bagian 6

13.2K 829 66
                                    

"Abang..."

Betapa terkejutnya Raka saat melihat abang sulungnya yang berada di belakangnya, bukankah abangnya sedang berada di Jepang dan mengapa sudah kembali tanpa bilang kepada keluarga nya.

"Ngapain kamu disini ditengah jalan sambil menangis" Tanya Regen dengan nada dingin.

"Rei bang,Rei sudah ketemu, tapi dia pergi meninggalkan kami" Ucap Raka dan lagi-lagi air matanya menetes tanpa izin.

Regen yang mendengar ketika nama Rei disebut pun langsung menatap Raka dengan intens, dan berapa terkejutnya dia saat Raka bilang bahwa adik kecilnya telah ketemu dan pergi meninggalkan nya.

"Kami? " Tanya Regen dengan satu alisnya terangkat seolah meminta penjelasan.

"Kita semua ada di sini bang kecuali keluarga ayah, kami disini ingin menjemput Rafan  yang pingsan karena mabuk, pada saat kami sampai di mansion Ragita mendapatkan telpon dari seseorang, dia mengatakan bahwa Rafan pingsan karena mabuk, Ragita pun langsung bilang ke yang lain, kami pun langsung bergegas karena kami takut Rafan kenapa-napa, tapi alangkah terkejutnya kami saat melihat orang yang membantu dan menelpon kami adalah Rei bang. Aku sungguh tak kuat saat melihat kondisi baby yang sekarang bang,pipi gembul nya sudah hilang, badannya yang lusuh dan juga kurus, pakaiannya yang dia gunakan usang, dan sendalnya yang sangat tak layak di gunakan, Raka enggak kuat bang melihat baby seperti ini, ini semua karena kesalahan ku dulu yang tak percaya pada nya"ucap Raka dengan isak tangis ia pun luruh ke lantai karena tak kuat menopang tubuhnya.

Regen yang mendengar itupun matanya berkaca-kaca bahkan tanpa ia sadaribair matanya menetes. Hatinya sakit saat mendengar kondisi adik kecilnya yang sekarang ini semua akibat kesalahan nya yang tak percaya pada adik kecilnya sungguh ia sangat ingin adik kecilnya kembali.
"Maafkan abang baby, maafkan abang karena dulu abang tak percaya padamu, abang malah percaya kepada wanita ular itu, maafkan abang dan kembalilah ke abang baby, sungguh abang merindukan pelukan dan ocehan mu baby, abang tidur mememlukmu, abang rindu tidur dengan mu, abang rindu dengan rewelan dan ocehan mu, abang juga rindu akan sifat manjamu baby, apakah abang masih bisa merasakan itu lagi?, atau mungkin abang tak akan pernah merasakannya lagi, maaf kan abangmu yang bodoh ini baby"batin Regen dan tanpa permisi air matanya mengalir deras karena ia sangat ingin adik kecilnya kembali.

Regen pun membantu Raka untuk berdiri.
"Ayo berdiri, kita ke mereka" Ucap Regen dengan nada datar, walaupun dia dingin tapi dia sungguh menyayangi adik-adiknya. Apalagi ia saat ini melihat kondisi Raka yang sangat acak-acakan dia pun tak tega melihatnya. Dia pun membawa Raka ke mobilnya dan menyuruh Raka untuk mengatakan di mana lokasi anggota keluarga yang lain.

Regen dan Raka pun sampai di tempat anggota keluarga yang lain, mereka berada di dalam mobil mereka. Regen dan Raka pun keluar, mereka yang melihat itu pun terkejut, kenapa anak sulung mereka ada disini kapan ia kembali?, dan mengapa Raka bisa bersama dengan si sulung? Dan di mana Rei yang di kejar raka?, itulah yang ada di pikiran mereka.

"Regen sayang kapan kamu kembali kak? " Tanya mommy dengan mata yang masih merah dan bengkak karena habis menangis.
"Baru saja" Ucap Regen dengan singkat.keluarga yang mendengar itupun hanya menghela nafas mereka kerena mereka sudah paham dengan sifat Regen,dia berubah semenjak kebenaran tentang kejadian itu sudah terungkap. Dia berubah menjadi dingin dan kejam.
"Baiklah lebih baik kita pulang ke mansion" Ucap daddy. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan Raka masuk ke dalam mobil keluarga sedang kan Regen dia menggunakan mobilnya sendiri.

Sedangkan di tempat lain.

Rei yang sudah sampai di rumah nya pun segera membersihkan diri. Setelah ia selesai mandi dia menggunakan baju tidurnya, dia pun berbaring di kasurnya sambil melihat ke jendela di mana disana terdapat rembulan yang indah dengan cahaya yang mampu menghangatkan mata, serta ribuan bintang yang bersinar dengan indah.
Mata Rei kembali memanas saat mengingat kejadian tadi.

"Tuhan apa yang harus Rei lakukan. Haruskah Rei kembali kepada mereka?, tapi Rei takut Tuhan Rei takut jika kejadian dulu terulang lagi. Tapi Rei juga merindukan mereka tuhan Rei merindukan pelukan dan usapan hangat mereka Tuhan. Tuhan jangan buat mereka bersedih akan penyesalan itu, buatlah  mereka lupa akan kejadian itu, biarkan aku yang disini menderita jangan mereka tuhan. "Ucap Rei dengan tulus dan air matanya yang mengalir deras.

" Rembulan bisakah aku hidup seperti hujan? Bisakah aku hidup seperti hujan walaupun ia di benci banyak orang namun ia tetap menyirami bumi ini agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik, dan bisakah aku seperti hujan yang mendapatkan kasih sayang yang tulus dari orang yang menyukai dan menyayanginya.
Bisakah suatu saat aku bahgia " Ucap
Tanpa ia sadari matanya pun tertutup perlahan dan menuju ke alam mimpi.

"Rei tunggu sebentar lagi Abang akan menjemput mu dan kita akan kembali seperti dulu lagi" Batin seseorang yang sedang foto Rei di hpnya.

Maaf ya bagian ini smpai disni dulu.
Silahkan tunggu lanjutannya.
Maaf jika kurang bagus dan menarik.

Terimakasih atas vote dan dukungan yang telah kalian berikan..

Semoga kalian menyukai bagian ini.

ReyhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang