bagian 12

8.8K 594 72
                                    

Pagi ini seorang pemuda masih tertidur dengan lelap di brangkarnya. Sinar mentari pun tak dapat membangunkan ia dari dunia mimpi yang sedang ia arungi. Dia tidur dengan damai, namun berbeda dengan anggota keluarga yang memandangi dia dengan pandangan sendu dan penuh akan kerinduan. Ya, mereka adalah rei dan anggota amston.

Rei yang masih berada di dalam mimpinya, berbeda dengan keluarga amston yang sudah bangun dan menatap si bungsu mereka dengan kerinduan.
Namun suara lenguhan rei membuat mereka tersadar dari lamunan mereka.

Eungh

Suara itu berhasil membuat sang mommy mendekat ke arah nya.
"Rei kamu sudah bangun nak? " Tanya sangat mommy.

Namun sang mommy tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan melainkan ia mendapatkan hal yang tidak ia harapkan. Hatinya sakit saat melihat anak yang dulunya manja sekarang berubah menjadi anak yang cuek dan pendiam. Ya, Rei hanya diam tanpa ada keinginan menjawab pertanyaan dari sang mommy.

"Rei kamu minum dulu ya, habis itu baru makan" Kata mommy
Rei  hanya menganggukan kepala kepada sang mommy. Ia tak bisa menolak karena itu sudah kebiasaannya setiap dia bangun tidur pasti ia meminum air putih.

Daddy yang melihat anggukan Rei pun mendekat dengan niat ingin membantu namun kata yang di keluarkan rei membuat langkahnya terhenti.

"Saya bisa sendiri" Kata yang keluar dari mulut rei, rei mengatakannya dengan nada lembut. Namun kata yang terdiri dari tiga kata itu berhasil membuat hati sangat daddy sakit. Sang daddy menatap rindu kepada anak bungsunya ini.

"Kini putra kecilku telah berubah, putra kecilku bukan anak yang manja lagi, kini ia telah menjadi anak yang pendiam, sungguh daddy merindukan mu nak. Daddy sungguh merindukan kamu yang manja dengan daddy ketika kamu sakit sayang. Apakah suatu saat akan terulang lagi masa dimana engkau manja dengan daddy mu ini. Daddy berharap agar daddy bisa memelukmu lagi dan daddy berharap agar sifat manja mu kembali sayang"
Pikiran daddy sambil memandang sendu Rei.

Daddy yang merasa air mata nya akan menetes pun segera beranjak dari ruangan itu dan pergi keluar untuk menenangkan dirinya. Para anggota yang melihat itupun semakin sakit hatinya, daddy mereka yang biasanya terlihat tegar dan kuat, kini rapuh karena merindukan seseorang yang notabennya merupakan putra kecilnya.

Rei yang melihat daddy nya keluar ruangan dengan raut wajah yang penuh kesedihan pun hanya mampu mengucap maaf dalam hati.
"Maaf kan putra kecilmu ini daddy. Apakah aku masih pantas memanggilmu dengan sebutan daddy, apakah aku masih pantas menjadi putra kecilmu. Aku merindukan saat dimana aku manja dengan mu ketika sedang sakit. Aku ingin kita kembali seperti dulu dad, tapi maaf hati ini masih sakit akan perlakuan mu dulu. Bersabarlah dad hingga waktu yang kau inginkan mungkin nanti akan tiba. "

Rei memandang pintu yang mulai tertutup itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kapan saya akan keluar dari sini" Tanya Rei entah dengan siapa.

Opa yang mendengar pertanyaan dari sang cucu pun menjawab.
"Lusa kamu sudah keluar baby" Jawab opa dengan nada lirih diakhir ketika ia menyebutkan kata baby, sungguh tak bisa ia bohongi bahwa ia sangat merindukan cucu kecil nya ini. Tapi kini keadaan tak mendukung ia untuk memeluk sang cucu kecilnya itu.

Rei yang mendengar jawaban opanya pun kembali bertanya.
"Apa tidak bisa saya pulang sekarang, sungguh saya harus pulang" Tanya Rei kembali.
"Nanti kita coba tanyakan kembali kepada dokter nya. " Jawab opa.

Ceklek

Suara pintu itu mengalihkan perhatian manusia yang ada di dalam ruangan tersebut. Terlihatlah seorang laki-laki dengan menggunakan jas putihnya.
"Maaf mengganggu waktu kalian, saya disini ingin memeriksa perkembangan Rei" Ucap sang dokter. Keluarga yang memandang itu pun hanya menganggukan kepala.

Dokter yang melihat anggukan itupun mendekat kearah Rei dan memeriksanya.
"Dokter, kapan saya boleh keluar dari sini, apakah boleh saya keluar hari ini" Tanya Rei. Sang dokter yang mendengar pertanyaan itupun tersenyum.

"Iya, kamu boleh keluar hari ini, karena badan mu sudah membaik, namun ingat kata dokter obat dan vitamin mu jangan lupa di minum" Kata dokter.

"Apakah obat dan vitamin Rei mahal dokter?, Rei tidak ada uang untuk membeli obat yang mahal" Ucap Rei dengan wajah sendu kepada dokter.

Anggota keluarga yang mendengar tuturan dari Rei pun merasakan sakit dan sesak di dada mereka.

"Tidak sayang obat nya tidak mahal, malahan Rei tidak perlu membayar obat itu karena obat itu merupakan obat yang dikasih dari pihak rumah sakit" Jawab dokter dengan tersenyum.

Rei yang mendengar itupun tersenyum tipis.
"Terimakasih dokter" Jawab Rei dengan tulus.
"Iya sama-sama" Ucap dokter dan setelah itu sang dokter pun berpamitan kepada keluarga, setelah mendapatkan jawaban dari keluarga Amston barulah ia keluar dari ruangan Rei.

Rei pun kembali berbaring karena infus yang dia gunakan belum habis, dia tau dia harus menunggu infus yang dia pakai hingga habis. Namun karena dia merasa bosan ia pun kembali menutup mata dan tertidur.

Para anggota yang melihat itu pun hanya mampu berucap dalam hati.
"Maafkan kesalahan kami dulu sayang, kambalilah kepada kami, kami sunggu sangat merindukan mu. Kami sungguh khawatir kepadamu, maafkan kami yang telah membuat kau merasakan bagaimana kejamnya dunia, maafkan kami karena membuat kulitmu merasakan sakitnya akan perjuangan untuk hidup, maafkan kami mebuat perutmu merasakan bagaimana kelaparan, maafkan kami membuat hidup yang kau inginkan dulu hancur. Maafkan kami karena kami impianmu hancur, dan maafkan kami karena kami telah membuat masa kecilmu hilang, maaf kan kami dan kami mohon kepadamu berbahagialah dan kembalilah kepada kami, walau tidak sekarang" Batin anggota kelurga

Mohon maaf untuk cerita di partai ini hanya bisa sampai di sini saja. Serta author ingin meminta maaf karena author sudah lama engga update dikarenakan tugas kampus. Serta author juga mau minta maaf buat kalian yang sudah menunggu kelanjutan dari cerita ini.
Serta jangan lupa vote dan komennya ya:)

Sampai jumpa di partai selanjutnya:)

ReyhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang