bagian 27 (sisi baik)

2.3K 147 36
                                    

Di pagi hari yang cerah dan indah, udara yang masih terasa asri dan segar, karena belum adanya kendaraan yang berlalu lalang. Terdapat seorang pria dengan postur tubuh tegap, rahang wajah yang tegas, serta mata yang tajam, dan ketampanan yang tidak diragukan lagi, sedang berdiri di depan cermin untuk bersiap kekantor yang dia punya.

Setelah selesai bersiap ia pun segera beranjak menuju meja makan untuk sarapan bersama sang kakak. Derap langkah yang mengalun dengan tegas berhasil mengalihkan perhatian seseorang yang sudah berada di meja makan.
"Pagi kak" Sapa Rei sambil menduduki dirinya di kursi samping sang kakak.
"Pagi juga Rei" Sapa Algar sembari tersenyum tipis dan menepuk pelan bahu tegap milik Rei.
"Kamu langsung ke kantor Rei habis ini? "
Rei yang merasa dirinya di tanya sang kakak pun menolehkan kepalanya untuk menatap sang kakak.
"Iya kak, Rei langsung ke kantor sehabis sarapan" Rei menjawab sang kakak dengan nada lembut namun raut wajah yang datar.

"Apa Riko sudah datang kak? " Rei menanyakan keberadaan sang sekretaris yang selalu bersamanya kepada sang kakak.
"Oh, sudah, dia ada di ruang tamu, sudah sekarang kita lanjutkan sarapannya" Pembicaraan kakak beradik tak sedarah pun selesai dan kini hanya diiringi dentingan sendok.

Selesai sarapan mereka pun berpamitan satu sama lain untuk pergi ke perusahaan yang mereka bangun. Rei pun memasuki mobil mewah yang biasa ia gunakan untuk pergi kekantor,yang biasa di supir oleh pak Jon, pria paruh baya yang setia bekerja dengan Rei.

Di perjalanan menuju kantornya, dari kejauhan Rei melihat seorang lelaki paruh bayah bersama dengan anak yang berusia sekitar 11 tahunan sedang membongkar tempat sampah. Rei yang melihat itu pun meminta kepada pak Jon untuk memberhentikan mobilnya.

"Berhentikan mobilnya pak Jon"
"Baik tuan" Pak Jon pun menuruti perintah yang diberikan oleh Rei.

Rei terus menerus memperhatikan apa yang dilakukan kedua orang tersebut. Hingga matanya menemukan jawabannya. Sang pria paruh baya itu sedang mencari sisa makan di tempat sampah untuk menahan rasa lapar anaknya. Jika ditanya apakah sang pria paruh baya itu tidak lapar, maka ia pasti akan menjawab ia tentu sangat lapar, namun ia akan melakukan apa saja agar anaknya tidak tersiksa dengan rasa laparnya, walaupun harus memberikan makanan yang dia temukan.

Rei menurunkan sedikit kaca mobilnya untuk mendengar percakapan antara ayah dan anak tersebut.

"Alhamdulillah nak, bapak menemukan roti utuh walaupun ada jamur sedikit di rotinya, namun itu masih bisa dibuang nak, kamu makanlah di bagian yang masih bagusnya, ini ambilah supaya rasa lapar mu berkurang" Sang ayah memberikan roti tersebut kepada anak lelakinya.

"Kita bagi aja ya pak, bapak pasti lapar juga, dari kemarin aku lihat  bapak belum makan" Bujuk sang anak, ia tahu jika bapaknya juga merasa lapar pada perutnya.

"Tidak nak, bapak tidak lapar kamu makanlah roti itu sampai habis" Sang bapak berucap sambil mengelus pelan dan penuh kasih sayang rambut sang anak, tak lupa senyuman yang tulus serta menenangkan dan tatapan mata yang penuh cinta.

Rei yang melihat interaksi anak dan ayah itu hanya mampu menahan rasa sesak di dadanya. Ada kekesalan dan kesedihan yang terasa didalam dirinya, seolah mengatakan berapa beruntungnya anak itu walau tidak hidup dengan keberlimpahan harta namun ia memiliki kasih sayang yang berlimpah dari orang tuanya, tidak seperti dirinya yang hidup dengan bergelimangan harta namun ia tak pernah merasakan hangatnya kasih sayang orang tua.

Rei menghela nafas pelan untuk mengurangi rasa sesak di dadanya. Tanpa ia sadari, sedari tadi Riko dan pak Jon melihat Rei yang memperhatikan interaksi antara ayah dan anak tersebut, mereka tahu apa yang di rasakan dan di pikirkan oleh bos dan tuan mereka. Mereka hanya mampu diam, tak bisa membantu tuan mereka keluar dari rasa sakit itu.

