Episode 35
Tandai Jika ada Typo
***
Kilas balik
Dua bulan setelah Vero memutuskan untuk bertunangan dengan April, saat itu tengah malam, Vero mengerang kesakitan. Sampai, satu persatu sebuah ingatan muncul dalam memori kepalanya.
"Akhhh, sialan! Berani-beraninya gadis itu nipu gue!" teriak Vero marah, sambil melempar lampu tidur ke sembarang arah.
"Lo milih lawan yang salah, April." gumam Vero, lalu menyeringai bak iblis.
Vero pun bergegas pergi dari kamarnya. Tujuannya saat ini adalah ke markas. Yah, meski Black Crow di bubarkan markas tempat mereka berkumpul masih ada.
***
Terlihat tiga orang lelaki menunduk takut saat seorang lelaki lainnya mengintrogasi mereka dengan intimidasi yang kuat.
"Cih, kenapa kalian diem aja?!" tanya Vero dengan membentak pada Enzi, Ravin dan Ivan.
Mereka gelagapan. Saling lirik lalu malah mendorong Enzi sebagai tumbal, canda tumbal.
Enzi molotot pada Ravin dan Ivan.
"Anu itu Bos, sebenarnya kita juga bingung mau jelasin nya gimana, soalnya waktu itu kita emang gak tahu Selina pergi kemana," ucap Ivan.
Vero terdiam. Ada benarnya juga. "Namun, tetap saja kalian salah. Terima hukuman kalian, bersihkan markas selama seminggu." ujar Vero, lalu pergi.
Sedangkan di tempat tadi meninggal kan Enzi, Ravin dan Ivan dengan wajah memelasnya.
"Mentang-mentang peraturan nya bos selalu benar, bikin kita sengsara aja," gerutu Enzi.
Bagaimana tidak ngomong seperti itu. Markas Black Crow kan bukan main luasnya.
"Sabar, Bro. Terima ajalah, biar gak ribet." Kata Ravin sok tabah, padahal mah hatinya juga julid mengumpati hukuman dari Vero.
Meski begitu, mereka itu bak keluarga dekat. Mau sekarang di marahi habis-habisan, besoknya baik sendiri.
Kilas balik Of
Jadi, Vero sudah ingat. Hanya saja dia tetap bertindak seakan tidak tahu, karena dia merencanakan sesuatu untuk menghukum wanita gila seperti April. Walau awalnya Vero sedikit syok, karena yang iya tahu Selina berada dalam mobil. Namun, entah kenapa hati kecilnya berkata kalau Selina selamat.
***
Selina menggeliat dari di tidurnya. Di rasa ada seseorang memeluk erat pinggangnya, ia memilih diam sambil menelusup kan wajahnya di dada calon suaminya.
"Gak mau bangun, Baby?" tanya Vero berbisik.
"Males. Mau kangen-kangenan sama kamu aja," jawab Selina manja.
Vero tersenyum manis. "Iya, tapi tetap harus mandi dulu, biar seger," kata Vero, sambil mengusap surai Selina.
Selina mendongak. "Ya, udah. Kamu duluan aja," suruh Selina.
Vero pun mengangguk. Dia beranjak, tapi sebelum itu mencium kening Selina dengan sayang.
***
Vero dan Selina sudah mandi. Kini mereka berencana untuk menghabiskan waktu bersama di Mall.
"Sayang, yang hijau atau yang biru?" tanya Selina, sambil memperlihatkan dua pasang potongan baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPUS ITINERANTUR (END)
FantasySudah Revisi. Elvaretta Sakya. Seorang penulis novel terkenal bergendre mistis. Hidupnya tidak seindah yang orang-orang bayangkan. Ayahnya pemabuk dan ibunya entah berada di mana. Setiap hujan turun, ayahnya selalu menyiksa Elva. Hingga suatu malam...