bagian7

12K 857 73
                                    

Di pagi hari yang indah dan damai. Sinar mentari yang menghangatkan kini sudah terbit untuk menerangi dan menghangatkan bumi. Suara kicauan burung dan berkokoknya ayam menambah kesan indah di pagi ini.

Di mansion keluarga Amston,kini sedang berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapan yang telah tersedia.
Hanya kesunyian dan keheningan yang ada di ruang makan itu, akhirnya sang tertua pun buka suara.

"Habis sarapan kita semua pergi ke ruang keluarga. " Ucap opa dengan nada tak terbantahkan.

"Baik opa/pah" Ucap mereka.

Mereka pun memakan sarapan mereka tanpa tanpa berbicara, hanya suara dentingan sendok dan piring yang menemani dan mengalun di telinga mereka. Setelah mereka selesai sarapan mereka pun pergi ke ruang keluarga.

"Ada apa papa menyuruh kami berkumpul disini? "Ucap ayah kepada opa.

" Baiklah, sekarang opa mau nanya kepadamu boy kenapa kau pulang tanpa memberi tahu kepada kami? "Tanya opa pada Regen cucu sulungnya.

" Aku di sini karena perusahaan ku yang ada di Indonesia mengalami penurunan karena ada yang berani korupsi, dan bisakah kalian katakan pada ku bagaimana kalian menemukan Rei? "Ucap Regen dengan nada dingin dan datarnya.

Mommy yang mendengar pertanyaan dari anak sulungnya pun menjawab mulai dari rei membantunya ketika di rampok,maid yang melihat rei dipasar, hingga mereka bertemu rei saat mereka menjemput Rafan.

Mereka yang mendengar itu pun terkejut, terutama para cucu. Mereka tak menyangka adik kecil mereka hidup sesakit dan sesusah itu. Karena cerita itu mereka pun merasakan rasa bersalah yang sangat dalam. Mereka berusaha menahan agar cairan bening tidak keluar dari mata mereka.

"Bagaimana kita pantau keseharian rei, bukankah maid bilang bahwa rei bekerja si pasar?" Saran dari daddy.

Mereka yang mendengar itupun membolakan mata mereka, mengapa mereka tak kepikiran, itu isi pikiran mereka.
"Aku setuju dad" Ucap Regen, dan mereka yang mendengar itupun langsung menganggukan kepala.

"Baiklah mari kita pergi sekarang, kalau kita kesiangan di sudah pergi dari sana" Ucap daddy dan langsung bergegas ke mobil. Serta di ikuti oleh para lelaki amston, para wanita dilarang untuk ikut dengan mereka.

Mereka pun sampai di pasar. Mereka pun menunngu pemuda yang mereka cari yang tak lain adalah Rei. Tak lama dari itu munculah orang yang mereka cari, dan mampu membuat perhatian mereka teralihkan kepadanya. Pemuda dengan wajah yang imut namun tampak lusuh yang tak mampu menenggelamkan kesan kemimutannya.

Mereka yang melihat itu pun tak mampu menahan secarik senyuman terbit di bibir mereka. Bagaimana tidak? , rei yang berwajah imut berjalan dengan penuh semangat dan dengan sedikit lompatan kecil, tak lupa senandung nada lagu yang ia keluarkan dari bibirnya, serta senyuman manis yang menemani nini yang bersenandung itu.

Mereka (lelaki Amston) yang melihat itu pun ikut tersenyum seolah terdapat magnet yang mampu menarik sudut bibir  mereka.

Tatapan penuh kerinduan dan penyesalan yang mereka berikan saat menatap Rei yang sedang berjalan sambil bersenandung itu.

Selang beberapa menit tatapan mereka berubah menjadi kesedihan dan penyesalan. Tatapan mereka berubah kalau mereka melihat adik/anak/cucu bungsu mereka bekerja sebagai tukang parkir di pasar itu, mereka tak menyangka baby mereka yang dulu mereka jaga dengan ketat dan memberikan keinginan apapun yang dia mau, kini di depan mereka sendiri dia sedang berjuang untuk melanjutkan hidup nya berusaha agar mendapatkan uang untuk makan, dan membeli kebutuhan hidupnya.

