22. Mulai normal (✓)

3.7K 473 38
                                    

Episode 22

Halo Reader's tersayang penulis. Yang baru baca atau pun yang lama, jangan lupa vote dan comen, okay!

Ingatlah, vote kalian sangat berharga bagi saya.

Happy Reading

***

Di sisi lain, Vero sudah menyelesaikan S2-Nya. Semakin dewasa, dia semakin terlihat tampan. Apalagi, dia sudah menjadi pengusaha muda yang sukses besar. Bisnis yang di jalankannya bergerak di bidang perhotelan dan sudah mendunia.

Black Crow pun masih berdiri sampai saat ini, begitu pula dengan Porcupine. Kini Porcupine juga memiliki banyak anggota yang berjenis kelamin wanita. Tentu mereka para wanita tangguh.

Tidak ada satu pun dari anggota inti Black Crow dan Porcupine yang melupakan Selina. Gadis tangguh dengan segala penderitaan di hidupnya. Setiap akhir bulan, minimal ada 5 orang yang menjenguk Selina Termasuk Vero, dia tidak pernah absen sekali pun.

"Sayang, anterin aku ke toko buku, bisa?" tanya seorang gadis cantik sambil bergelayut manja pada tangan kekasihnya—Vero.

"Iya," jawab Vero, singkat. Gadis itu sudah terbiasa dengan jawaban singkat dari Vero.

Gadis itu—Aprilia—kekasih Vero sejak Vero kuliah. Awalnya, Vero menolak April karena tidak mencintainya. Namun, karena kegigihan April mendekatinya, Vero luluh juga dan lama-lama kelamaan mulai menyukai April. Jika ditanya siapa yang di prioritaskan antara April dan Selina? Cari jawabannya sendiri.

Mau selama apa pun Vero berhubungan dengan wanita lain, di hatinya yang paling dalam, nama Selina sudah terukir secara permanen. Tidak mudah untuk menghapusnya. Namun, masih bisa di tutupi bukan? Tidak ada yang tidak mungkin.


***

Sesuai permintaan April, kini Vero berada di salah satu toko buku yang menjual berbagi macan novel terkenal maupun yang tidak. Seperti biasa, Vero hanya melihat-lihat saja dan membiarkan April berkeliling memilih novel yang di inginkan.

Mata Vero melihat buku bercover gelap yang terlihat menarik di matanya. Dia mengambil novel itu dan membaca judulnya 'Karena Cinta'. Tanpa pikir panjang, dia akan membeli buku itu. Tentu untuk di berikan pada Selina.

‘Buku ini sangat cocok untuk di berikan kepada Selina. Selina, cepatlah sadar. Banyak orang yang menanti kesadaranmu.’ Batin Vero.

"Pril, udah?" tanya Vero, mendekati April.

"Udah, nih." jawab April sembari mengangkat 5 buku di tangannya.

"Aku yang bayar, kamu tunggu di depan aja," kata Vero sambil mengambil alih semua bukunya.

Walau April bingung dengan sikap Vero yang berbeda, tapi dia membiarkan saja.

Selama ini, April terbilang sabar menghadapi sifat Vero. Terbukti dengan dia yang dapat bertahan selama 6 tahun lamanya. Tapi ya, seperti itulah. Hubungan mereka hanya di situ-situ saja. Vero tidak sedikit pun mengajak April ke jenjang yang lebih serius. Jangankan mengajak, membahasnya pun tidak pernah.

"Ini bukunya," kata Vero memberikan satu paper bag. Tapi April juga melihat Vero memegang satu paper bag yang berbeda.

"Kamu beli buku juga?" tanya April heran.

TEMPUS ITINERANTUR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang