Part 7

6.9K 922 13
                                    

Celia dan Stefanos memulai makan siang dengan damai. Keluarga ini memang tidak suka berbicara saat sedang makan, entah itu Stefanos, Abercio maupun Celia sekalipun sangat membenci keributan saat makan karena itu sangat tidak sopan. Mereka biasa mengobrol sebelum atau setelah manyantap hidangan.

"Apa Robert sudah menemui mu Lia?" Tanya Stefanos setelah keduanya menyelesaikan makan siang mereka.

"Sudah Papa, tadi Palo menemui Lia Palo bilang minggu depan ada test element untuk Lia. Papa apa testnya sangat sulit?"

Okay mari mulai bersikap polos lagi tapi Celia juga sangat khawatir dengan test ini. Dikehidupan sebelumnya karena Celia sering membolos dalam pelatihan tubuh sebelum kebangkitan sihir, ia melakukan kesalahan besar saat test element dilakukan.

Waktu itu emosinya sedang tidak stabil dan karena ia sering membolos kelas pelatihan kontrolnya terhadap mana juga sangat buruk inilah yang membuat mana itu menyerang inangnya yaitu Celia sendiri saat test berlangsung. Ini juga yang menjadi penyesalan besar bagi Celia. Semenjak itu mananya disegel dan tidak bisa digunakan sama sekali, sekali segel itu bocor mana yang ada dalam diri Celia akan menyerang organ-organ dalamnya dan jika tidak diatasi dengan baik Celia bisa saja meninggal dalam waktu 1 jam.

Sekarang Celia harus meminta pendapat pada Robert agar kejadian itu tak berulang, Celia tidak ingin menjadi sampah lagi karena tidak dapat menggunakan sihir.

"Lia dengarkan Papa oke, sebenarnya test ini tidak sulit sama sekali. Dengan kemampuan kontrol manamu yang sekarang selama emosimu tetap stabil kamu akan melewati test ini dengan mudah. Yang perlu kau lakukan hanya tetap menjaga emosimu dan terus berlatih dengan kontrol manamu, walaupun hal ini tidak sulit tapi juga memiliki resiko yang besar jika ada kecelakaan, manamu akan menyerang organ dalam Lia, jadi Lia juga harus berhati-hati!"

Okay Celia sedikit salah fokus sekarang, ini pertama kalinya Stefanos berbicara sepanjang itu, tapi tak ayal Celia juga sangat memperhatikan nasehat Ayahnya, Celia benar-benar tidak ingin ada yang salah.

"Baik Papa akan Celia lakukan, tapi Papa sebenalnya pengecekan element ini apa?"

"Lia pengecekan atau test element ini tidak sesederhana mengalirkan mana dalam tubuhmu ke alat penguji. Saat kau menyalurkan mana mu, itu juga menjadi jembatan bagi energi yang ada didalam alat penguji untuk mencapai pusat mana dalam tubuh Lia. Karna saat kebangkitan sihir terjadi yang benar-benar bangkit hanyalah mana dalam tubuh kemudian berkumpul dan membentuk pusat mana. Saat pusat mana ini terbentuk sempurna maka itulah yang dinamakan kebangkitan sihir. Dan untuk element perlu energi dari luar tubuh untuk membangkitkannya. Jika emosi Lia tidak stabil energi yang memasuki tubuh Lia juga menjadi kacau dan akhirnya mana dalam tubuh Lia juga memberontak jika tidak dikontrol dengan baik mana itu akan menyerang Lia sendiri. Sekarang Lia paham kenapa Papa bilang ini juga beresiko?"

"Lia paham Papa. Jadi yang pellu Lia lakukan hanya menyalulkan mana ke alat penguji, tapi Lia halus menjaga emosi Lia agal enelgi yang masuk tidak kacau dan Lia juga halus menjaga agal mana Lia tetap stabil. Sepelti itukan Papa?"

"Iya sayang, Putri Papa memang pandai."

"Telimakasih Papa untuk nasehat dan pujiannya heheh." Aaaa Celia sangat bahagia ini pertama kalinya dalam dua kehidupan Lia Stefanos memujinya.

Stefanos juga sangat bahagia, putrinya benar-benar jenius. Ia bahkan belum genap berusia 6 tahun tapi dengan mudah menangkap apa yang dia jelaskan tadi. Tapi ada juga kekhawatiran yang terselip dihatinya. Test ini memang mudah untuk anak berusia 10 tahun tapi putrinya baru berusia 5 tahun. Emosi anak-anak sangat tidak stabil, inilah kekhawatiran terbesar Stefanos.

"Tapi Papa ini peltama kalinya Lia mendengal Papa belbicala sepanjang itu hihihi."

Melihat senyum jahil di wajah imut putrinya Stefanos tersenyum lembut, senyum tulus yang hanya pernah dilihat mendiang istrinya.

"Waaah~ Papa senyum! Papa senyum sama Lia. Aaa Papa halus telus senyum sama Lia oke? Iiih Papanya Lia kok ganteng sih."

Senyum Stefanos bertambah lebar mendenga penuturan putrinya. Bahkan Celia bisa melihat ujung telinganya berwarna merah.

"Kenapa Lia sangat jahil hm?"

"Ih Papa Lia tidak jahil tapi Lia hanya belbicala fakta."

Berlanjutlah obrolan santai kesuanya hingga tidak terasa sudah satu jam keduanya mengobrol dengan Lia yang sering menjahili Ayahnya ini. Sampai bunyi ketukan pintu mengintruksi pasangan Ayah dan anak ini.

Tok tok tok

"Masuk!" Suara tegas Stefanos terdengar.

Seorang pelayan masuk dan langsung memberikan penghormatan pada Stefanos dan Celia.

"Ada apa?"

"Maaf mengganggu waktu anda Yang Mulia. Lady Isabell Temoty sudah menunggu Nona diruang musik."

"Hah Lia lupa kalau ada kelas musik, Nyonya Isabell pasti sudah menunggu Lia."

"Papa Lia pamit, Lia lupa jika ada kelas."

"Pergilah jangan terburu-buru."

"Baik Papa. Lia pamit undur diri,Salam." Celia membungkuk hormat lalu berjalan cepat dengan Marry menuju ruang musik.

Stefanos hanya tersenyum melihat putrinya yang menghilang dibalik pintu.

¤¤¤¤¤¤Φ¤¤¤¤¤¤¤

Horas, maaf lama up, maaf ceritanya kurang memuaskan, atau maaf partnya pendek.

Authornya bener-bener susang ngumpulin niat buat nulia. Pas mau nulis malah bingung mau nulis apa....

Udah ya Jangan Lupa tinggalkan jejak...

👇🌟

Revenge From the Legitimate DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang