"Pak, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda"
Pria dengan pakaian formal yang tengah disibukkan dengan laptop dan beberapa dokumen disampingnya itu kini meneguk minumannya sembari mendengarkan penuturan pria dengan pakaian serupa (formal) yang berdiri didepan mejanya.
"Sudah buat jadwal?" tanya pria itu tetap fokus pada laptop, tanpa melirik lawan bicaranya.
"Belum"
"Belum? Siapa memang?" tanyanya lagi dengan posisi yang masih sama
"Namanya Cheon Yeeun"
Begitu mendengarnya pria itu menghentikan aktivitas jemarinya pada keyboard laptop dan pandangannya kini nampak kosong.
"Persilakan masuk" perintah pria itu pada bawahannya.
"Baik"
Pria yang merupakan asisten pribadi pemilik kantor itu keluar untuk mempersilahkan sang gadis yang duduk dikursi tunggu depan ruangan itu untuk masuk.
"Permisi"
Pria itu seketika memutar kursi yang didudukinya menghadap pada gadis yang tengah berdiri didepannya. Tatapan mereka bertemu, tatapan tajam pria itu dibalas dengan tatapan datar milik sang gadis
"Silakan duduk, Nona Cheon Yeeun.. Ada urusan apa menemui saya kemari?" tanya pria itu dengan nada layaknya menemui client.
"Maaf mengganggu waktunya, saya hanya ingin bertanya apakah anda, tuan Kim berada di Madieburck's Bar semalam?" tanya gadis itu langsung pada intinya
"Bar? Saya tidak pergi ke bar manapun" jawab pria itu singkat membuat emosi gadis itu tersulut.
"Lalu siapa yang membawa saya ke hotel itu? Petugas resepsionis bilang jika kamar hotel itu disewa atas nama anda, tuan Kim Taehyung"
Pria itu tertawa remeh, dia mengisyaratkan asisten pribadi yang berdiri dibelakang gadis itu untuk menjelaskan apa yang dimaksudnya pada sang gadis. Pria yang merupakan asistennya itu kini berdiri disamping tepian mejanya, menghadap gadis yang tengah terduduk itu.
"Diluar sana banyak sekali orang yang memalsukan identitas untuk melangsungkan tindakan ilegal. Bisa saja itu ulah orang lain yang mengaku sebagai tuan Kim. Anda tak bisa langsung menuduh atasan saya tanpa bukti nona" tutur pria yang merupakan asisten dari Kim Taehyung tersebut.
"T-tapi bukankah memesan kamar hotel perlu-" sanggah gadis itu yang langsung ditimpali oleh sang pria yang layaknya profesional menjalankan tugasnya untuk melindungi sang tuan.
"Mereka dapat dengan mudah meretas data kami dan membuat identitas yang mirip seperti kami. Sudah banyak ditemui kasus seperti itu diluar sana, anda perlu mengumpulkan banyak bukti jika ingin membuat prasangka" tutur pria itu
"Apa anda bertanya ciri-ciri orang itu pada petugas resepsionis?" tanya pria itu lagi bagai menyerang sang gadis
"T-tidak" jawab gadis itu ragu
"Maka anda tak punya bukti. Anda tak bisa berprasangka apalagi menuduh tuan Kim mengenai hal itu" ujar pria itu yang terkesan mengancam
"Lalu siapa.." gumam gadis itu dengan raut bingung yang tampil pada paras cantiknya.
"Apa anda benar-benar tidak pergi ke bar semalam?" gadis itu memberanikan diri untuk bertanya sekali lagi karena dirinya kini benar-benar bingung
"Nona, anda bersikap tidak sopan! Disini terdapat banyak kamera pengintai, kami bisa melaporkan tindakan anda!" ancam pria yang merupakan asisten sekaligus juru bicara itu lagi.
"Ck. Baiklah, terimakasih"
Yeeun pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan kesal. Kesal karena tak mendapat jawaban yang diinginkan juga karena terus disudutkan. Gadis itu tak tahu harus melakukan apa, kini dirinya benar-benar bingung siapakah orang yang membawanya ke hotel juga meninggalkan tanda merah itu dilehernya.
Yeeun memilih untuk pulang, memikirkan hal yang menyangkut harga dirinya ini dengan kepala dingin dirumah seraya mencari cara agar menemukan petunjuk. Namun sama seperti semalam, hari ini pun Yeeun kembali disuguhi pemandangan yang tak pantas untuk disaksikan tepat didepan matanya.Dia lagi-lagi menyaksikan sang ayah tengah berselingkuh dengan teman kuliahnya.
Jung Seola, yang tak lama ini mendekati Yeeun untuk menjalin pertemanan dengannya. Baru sekitar dua minggu mereka berteman, dia sering kali datang kerumah Yeeun untuk bekerja sama menyelesaikan beberapa tugas event kampus yang diikuti mereka.
Tak ada yang menyadari jika Seola dan ayah dari gadis yang menjadi teman baiknya itu, Cheon Jae Il tengah menjalin hubungan asmara. Yeeun baru mengetahuinya semalam, lantas apakah ada yang mengetahui hubungan itu sebelum Yeeun? Ataukah itu penyebab sang Eomma terbaring dengan kondisi koma hingga saat ini?
Kali ini tak seperti kemarin dimana Yeeun langsung pergi dari rumah setelah menyaksikannya, kini gadis itu mendekat meraih bahu Seola yang sedang bercumbu dengan sang ayah diruang tamu kemudian menampar keras pipi gadis itu. Tunggu, apakah dia bisa disebut 'gadis'?
Sang ayah, Cheon Jae Il menghempas tangan Yeeun dari wanita selingkuhannya itu. Menarik tangan Seola, menyembunyikan wanita itu dibelakangnya.
"Kamu tidak berhak melakukan itu padanya!" gertak pria itu pada sang putri
"Dia temanku appa! Appa tak bisa melakukan hal ini! Apalagi pada seorang wanita yang seumuran denganku. Dia seumuran denganku! Dia seusia anakmu!" bantah gadis itu dengan nada yang sama
"Kau" tunjuk gadis itu pada Seola
"Apakah niatmu berteman denganku hanya untuk ini?! Untuk merusak keluargaku?!" tanya gadis itu seraya menggertak wanita dibelakang sang ayah
"Cukup Yeeun! Kau tidak berhak mencampuri urusan Appa! Masuk kekamarmu!" perintah pria paruh baya itu pada sang putri
Yeeun tersenyum miris, matanya telah memanas. Dia berdecih, menahan air mata dipelupuk matanya, melangkah cepat menaiki tangga menuju kamarnya. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya dan meluapkan emosinya dengan tangis diatas tempat tidur.
Gadis itu terus berpikir apakah ini memang sudah direncanakan oleh wanita itu sedari awal sebelum mereka berteman? Sebelumnya Yeeun tak pernah memiliki teman, dirinya terlalu berambisi dengan prestasinya hingga tak terlalu mementingkan pertemanan dan orang sekitar. Hingga pada saat itu Seola mendekati dirinya. Seola yang juga dikenal sebagai mahasiswi pintar dan berprestasi, pihak kampus sering menempatkan Yeeun dan Seola dalam satu event. Maka dari itu Seola bisa dengan mudah untuk mengenal dan dekat dengan Yeeun.
"Nona.. Maaf sebelumnya, tuan menyuruh saya untuk menjaga nona tetap disini" bibi Shin, wanita paruh baya itu memasuki kamar dimana Yeeun berada.
"Mengapa? Apa mereka akan melakukannya diruang tamu?" tanya gadis itu dengan nada angkuh namun suara yang terdengar sendu.
"S-saya hanya diperintahkan untuk menemani nona.." jawab bibi Shin seraya menunduk
Yeeun hanya bisa pasrah sekarang, kepalanya pusing. Dia merebahkan tubuhnya telentang pada ranjang dimana dirinya berada kini, sementara wanita paruh baya itu tetap berada didalam kamar, lebih tepatnya dipojok kamar untuk menjaganya.
Yeeun memejamkan kedua manik yang dirasanya begitu perih. Menarik nafas dalam, berusaha menenangkan pikiran juga menghilangkan pusing dikepalanya.
Beberapa menit setelahnya, terdengar bunyi notifikasi dari handphone yang disimpan dalam tas ranselnya yang tadi dikenakannya. Gadis itu bangkit, menyambar tas ransel disampingnya, menggeledahnya untuk mencari benda tersebut.
Begitu menemukan benda yang dicarinya, gadis itu segera membuka pesan yang nampak pada layar handphonenya. Pesan yang dikirim oleh nomor asing, nomor yang tak dikenalnya.
'Temui saya di kamar hotel semalam, saya menunggumu.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Imitation
RomanceCheon Yeeun, seorang gadis yang rapuh karena peristiwa diluar dugaan yang menimpa keluarganya. Gadis yang terkenal dengan latar kelas atas itu seakan kehilangan jati dirinya setelah menangkap basah sang ayah yang berselingkuh dengan teman baiknya, t...