Episode 4
***
Dua minggu berlalu pasca kejadian di mana Osella yang mengusir roh jahat dan malah di anggap aksi nekat terhadap rasa kecewa Osella pada Xander. Kini keadaan cukup kondusif dengan Osella yang mengendalikan keadaan. Selepas kejadian itu pula, Osella hanya ingin di panggil Selina.
(Mulai sekarang kita panggil Osella, Selina.)
Keluarga Nalen sudah berpakaian rapi. Hari ini mereka akan pergi ke rumah Vanessa. Ya, Xander memutuskan untuk menuruti kemauan adiknya. Untuk sekarang, prioritasnya adalah Selina.
"Putri Ayah, apakah sudah siap?" tanya Nalen pada Selina.
"Sudah, Ayah. Aku cantik tidak," jawab Selina sambil bertanya tentang penampilannya.
"Kamu cantik dan akan selalu cantik," jawab sebuah suara dari arah belakang. Itu suara Klaudia.
"Benarkah, Bun?" tanya Selina dengan wajah tersipu.
"Tentu saja. Putri bunda yang paling cantik," puji Klaudia, memeluk Selina.
Mereka sedang berada di kamar Nalen. Kalian tidak tahu bukan, pasca kejadian hari itu, Nalen dan Klaudia memaksa Selina tidur bersama mereka. Selina menolak, tapi kedua orang tuanya benar-benar tidak mau di bantah, ujung-ujungnya dia yang harus mengalah.
***
Keluarga Nalen sudah bersiap-siap di dalam mobil. Mereka sedang menunggu pemeran utama hari ini.
Xander keluar dengan memakai pakaian formal. Uh, tampan sekali. Hari ini Genta tidak ikut, karena harus kuliah.
Nalen dan Klaudia duduk di depan. Xander dan Selina duduk di belakang. Tentu posisi ini atas permintaan Selina.
"Pagi, Kak. Kakak lebih tampan hari ini," puji Selina saat Xander sudah duduk di sampingnya.
"Pagi juga, Selina. Kamu bahkan terlihat sangat cantik," puji Xander balik. Tangannya terulur mengusap poni sang adik.
"Aku memang yang tercantik, Kak," ujarnya bangga. Xander hanya terkekeh pelan. Nalen dan Klaudia tidak ingin mengganggu anak-anaknya.
Mobilnya sudah melaju dari tadi dan ini kali pertama Selina keluar dari sangkar emasnya setelah sembuh.
Selina memeluk lengan atas Xander dan Xander hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya. Apalagi Selina selalu mengomentari apa yang di lihatnya. Selina seakan berubah menjadi anak kecil lagi.
Mereka telah sampai di kediaman Vanessa. Selina yang sedari tadi mengoceh, langsung bungkam saat sampai.
'Rumahnya sama besar dengan rumahku dulu," batin Selina atau Elva.
"Selina, ayo turun," ajak Xander, sambil mengusap punggung tangannya Selina.
"Ah, iya," Selina tersentak kaget sedikit.
***
Selina menatap bosan kedua orang tuanya. Sudah 30 menit berlalu, mereka hanya membicarakan hal yang membuat Selina bosan. Mulutnya terus saja menguap.
"Bunda, aku bosan sekali," adu Selina pada Klaudia.
"Astaga. Bunda lupa kalau ada kamu," celetuknya.
"Bundaaa ...," rengek Selina, dengan cemberut.
Semua orang di sana hanya terkekeh geli.
"Ha ha ha. Nalen, putrimu benar-benar lucu," ujar Ayah Vanessa-Dion.
"Dion, bisakah kamu menyuruh Vanessa menemani putriku?" tanya Nalen, langsung mendapat pelototan dari Selina.
"Ah, tentu saja. Vanessa! Kemarilah!" panggil Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPUS ITINERANTUR (END)
FantasiaSudah Revisi. Elvaretta Sakya. Seorang penulis novel terkenal bergendre mistis. Hidupnya tidak seindah yang orang-orang bayangkan. Ayahnya pemabuk dan ibunya entah berada di mana. Setiap hujan turun, ayahnya selalu menyiksa Elva. Hingga suatu malam...