Pemandangan itu membuat cairan bening itu keluar tanpa permisi. Serta mampu membuat rasa penyesalan merek bertambah semakin banyak. Mereka semua menangis dalam diam agar tidak ada yang mengetahuinya walaupun sesama mereka.

Setalah 4 jam lama nya mereka memantau Rei yang sedang bekerja di pasar, mereka pun melihat Rei beranjak dari sana, mereka pun memutuskan untuk mengikuti nya.

Mereka pun mengikuti Rei yang berjalan entah kemana tujuannya. Lagi-lagi hati mereke rasakan sakit saat melihat Rei yang berjalan panas-panasan serta lamanya dia berjalan yang mampu memakan waktu 1jam. Tak hanya sampai di situ mereka pun di buat terkejut lagi saat mereka melihat Rei yang sampai di suatu rumah makan dan langsung bekerja.

Mereka menunggu didalam mobil dengan perasaan yang biasa di jelaskan. Mereka menunggu selama kurang lebih 45menit. Mereka melihat apa yang di lakukan Rei di sana.

Tak berselang lama salah satu karyawan rumah makan itupun keluar untuk membuang sampah. Rafan pun menurunkan kaca mobil dan memanggil karyawan tersebut, dan karyawan tersebut pun datang menghampiri mereka. Alangkah terkejutnya dia saat melihat anggota keluarga Amston memanggilnya.

"Hey, jam berapa karyawan disini pulang? " Tanya Rafan.
"Eh, kami disini memiliki dua sip yang pertama dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Sedangkan sip kedua dari jam 4 sore sampai jam 11 malam" Ucap karyawan tersebut.
"Oh begitu, kalau Rei pulang jam berapa? Tanya Rafan.
" Rei yang di maksud Reihan Samuel atau Reihan alfarizi? "Tanya karyawan tersebut.
" Reihan samuel "ucap Rafan dengan datar dan mampu membuat karyawan itu gugup dan bergidik ngeri.
" Re-rei pulang jam 11 malam karena dia ambil 2 sip"kata karyawan tersebut sambi Terbatah-batah karena gugup.

Keluarga Amston yang mendengar itupun terkejut dan marah, namun mereka bisa apa ini karena kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu.
Mereka pun memutuskan pergi dari sana setelah mengucapkan terimakasih pada karyawan tersebut.

Mereka pun memutuskan untuk mengikuti Rei setelah dia selesai bekerja.
Didalam perjalanan hanya ada keheningan karena mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing tentang sibungsu keluarga Amston yang dulu mereka usir tanpa mencari tahu kebenarannya.

Akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 11 malam yang dimana waktu yang di tunggu-tunggu oleh para lelaki Amston. Mereka pun kembali ke rumah makan itu untuk melihat apa yang dilakukan oleh sibungsu mereka.

Saat mereka sampai disana mereka melihat Rei yang sedang membereskan rumah makan bersama karyawan yang lainnya.

Setelah mereka menunggu kurang lebih 1jam, mereka melihat Rei keluar dengan wajah yang begitu lelah. Mereka yang melihat wajah lelah Rei pun merasakan sakit seakan di hantam oleh sebuah batu besar dan di tusuk ribuan mata pisau.

Mereka mengikuti Rei yang berjalan entah kemana. Setelah memakan waktu 1 setengah jam mereka mengikuti rei, akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah gubuk yang nampak tak layak di huni. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat Rei mereka masuk ke dalam  sana.

Setelah menunggu 2 jam mereka memutuskan bahwa Rei tinggl disana karena Rei tak keluar lagi. Hati mereka seakan tercabik-cabik. Mata mereka memanas saat melihat kondisi tempat tinggal Rei mereka.

"Maafkan kami Rei, karena kami kau hidup kesusahan dan penuh penderitaan, tunggulah kami kami akan berusaha untuk membawamu kembali walau kau tak menginginkannya" Batin mereka sambil menatap sendu gubuk itu.

Maaf jika disini ada kesalahan letak tanda bacanya, atau mungkin ada kesalahan mengetiknya. Maaf juga jika bagian ini kurang menarik.

Serta mohon divote dan komennya ya, dan tunggu lanjutan bagian selanjutnya.

Serta mohon maaf jika aku lama enggak up.

ReyhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang