"Sayang" panggil wanita itu (The Victim)

39 5 0
                                    

"Sayang" panggil wanita itu terdengar lembut ditelinga sang suami.

"Hmm?"

Pasangan suami istri itu saling menatap satu sama lain diatas tempat tidur. Taehyung yang duduk bersandar pada headboard kini menatap wajah sang istri yang tengah memeluknya manja, diusapnya lembut punggung wanita yang begitu dicintainya itu.

"Ada apa hm?" tanya pria itu terkesan lembut.

"Aku besok mau kerumah sakit, mau periksa. Aku merasa sedikit sesak tadi"

Mendengarnya, Taehyung melepaskan pelukan wanita itu kemudian memegang kedua bahu sang wanita seraya menatap dengan penuh rasa khawatir.

"Apa penyakit asmamu kambuh?"

"Akhir-akhir ini kau jadi sering terjaga karena menungguku"

Pria itu dengan cemasnya menatap sang istri, hatinya gelisah juga merasa bersalah.

"Ssshht tidak! Aku hanya merasa agak sesak saja. Sungguh, aku baik-baik saja. Lagian sudah lama kan tidak kambuh" ujar Hyerim berusaha meredam kegelisahan sang suami.

"Terus kau menanti supaya kambuh?" tanya pria itu dengan raut marahnya yang tampil tipis pada wajah tampan rupawan tersebut.

"Ahh bukan begitu.. Intinya aku hanya merasa tidak enak badan"

Wanita itu terus berusaha membuat sang suami tenang dengan berbagai alasan ringan, dia tentu tak ingin pria itu terlalu mencemaskannya.

"Tapi aku besok sibuk dikantor, aku ada meeting besok pagi. Mungkin siang bisa-"

"Atau mungkin kau bisa mengajak eomma" Ujar pria itu.

"Tidak tidak. Mana mungkin aku mengajak eomma lalu meninggalkan kakek sendirian dirumah bersama para pembantu"

"Aku bisa sendiri, aku kesana diantar supir. Jangan terlalu mencemaskanku, aku ini sudah dewasa sudah bisa menjaga diriku sendiri" lagi-lagi wanita itu berusaha meyakinkan sang suami.

"Huft baiklah. Hati-hati, apapun yang dikatakan dokter nanti katakan padaku. Jangan ada yang disembunyikan" ujar pria itu seraya menyimpan rasa takut dalam lubuk hatinya.

"Oh jadi itu yang kamu takutkan? Memangnya aku pernah menyembunyikan sesuatu darimu hmm?"

Kalimat terakhir yang diucapkan wanita itu membuat hati Taehyung serasa tersayat. Benaknya sekilas terbesit akan sesuatu yang disembunyikannya dari sang istri. Perasaan bersalah pun kembali menguasai dirinya.

Melihat perubahan ekspresi Taehyung yang menurutnya lucu, Hyerim tersenyum kemudian tertawa kecil. Menampakkan lesung pipit yang membuat sang suami gemas hingga mencubit pipinya

"Awhh" rintih wanita itu yang semakin membuat sang suami gemas akan dirinya

"Iih" wanita itu menepis tangan Taehyung dari pipinya.

"Lucu"

Taehyung tersenyum gemas, begitu juga wanita itu yang tadinya kesakitan kini ikut tertawa lalu kembali memeluk manja tubuh sang suami

Drrrttt

Getar handphone yang masih diletakkan sang empu disamping bantal itu terdengar ditelinga kedua insan yang tengah bermesraan.

Taehyung dengan segera mengambil handphone tersebut, menampilkan notifikasi yang menandakan adanya pesan masuk.

"Ch-Cheon" gumamnya pelan

"Siapa?" tanya sang istri seraya hendak meraih handphone yang dipegangnya.

"Eoh"

Taehyung memalingkan handphone tersebut dari Hyerim, mematikannya kemudian melemparnya pelan keatas nakas yang berada tepat disamping tempat tidurnya.

"Hm? Siapa? Mengapa dilempar?" tanya wanita itu semakin penasaran dikarenakan tindakan yang diambil sang pria.

"Ah pesan dari nomor tak dikenal, tidak penting"

"Bisa saja itu client-"

"Bukan. Sudah ayo tidur"

Pria itu memotong kalimat sang istri, menarik selimut lalu merebahkan tubuhnya dan tubuh sang istri yang masih memeluknya.

Taehyung memejamkan mata menghadap langit-langit kamar sementara Hyerim yang masih memeluk sang suami malah memandangi wajah tampan suaminya seraya terus tersenyum.

"Apa lagi hm? Ayo tidur, aku tak akan bisa tidur jika kau terus memandangku" pria itu sadar dengan apa yang dilakukan sang istri.

"Ish. Ini masih belum jam sembilan, mengapa-"

Taehyung berbalik membuat wanita itu seketika menghentikan kalimatnya. Dia memeluknya, mengecup bibirnya, kemudian mengusap lembut surai hitam sang istri membuat wanita itu menyunggingkan raut senang.

"Mengapa harus menunggu larut? Sudah tak ada yang kau tunggu kan? Aku sudah disini" ujar pria itu membuat sang wanita melebarkan senyumannya

"Lain kali jika aku pulang telat, kau tidur saja. Jangan menungguku" pesan pria itu pada sang istri

"Aku tak akan melakukannya, seorang istri sudah semestinya menunggu suaminya. Walau.."

Mengingat kehidupan yang selama ini dijalaninya, Hyerim tak kuasa melanjutkan kalimatnya. Taehyung yang paham akan hal itu, berusaha mendamaikan hati dan suasana.

"Kau adalah orang yang sangat berharga dihidupku, aku tidak ingin mendengar hal buruk tentangmu, atau bahkan pergi darimu"

"Jadi jangan berpikiran hal buruk apapun tentang dirimu. Kau adalah segalanya utnukku"

"Sudah. Jangan pikirkan apapun lagi, ayo tidur"

Taehyung mendekatkan kepala wanita itu kedalam dekapannya, didadanya. Dia terus mengusap punggung dan rambut wanitanya hingga wanita itu benar-benar tertidur.

--

Tidak mendapat respon dari pria itu sedari kemarin hingga hari menjelang siang, Yeeun kehabisan kesabaran. Dia memutuskan untuk mendatangi kantor sang pria yang terlibat dengannya sepulang kuliah.

Sementara pria itu, Kim Taehyung baru saja menyelesaikan meeting ditemani oleh asistennya memasuki ruang kerja pribadinya.

Pria itu melepas jas hitamnya menyisakan kemeja hitam dengan kancing bagian atasnya terbuka, memperlihatkan bagian atas dada mulus miliknya. Pria itu duduk bersandar pada kursi kebesarannya, dengan rasa penat yang diakibatkan meeting berjam-jam.

"Pak mau saya ambilkan minuman?"

Pria yang kerap disapa tn. Ahn merupakan asisten pribadi Taehyung, menawarkan minuman pada atasan yang begitu dihormatinya.

"Boleh, bawakan saya minuman segar"

"Baik"

Dengan izin atasannya, pria itu keluar untuk mengambilkan minuman yang dipesan oleh sang tuan.

Beberapa menit berlalu, pintu yang tadinya tertutup rapat itu terbuka. Terdengar suara derap langkah mendekat dan berhenti tepat didepan meja kerja miliknya. Taehyung yang sebelumnya duduk bersandar seraya menutup mata, perlahan membenarkan duduknya seraya mengerjapkan kedua maniknya.

"Taruh minumannya dimeja saya" perintah pria itu sebelum mengalihkan pandangannya.

ImitationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang