6

129 22 10
                                    

6/10 .

terimakasih atas dukungan di book ini. 

________________________________________________________________________________

Perilaku Mark sejak perburuan sedikit lebih berbeda dengan Jackson. Dia lebih banyak melamun dan terkadang tiba-tiba memeluk erat Jackson yang membuat Omega itu mengernyit. Dia mengerti, Mark masih bersalah dengan kejadian beberapa malam lalu. Alpha malam itu tampaknya sudah ditemukan keluarga Tuan dan akan dipertemukan dengan para tetua mereka.

"Mark?" ulang Jackson saat Mark tampak terdiam.

Alpha itu mengerjap dan menoleh pada Jackson lalu tersenyum manis.

"What's wrong?" Jackson duduk disebelah Mark dan memandang lelaki yang menggeleng dengan tetap tersenyum manis.

Mark menyandarkan kepalanya pada bahu Jackson dan memegang tangan Omeganya.

"Cukup mengerikan saat kau melakukannya terlalu sering," decak Jackson saat melihat Mark mengusap-usap tangannya.

"Katakan padaku ada apa? Kau memecahkan barangku? Menghilangkan bukuku?" Jackson menyipit pada Alpha yang kini memutar kepalanya yang berada dipangkuan Jackson dan mendongak menatapnya.

"No." Mark merengut membuat Jackson tersenyum gemas dan menepuk pipi Alphanya dengan lembut.

"I just want to do." Kata Mark lagi.

"Baiklah, lakukan sesukamu, Alpha.." kekeh Jackson.

Mark kembali memandang tangan Jackson yang masih dipegangnya. Dia menghela nafasnya pelan, setelah mendengar panggilan 'Alpha' dari bibir Jackson. Dia tidak bisa mendengar bibir Jackson memanggil seperti itu pada Alpha lain selain dirinya. Jackson mengernyit saat Mark tiba-tiba menggenggam tangannya erat dan mendekapnya. Dia tidak bertanya apapun, hanya mengusap pelipis Mark.

**

Jackson sangat menyadari bahwa terkadang Mark sangat pelupa sejak mereka beranjak dewasa. Dia tidak memprotes Mark yang kembali memiliki jadwal saat Omega itu akan heating period. Dia—selalu—tidak mencoba mengingatkan Mark.

"Perlu kuantar?" tawar Jackson saat Mark sudah menutup tasnya setelah kopernya diseret oleh Han keluar dari kamarnya.

Mark tersenyum, dia menggeleng, "Kau beristirahat saja dirumah. Aku pergi sendiri, akan kuhubungi kau sesering mungkin,"

Jackson mengangguk mengerti seraya tersenyum pada Alphanya. Mark beranjak dari kamarnya sambil menyelampirkan tas kerjanya setelah berpamitan pada Jackson. Senyuman Omega itu hilang saat menyandari, Mark tidak menciumnya—seperti biasanya—bahkan tidak mendekat padanya. Dia tidak tahu, Mark tidak melupakan tanggal heating-nya. Beberapa hari ini aroma Jackson sangat menggodanya, dan membuat Alpha itu ingin menggumulnya. Dia ketakutan, dan menggeser jadwal kunjungannya tepat di periode heating Jackson.


Hantaman mimpi erotis bersama Jackson membuat Mark beberapa hari tidak bisa tidur dalam perjalanan bisnisnya. Dia sengaja tidak menelepon Jackson karena ketakutannya semakin mendalam. Wajah wanita yang menyebut namanya sebagai Alice, membuat Mark frustasi. Hasratnya pada Jackson tidak bisa hilang, bahkan dia tidak bisa mengatakan bahwa dia harus memutuskan tali ikatannya bersama Jackson. Dirinya masih belum sanggup. Dilain tempat, Jackson merasakan sakit yang meradang dan hampir seluruh badannya terasa sensitif. Dia tidak berusaha memanggil nama Mark, ada yang berdenyut menyakitkan didadanya. Mungkin perasaan sengsaranya. Tidak ada panggilan telepon dari Mark seperti biasanya—walaupun tidak pernah diangkatnya karena tidak mau merepotkan Mark untuk pulang.

DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang