini kasi gue" Sentak sang penagih dan mampu membuat beberapa pasang mata itu mulai naik pitam.

"Beneran om Rei gak ada uangnya! " Ucap Rei tanpa sadar kalau dia sudah berbicara dengan nada naik 1 oktaf.

"Berani nya lo bentak gue?! Rasainni!! "

Bugh
Bugh
Bugh
Bugh

Empat tinjuan yang di dapati Rei di bagian muka dan badannya.

"Ampun om" Ucap Rei dengan nada lemah sungguh ia sudah tak mampu menahan badannya lagi.
"Apa lo kata ampun ni buat lo! "

Jleb
"Rei!!! " Teriak mereka yang sedari tadi melihat dan mendengar pembicaraan Rei dan sang penagih. Ya, mereka adalah lelaki keluarga Amston.

Mereka pun berlari menghampiri Rei yang sudah lemah tak berdaya di lantai rumahnya dengan darah yang terus mengalir. Para orang tua menghampiri Rei sedangkan para cucu langsung menghajar sang penagih.

Bugh
Bugh
Bugh
Bugh

Para cucu yang sudah tak mampu menahan amarahnya terutama regen yang sudah membabi buta menghajar penagih itu.

"Ini buat lo yang udah berani mengusik dan mengganggu keluarga AAmston!! Ucap Regen dengan nada penuh emosi, bagaimana tidak adik kecilnya yang dia sayang kini harus bertarung nyawa akibat luka tusukan itu.

" Bodyguard!!! Bawa dia ke tempat biasa jangan biarkan ia mati! "Ucap Regen dengan penuh emosi.

Sedangkan para orang tua mereka sedang menangani rei.

" Rei, sayang bertahan lah nak kita ke rumah sakit ya jangan kejam kan mata kamu, daddy mohon Rei bertahan lah."ucap daddy dengan air mata yang terus mengalir. Bagaimana tidak anak bungsu nya yang sangat dia sayangi, kini sedang bertarung nyawa di depannya.

"Bodyguard!!! Siapkan mobil" Ucap ayah yang sedang panik, khawatir, dan emosi karena berani-beraninya penagih hutang itu melukai keponakan tersayangnya.

Mereka pun beranjak dari sana dan segera pergi ke Amston hospital. Meraka mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh tanpa perduli berbagai macam umpatan yang keluar dari mulut pengendara lain, yang mereka pikirkak hanyalah Rei mereka sampai di rumah sakit dengan cepat agar dapat tertolong.

Sesampainya di rumah sakit, daddy langsung turun dari mobil sambil menggendong Rei.
"Cepat tolong putra saya!!! " Teriak daddy.
"Cepat atau saya pecat kalian semua!! " Teriak opa.

Dengan cepat dokter dan perawat datang sambil membawa brangkar, sungguh mereka takut dan gugup karena sang pemilik rumah sakit ini sedang marah dan sangat khawatir.

"Tolong letakkan dia di brangkar ini" Ucap sang dokter. Tanpa basa basi daddy langsung meletakan Rei di brangkar itu.

Dokter dan para perawat pun segera mendorong brangkar itu menuju ke ruang UGD, dan di ikuti oleh lelaki keluarga Amston.
"Maaf tuan anda tidak bisa masuk kedalam" Ucap perawat.

Setelah itu ia pun menutup pintu itu. Para lelaki keluarga Amston di luar ruangan hanya mampu teriak putus asa dah hanya mampu menangis dalam diam dengan pemikiran yang penuh tentang gimana keadaan Rei mereka.

"Dad, apa kau tak mau mengabari orang rumah? " Tanya Sang sepupu pertama Rei yang bernama Eren Zain Amston.

"Kau benar, daddy lupa untuk mengabari mereka" Ucap daddy dan segera mengambil benda pipih di dalam kantong celananya.

Drrt drrt drrt.

"Hallo sayang"

"Iya halo mas, ada apa mas? Mengapa suara mu bergetar seperti itu? " Tanya mommy.

"Sayang sekarang kau ke rumah sakit keluarga ya sayang, sama yang lainnya juga"

"Ada apamas?, siapa yang sakit? " Tanya mommy dengan khawatir.

"Sekarang kau kemari ya sayang, baby Rei yang sakit baby Rei sayang" Ucap daddy yang tak mampu menahan air matanya lagi.

"Bagaimana bisa?!!, baiklah aku akan kesana sama yang lainnya. " Ucap mommy dengan nada terkejut dan khwatir.

Tut tut.
Sambungan pun dimatikan sebelah pihak oleh mommy.

Setelah kurang lebih 15 meint kemudian, terdengar derap langkah yang menggemah di lantai rumah sakit. Lelaki Amston yang mendengar suara itu pun mengalihkan fokus mereka kepada sang pemilik langkah itu. Pemilik suara langkah itu merupakan anggota wanita keluarga Amston yang sedang panik saat mendapat kabar bahwa Rei mereka terluka.

"Mas apa yang terjadi mas? " Tanya mommy dengan khawatir dan tak lupa dengan cairan yang keluar dari mata indahnya.

Daddy yang melihat itu pun langsung membawa sang istri ke pelukannya, sungguh ia tak bisa melihat sang istri menangis.

"Mas mengapa kau diam saja?, apa yang sebenarnya terjadi? " Tanya mommy masih dengan is akan nya.

"Rei, dia di tikam oleh seorang penagih hutang" Ucap daddy dengan nada lemah, serta mata yang berkaca-kaca. Serta anggota wanita yang mendengar itupun terkejut dan juga ikut meneteskan air mata.

"Bagaimana bisa mas, putra kecilku di tikam orang, sekarang kondisi Rei bagaimana? " Tanya mommy

"Sekarang dia sedang di tangani dokter di UGD" Jawab daddy

Tak lama dari itu, terdengar suara pintu terbuka, dan perhatian keluarga Amston pun langsung tertuju pada pintu UGD. Keluar lah seorang dokter yang manangani Rei dan mereka semua pun mendekat ke arah dokter itu.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya? " Tanya mommy dengan nada penuh khawatir.

Dokter itupun menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan mommy.

"Maaf... "

Mohon maaf hanya bisa sampai di sini aja ya. Mohon di tunggu lanjutannya.

Mohon maaf kalau ada salah letak tanda bacanya atau pun ada tulisan yang salah.

Serta semoga kalian menyukai tulisan ini.

Jangan lupa komen dan votenya ya:)

ReyhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang