"Kak Lumine... Kau yakin kita bertiga bisa pulang?"
Tiga remaja berjalan menyusuri tempat yang aneh namun sangat memanjakan mata, mereka bertiga berada di atas awan. Gadis yang lebih pendek di tengah tengah mereka menggenggam erat kedua tangan sang kembar yang sudah dia anggap sebagai keluarganya, dirinya terus menatap cemas pada tempat ini semenjak mereka masuk.
Perlahan kepala gadis itu di elus lembut dengan penuh kehangatan, "Tenanglah... Kita bertiga akan kembali ke dunia asli kita..." Gadis itu menatap iris sang pemuda.
Tepukan pelan di pundak gadis itu, "Kita bertiga akan pulang... Percayalah.." Ucap gadis di sebelahnya.
Mereka bertiga kembali berjalan namun tiba-tiba sebuah kristal berwarna merah menghalangi jalan mereka dan muncullah seorang wanita, gadis kecil itu menatap terkejut wanita yang keluar dari dalam kristal itu.
"Outlenders, your journey end here..."
"Who are you?"
"The sustainer of heavenly princetes, the arrogation of makind ends now"
Tiba-tiba kotak berwarna merah menyala di bawah kaki mereka, "Aether! Lindungi (player name)!" Tegas Lumine.
Aether mengendong (player name) dan pergi dari situ. Keduanya mengeluarkan sayap mereka dan pedang mereka siap untuk menyerang balik, ( player name) yang ada dalam pelukan Aether terus ketakutan dengan apa yang mereka hadapi sekarang.
Benda merah itu terus mengejar mereka kemanapun mereka terbang, hingga mereka akhirnya menyerang sang wanita itu bersamaan dan mendatangkan ledakan besar.
"Ah!"
"Lumine! (Player name!)"
Kedua gadis itu tertangkap oleh benda merah itu, Lumine telah hilang menjadi cahaya namun gadis kecil itu masih ada.
"Hmm... You're little different with them... I will make you a 'little' present... (Player name).."
Tiba-tiba tubuh gadis kecil itu tertutup oleh benda merah itu, "(player name!!!)" Teriak Aether terbang mendekatinya namun ikut tenggelam dalam benda merah itu.
✧ Genshin Impact ✧
"Dan seperti itulah, dewa mengambil adikku. ada semacam sihir yang membuatku dan adikku kehilangan kekuatan kami. sekarang, kita terjebak di sini sekarang ..."
"berapa tahun sudah berlalu? aku tidak tahu..."
Aether melihat kearah gadis yang sedang tertidur bersandar di tubuhnya itu, "tapi aku harus mencari tahunya..." Gumamnya serius.
Dia kembali menatap Paimin, "setelah aku bangun, aku sedang memeluk (player name) dan kita berdua hanya sendiri... Sampai suatu saat aku menemukanmu dua bulan lalu" Ucapnya menatap Paimon.
"Yah, Paimon sangat berterimakasih padamu.. Kalau tidak mungkin Paimon akan tenggelam..." Jelas Paimon agak kaku mengingat pertemuan pertama mereka yang bagaikan seorang pemancing dan ikannya.
"jadi, Paimon akan melakuka yang terbaik untuk menuntunmu!" Sambungnya semangat.
Aether tersenyum dan mengelus kepala (player name) lembut, semenjak dia terbangun (player name) terus tertidur. Dia terus menunggu dan merawat gadis ini yang dia anggap sebagai gadis kecilnya, saudarinya juga sangat menyayangi (player name) dan begitu juga dirinya.
"Kita harus pergi... Ayo!" Ucap Paimon.
"Baiklah... tapi tunggu, aku harus menggendong adikku" Ucap Aether.
Namun saat dia mau mengendong (player name), gadis kecil itu membuka matanya tiba-tiba dan melompat menjauhi mereka. Paimon dan Aether menatap terkejut pada gadis itu, kedua iris gadis itu memerah bagaikan Ruby sedang menatap mereka dengan siaga.
"(player name)? Kau sudah bangun?" Panggil Aether cemas bercampur lega dan senang.
"Ae... Ther?" Gumam gadis itu pelan.
Namun tiba-tiba dirinya menggenggam erat kepalanya dan menutup mata kirinya, Aether berlari mendekati (player name) penuh kecemasan.Tiba-tiba gadis itu langsung memeluk remaja itu.
"Kak... Lumine...." Aether menatap sedih gadis itu yang menangis di pelukannya, perlahan dia memeluk tubuh yang sedikit mungil darinya itu.
"(Player name)... Maaf, aku tidak bisa melindungi kalian berdua..." Ucap Aether sedih.
"Aku sudah merasakan hal buruk akan terjadi saat itu... Tapi, aku ketakutan dan tidak bisa menggerakkan tubuhku... Aku ingin kita semua pergi dari situ namun aku tidak bisa..." Tangisan dari gadis itu membuat Aether merasa terluka.
Sejam berlalu, gadis itu terus menangis dalam pelukan Aether kini telah tampak tenang walaupun mengakibatkan matanya memerah dan bengkak akibat menangis.
Aether menatap keanehan pada mata gadis itu, iris berlian yang mereka selalu lihat itu kini berubah menjadi berlian dengan gradiasi merah darah. Bagaikan sebuah berlian yang terlumuri oleh darah, namun itu hanya iris di mata kirinya namun iris mata kanannya kembali menjadi iris berlian yang selalu mereka lihat dari gadis ini.
"(player name), kau sudah merasa baikan?" Tanya Aether masih sedikit cemas.
Gadis itu mengangguk, "Maaf... Aku harus melupakan kesedihan ini dan mengubahnya menjadi semangat, kita harus membalas wanita itu dan mengembalikan kak Lumine pada kita..." Ucap (player name) menepuk pipinya keras.
Mereka bangun dan mengikuti Paimon sebagai penunjuk jalan, sepanjang perjalanan gadis itu terus menggenggam tangan Aether, selain dia bodoh dalam berkelahi, dia juga sangat bodoh dalam melihat peta. Beberapa kali dia kembali kepada kedua kembar itu dalam keadaan di kejar oleh monster tingkat rendah dan lebih sialnya bos tingkat tinggi.
Lumine dan Aether terus membersihkan masalah yang dibawa oleh gadis itu dan (player name) terus menerus meminta maaf sambil menangis, kejadian itu bukan terjadi sekali atau dua kali tapi setiap kali mereka melepaskan tangan mereka dari gadis itu.
Maka hal yang membuat kedua orang itu harus membersihkan masalah gadis itu akan tiba dalam hitungan beberapa menit dan keduanya sudah terbiasa dengan kebiasaan tersesat oleh (player name).
"Oh! Wow..."
Gadis itu tersadar dari lamunannya dan menatap pemandangan yang sangat menakjubkan di hadapannya itu, "(Player name?)" Gadis itu menatap Aether yang menatapnya bingung.
"That's a Statue of The Seven! There are few of these Statues mattered across-the-board to show The Seven's protection over the world" Jelas Paimon menunjuk sebuah patung di tengah tengah danau.
"Di antara Tujuh dewa, dewa ini mengendalikan angin.. Paimon tidak yakin apakah dewa yang kamu lppkinh adalah Dewa Anemo, tapi... Paimon akan membawamu ke tempat Dewa Anemo dulu, dan ada alasan kenapa" Sambungnya menatap kedua orang itu.
Sementara itu, gadis yang terus menatap Paimon dan membatinkan sesuatu.
"Kenapa... Aku sulit mengerti perbincangan Paimon? Dia seperti berbicara dalam bahasa yang tidak ku pahami..."
[~~~]
Olla! Wah, sudah lama tidak update cerita nih.... Wkkwkw, karena cerita di hp udah numpuk banget kek dokumen kerja jadi ku post di sini aja wkwkwk....
Nantikan kelanjutan nya!note tambahan semenjak season ini sudah tamat, chapter ini sata re-making untuk bahasa inggrisnya, ada beberapa bahasa inggris yang tidak ingin diriku translate karena takut salah translatenya. ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ending] Welcome My Beloved Sister [GENSHIN IMPACT x reader]
AdventureThe world with so many adventures, with your two siblings that's can make you found what's you search about in that world. menceritakan seorang reader yang akan menjadi adik dari kedua siblings yang menjadi MC dari game genshin impact, bagaimana pet...