"Seola? Ada apa?"
Pria paruh baya dengan pakaian formal yang kerap disapa dengan Tn. Cheon itu datang dari ruang kerjanya, melangkah keruang tamu mendekati wanita yang menjadi pemuasnya. Pria itu memandang kearah tangga dimana sang putri tengah melangkah disana.
"Yeeun? Apa dia baru saja pulang?" tanya pria itu pada sang wanita yang juga masih memperhatikan Yeeun.
"Ah i-iya" gugup wanita itu baru menyadari keberadaan sang tuan.
"Dia melakukan sesuatu padamu?" tanya pria itu cemas dengan gerak-gerik wanita didepannya
"Tidak.." jawab wanita itu menggeleng cepat
"Jika dia melakukan sesuatu padamu, laporkan pada saya. Saya tidak akan membiarkan dia menyakitimu" ujar pria itu berusaha membuat sang wanita nyaman dengan meyakinkannya.
"B-baik" jawab wanita itu singkat dengan menyunggingkan senyuman palsu.
"Ah iya, maaf sebelumnya saya tak bisa mengantarmu pulang, saya akan meminta supir pribadi saya untuk mengantarmu" ujar pria paruh baya tersebut seraya memegang kedua sisi bahu sang wanita dengan kedua tangannya.
"Iya tidak masalah, kalau begitu saya pulang sekarang" jawab wanita itu.
"Hm, hati-hati"
Seola, wanita itu pulang bersama supir pribadi tn. Cheon. Ancaman Yeeun tadi benar-benar mengusik benaknya. Mengingat dirinya hanya memiliki kakaknya seorang, satu-satunya keluarga yang harus dipertahankannya. Tak ada lagi sanak keluarga selain sang kakak seorang.
Kakaknya yang sudah menggantikan posisi ibunya sedari SD hingga kini pun masih membiayai hidupnya. Dua bersaudara itu kehilangan orang tua mereka kala mereka masih sangat membutuhkan keduanya.
Seola, wanita itu masih belum sepenuhnya percaya dengan perkataan Yeeun tadi, dia berniat menelpon sang kakak setelah sampai dirumah untuk memastikan hal itu.
**
Pria yang masih berdiri mematung itu kini dengan cepat menjauhkan tubuhnya dari jangkauan tangan sang istri yang hendak meraih jasnya.
"J-jangan. Aku.. Aku merasa dingin" ujar pria itu dengan memberi alasan.
Hyerim menatap khawatir sang suami yang kini berdiri dengan jarak yang cukup terasa jauh darinya. Wanita itu baru menyadari raut yang tampil pada wajah sang suami. Dia melangkah mendekati pria itu, menempelkan telapak tangannya pada dahi dan pipi wajah tampan yang sedikit basah itu.
"Kau sakit? Kau tampak lelah sekali.." cemas wanita itu setelah merasakan keringat dingin sang suami.
"Tidak. Ah- aku akan membersihkan diriku, masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan" ujar pria itu berusaha menampilkan raut 'baik-baik saja' pada sang istri yang tampak cemas.
"Tapi kau-"
"Oh iya, malam ini aku akan tidur diruang kerjaku" ujar pria itu memotong kalimat yang hendak dilontarkan sang istri.
"Huft baiklah, kau selalu saja mengutamakan pekerjaan. Tolong jangan paksakan dirimu jika kau lelah, aku tak ingin kau jatuh sakit" ujar sang wanita memberikan nasehat.
"Aku akan buatkan teh hangat dan kudapan untukmu" ujar wanita itu lagi.
Pria itu mengangguk, mengusap lembut surai hitam sang istri seraya menyunggingkan senyum tipis nan manis. Kedua insan itu kemudian berjalan berdampingan menaiki tangga. Sang pria menuju kekamarnya semenyara sang wanita keruang kerja pria itu untuk meletakkan tas koper sang suami setelahnya pergi kedapur untuk membuatkan teh dan kudapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imitation
RomanceCheon Yeeun, seorang gadis yang rapuh karena peristiwa diluar dugaan yang menimpa keluarganya. Gadis yang terkenal dengan latar kelas atas itu seakan kehilangan jati dirinya setelah menangkap basah sang ayah yang berselingkuh dengan teman baiknya, t...