Rei menahan air mata yang siap meluncur dari matanya, dan ia memberi perintah dan tugas kepada Riko.
"Riko, tolong kamu carikan rumah yang pas untuk mereka dan juga bangunkan mereka usaha kecil yang bisa membantu mereka untuk mendapatkan uang supaya mereka bisa makan dan sang anak tolong kamu sekolahkan di sekolahan milik saya" Riko terkejut dengan penuturan Rei namun ia mempu menyembunyikan rasa terkejut yang ia rasa, berbeda dengan pak Jon yang seolah sudah tahu dan terbiasa melihat kebaikan dan bantuan yang diberikan oleh tuan mereka.

"Baik Pak, akan saya kerjakan" Riko pun kembali terdiam dan sibuk dengan pemikirannya. Namun terkadang ia melirik ke arah Rei yang masih melamun entah memikirkan apa.

Sedangkan pak Jon ia tersenyum sembari menyetir.
"Inilah dirimu yang sebenarnya tuan, Orang-orang memandang dirimu cuek, dingin, tidak berperasaan, namun semua pemikiran itu salah, mereka tidak tahu siapa sebenarnya dirimu tuan, dirimu baik, sering membantu orang tanpa ingin orang lain tahu kebaikan yang kamu lakukan, diri mu rapuh tuan namun engkau berhasil menyembunyikan itu semua dari paras mu yang tegas, semangat tuan, saya doakan tuan akan menemukan kebahagiaan tuan secepatnya " Pak Jon berucap di dalam hati sambil sesekali melirik Rei yang melamun.

Riko yang menyadari itupun tersenyum tipis.
"Lihatlah tuan karena luka dan rasa sakit yang telah engkau rasakan, engkau tidak ingin orang lain merasakan hal sama seperti yang dulu tuan rasakan, dirimu seperti malaikat hanya saja engkau berusahah menutupi itu semua dengan sikap tegas dan wajah datar mu tuan, izinkan saya menemani tuan hingga akhir" Riko pun tersenyum, Riko sering kali melihat kebaikan yang Rei lakukan hanya saja ia masih terkejut.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Sesampainya di perusahaannya Rei beserta dengan Riko pergi menuju ruangan Rei yang terdapat di lantai 18.
Tak ayal banyak pegawai yang takut dengan aura yang di keluarkan Rei.

Sesampainya di ruangannya Rei menanyakan ada jadwal apa pada hari ini.
"Apa ada jadwal meeting atau pertemuan pada hari ini Riko? " Tanya Rei sembari menatap Riko yang berdiri dihadapannya.
"Ada pak, pada pukul 9 kita ada meeting dengan beberapa perusahaan yang ingin bekerjasama dengan kita pak" Jawab Riko setelah melihat buku catatannya.

"Baik, kalau gitu kamu boleh keluar"
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi" Riko pun beranjak menuju ruangannya yang tepat di sebrang ruangan Rei. Namun perkataan Rei mampu membuatnya berhenti ketika hendak membuka pintu ruangan tersebut.

"Riko, terimakasih, terimakasih karena kamu sudah bekerja disini, terimakasih karena kamu selalu ada disaat saya butuh bantuan, saya harap kamu tidak mengecewakan dan menghianati saya Riko, saya sangat bersyukur kamu menjadi sekretaris saya, bertahanlah Riko walau kadang saya menyusahkan dirimu, maafkan saya"ucap Rei sambil memandang Riko yang ada di dekat pintu ruangannya.

Riko berbalik, menatap Rei dan tersenyum tulus.
"Sama-sama Pak, saya tidak akan pernah membuat bapak kecewa dan menghianati bapak, justru saya yang harus berterimakasih kepada bapak atas bantuan yang selalu bapak berikan kepada saya dan keluarga saya, terimakasih banyak pak, kalau begitu saya izin permisi pak" Riko pun memberikan rasa hormat kepada Rei dan berpamitan untuk ke ruangannya.

Inilah Rei, Orang-orang banyak yang tak pernah melihat sisi baik dari Rei, karena Rei selalu menyembunyikan kebaikan yang ia lakukan, baginya biarlah orang memandangnya seperti apa, yang ia tahu kebaikan yang ia lakukan cukup ia dan Tuhan yang tahu, jika pun ada orang yang tahu mana hanya orang terdekatnya yang bisa melihat itu.

Hallo semua, disini author mau minta maaf ya jika author lama up ceritanya, author juga minta maaf jika ceritanya kurang bagus dan feelnya kurang dapet, InsyaAllah kedepannya author akan perbaiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo semua, disini author mau minta maaf ya jika author lama up ceritanya, author juga minta maaf jika ceritanya kurang bagus dan feelnya kurang dapet, InsyaAllah kedepannya author akan perbaiki.

Sampai jumpa di part selanjutnya :)

Jangan lupa vote dan komennya ya:))))

Byeeeee byeee

ReyhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang