bab 20

0 0 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita lanjut lagi ya para Readers

Happy Reading ❤❤❤
-
-
-
-
....

Setiba di kelas, Nunu menghampiri Khumairoh

"Dasar tidak tau diri kamu ya."ucap Nunu sinis sambil menunjuk kearah Khumairoh

"Maksud kamu apa? Kenapa kamu berkata seperti itu kepadaku?"tanya Khumairoh

"Sudahlah! Jangan pasang muka polosmu itu! Karna sebenarnya kamu itu licik."ucap Nunu sinis

"Maksud kamu apa? Aku tidak mengerti."ucap Khumairoh bingung

"Kamu sengajakan mendekati ibu Nurfadilah supaya kamu di rekomendasikan ikut lomba itu."ucap Nunu

"Aku tidak melakukan itu, ibu Nurfadilah sendiri yang memintaku, tanpa aku membujuknya."ucap Khumairoh lembut

"Alasan saja kamu, dasar tidak tau diri, seharusnya kamu itu ngaca dong pantas nda sih kamu ikut lomba itu. "ucap Nunu

"Khumairoh memang pantas ikut lomba itu, dia pintar bahkan lebih pintar dibanding kamu."ucap Najmi sinis

"Jangan ikut campur! Ini bukan urusanmu."ucap Nunu ketus

"Urusan Khumairoh urusanku juga."ucap Najmi

"Najmi sudahlah. Jangan memperpanjang masalah!"ucap Khumairoh lembut

"Kamu itu harus sadar, kamu itu bisa mepermalukan sekolah kita kalau kamu juga ikut kegiatan itu."ucap Nunu

"Apakah orang tuamu tidak mendidikmu dengan baik, sehingga kamu tidak tau malu, ingin ikut lomba dengan keadaan seperti ini. Dan kamu mendekati ibu Nurfadilah biar dia membiarkanmu ikut lomba. Sunggu memalukan."ucap Nunu

Hati Khumairoh sakit mendengar Nunu mengungkit cara orang tuanya mendidiknya. Emosi yang tadinya ditahan akhirnya tidak bisa ditahannya lagi. Dia pun mengangkat tangannya dan menampar Nunu

"Plak..." Pipi Nunu memerah karena tamparan Khumairoh

"Kamu boleh menghinaku! Tapi tidak dengan orang tuaku. Kamu berbuat apa pun kepadaku aku bisa diam, tapi jika sudah menyangkut orang tuaku aku tidak akan tinggal diam."ucap Khumairoh penuh amarah

Nunu pun pergi dengan amarah

"Awas saja maku, tunggu pembalasanku. Kamu sudah menamparku maka maku akan lihat akibatnya."gunam Nunu

Setelah kepergian Nunu Najmi menghampiri Khumairoh yang sedang menangis

"Sudahlah Mai, jangan menangis lagi!"pinta Najmi

"Apa aku salah telah menamparnya?"tanya Khumairoh

"Kamu tidak salah kok, dia yang salah karna telah menghinamu, kamu jangan sedih ya!"ucap Najmi

Di saat Najmi sedang menenangkan Khumairoh, Nadia datang

"Khumairoh! Kamu di panggil pak Mahmud!"ucap Nadia

"Iya, pak Mahmudnya dimana?"tanya Khumairoh

"Di ruang Guru."jawab Nadia

"Ya sudah, aku kesana dulu ya, Assalamualaikum."ucap Khumairoh kepada kedua temannya

"Waalaikumsalam."

Khumairoh pun ke ruang guru. Disaat memasuka ruang guru, Khumairoh melihat Nunu sedang menangis di pelukan ibu Yuli

"Assalamualaikum pak, bapak mencari saya?"tanya Khumairoh

"Waalaikumsalam. Iya! Silahkan duduk!"pinta pak Mahmud

Khumairoh pun duduk

"Kamu tau kenapa kamu di panggil kesini?"tanya pak Mahmud

"Tidak pak."ucap Khumairoh menggelengkan kepalanya

"Sebelumnya bapak ingin berkata. Bapak benar-benar kecewa sama kamu, kamu ini siswa teladan di sekolah ini. Tidak pernah berbuat ulah, tapi hari ini kamu melakukan kesalahan fatal."ucap pak Mahmud

"Maksud bapak apa?"tanya Khumairoh

"Apa benar kamu yang menyebabkan wajah Nunu seperti itu?"tanya pak Mahmud melihat kearah Nunu

Khumairoh melihat kearah Nunu."Iya pak. Khumairoh menamparnya."ucap Khumairoh

"Nah, dia mengaku kan pak, jadi kita harus memanggil orang tuanya datang ke sekolah, biar dia tidak mengulangi ke dua kalinya."ucap ibu Yuli

"Tapi aku yakin, ada alasan Khumairoh melakukan ini."ucap ibu Nurfadilah

"Baiklah, karna sudah waktunya untuk pulang, jadi bapak berikan surat ini kepada kamu dan besok suru orang tua kamu datang ke sekolah."ucap pak Mahmud.

"Tidak bisa seperti itu dong pak, kita belum dengar penjelasan Khumairoh."ucap ibu Nurfadilah

Namun pak Mahmud tidak menghiraukannya

"Iya pak, insyaAllah besok saya suru orang tua saya datang."ucap Khumairoh

"Ya sudah kamu bisa keluar."ucap pak Mahmud

Khumairoh pun pergi dari ruang guru. Nunu sangat bahagia karna bisa membuat Khumairoh dalam masalah

"Rasain kamu, makanya jangan berani macam macam kepadaku."gumam Nunu sambil tersenyum licik

Indah Pada Waktunya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang