Episode 15***
Selina menegang di tempatnya.
***
Kemudian, Selina tersenyum sinis. Dia meniup ujung pistol ditangannya. Kaki kecilnya langsung menghampiri Vero dan Orion yang terkapar dengan darah mengucur dari bahunya.
"Ups, maaf. Saya salah sasaran," kata Selina dengan santai sambil berjongkok di depan Orion.
"Ka ... kau, penipu." ujar Orion dengan suara yang lemah.
"Terima kasih atas sanjungannya. Ah, satu hal yang harus Anda tahu, Anda akan tetap hidup karena saya belum menyiksa Anda," kata Selina dengan nada rendah dan senyum mengejek.
Setelah Itu Orion pingsan, peluru yang di tembakan Selina di lumuri racun spesial yang bisa melumpuhkan kerja saraf otak selama 3 jam. Karena itu, Orion tidak bisa berbuat banyak.
Pintu ruangan terbuka. Sosok Davina sudah ada di sana. Tugas Selina selesai, Selina langsung membalikkan badannya, hatinya teriris melihat keadaan Vero. Dengan tergesa, dia membuka ikatannya. Setelah lepas, dia langsung memeluk Vero.
Davina menyeret Orion tanpa belas kasih.
"Maaf, aku terlambat," ucap Selina dengan air mata yang sudah terjun bebas.
Vero menggeram telapak tangan Selina. "Tidak apa-apa, jangan menangis," kata Vero, lalu pingsan.
Selina menangis kencang sambil memeluk Vero. Tak lama Enzi dan beberapa anak Black Crow datang dan langsung membopong Vero.
***Tiga hari berlalu, Vero masih setia memejamkan matanya. Orion sudah di bereskan oleh Selina dengan keji. Kepalanya tergantung di depan markasnya dan foto-foto aksi keji mereka tersebar di grup media sosial geng lain.
Polisi tidak bisa berbuat banyak. Karena, Porcupine geng yang tidak bisa di usik oleh mereka. Karena, sekutunya adalah organisasi hitam dari Italia yang sangat di segani dan di takuti.
Selama itu juga, tidak ada banyak orang yang tahu kabar dan keberadaan Vero. Hanya yang terlibat malam itu dan orang tua Vero saja yang tahu. Selina juga tidak pulang-pulang hanya memberi kabar saja.
Xander dan Genta sudah marah-marah tidak jelas karena Selina tidak pulang-pulang. Nalendra dan Klaudia pun berusaha melacak ponsel Selina, tapi itu sia-sia, karena keamanannya terjamin.
"Sel, makan dulu sana," ucap Anggia—Mommy-nya Vero.
Gia merasa Selina sangat luar biasa. Dia tahu semua aksi penyelamatan Vero. Dia bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Selina. Dari dulu Gia tidak menyukai Keisha, sekarang dia memiliki kesempatan untuk memisahkan Vero dan Kei.
"Enggak nafsu makan, Mommy," balas Selina. Mana bisa dia makan saat Vero terbaring lemah begitu?
"Selina, kamu harus makan. Bagaimana pun, kamu butuh tenaga untuk menjaga Vero. Dari kemarin-kemarin kamu cuma makan roti terus," papar Gia. Selina hanya tersenyum tipis.
Gia menghela nafas. "Kalau begitu, Mommy pulang dulu," pamit Gia.
"Iya, hati-hati, Mom." balasnya, mencium punggung tangan Gia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPUS ITINERANTUR (END)
FantasySudah Revisi. Elvaretta Sakya. Seorang penulis novel terkenal bergendre mistis. Hidupnya tidak seindah yang orang-orang bayangkan. Ayahnya pemabuk dan ibunya entah berada di mana. Setiap hujan turun, ayahnya selalu menyiksa Elva. Hingga suatu malam...