21.

296 15 1
                                    

Warning, typo bertebaran!

Happy reading :>

•••

S POV~

S yang tengah melamun karena memikirkan tentang Jaemin yang mendadak hilang pun sampai tak sadar jika ada yang memasuki ruangannya.

"Hey, apa kau tengah melamun?" ucap someone.

"Hah? Eh bang Jungwoo kapan masuk?" kaget S

"Belum lama, lagian ngelamunin apaan si sampai ga sadar aku masuk?" ucap Jungwoo penasaran.

"Ah itu, kau tau bukan aku harus memantau Mark dkk?" jawab S

"Ya, aku tau itu. Jadi apa masalahnya?" tanya Jungwoo

"Jaemin hilang, dan saat aku ingin mencari tau tentang hilangnya Jaemin, aku tak bisa mendapat apa-apa. Tidak seperti biasanya bukan?" jelas S

"Waw, mengejutkan sekali. Apa ada yang meretasnya?" Jungwoo

"Nah itu dia yang aku pikirkan sedari tadi. Aku takut ada yang mengincar keluarga Jisung selain kerajaan ini, dan lebih takutnya lagi jika 'dia' tau pasti akan marah besar. Jika bang Taeil yang mengetahuinya masih tidak apa-apa. Kau tahu sendiri kan si 'dia' ini kalau sudah marah seperti apa" ucap S panjang lebar.

"Kau benar, baiklah akan aku bantu cari siapa yang meretasnya" ucap Jungwoo mengajukan diri.

"Aku ikut boleh?" S

"Jika kau ikut bagaimana dengan Jisung? Tidak ada yang akan menjaganya" Jungwoo

"Jisung sudah besar, dia bisa menjaga dirinya sendiri. Lagipula banyak penjaga disini" S

"Huh, okelah kau boleh ikut" ucap Jungwoo pasrah.

"Okey" senang S.

Selepas itu, mereka pun langsung berangkat ke salah satu ruangan yang berada sangat jauh dari kerajaan. Asik dengan pikirannya yang ingin tau siapa yang menculik Jaemin sampai-sampai melupakan bahwa teman-teman Jisung akan sampai kesini tak lama lagi.

S POV END~

•••

2 jam telah berlalu dan mereka pun sudah sampai di air terjun.

"Akhirnya sampai juga" keluh Jeno

"Hooh, capek" sambung Chenle

"Mana abis ini kita harus berjuang lagi demi Jisung dan Jaemin" ucap Renjun dengan tatapan sayu.

"Bener, eh emang Jaemin ada disini juga ya?" Haechan

"Ga tau deh, ga ada petunjuk kalau Jaemin ada disini" Mark

"Betull, omong-omong ini pintu masuknya dimana dah?" tanya Renjun sambil melihat kesekitar.

"Nah itu dia gw juga ga tau" Haechan

"Anw disini ada gubuk, sapa tau ada petunjuk didalamnya" usul Chenle

"Iya juga ya, dibuku waktu itu juga ada gubuknya" Mark

"Okey, sekarang masuk ke gubuknya gas?" ajak Jeno

"Gas" ucap mereka kompak.

Karena pintunya yang susah dibuka, jadilah Jeno dan Mark berencana untuk mendobrak pintu tersebut.

1
2
3

*BRAKK

"Waw" ucap mereka kagum karena dalam gubuk tersebut terlihat sangat bagus dan juga seperti terawat dengan baik. Bahkan setelah melihat dalamnya ini tak dapat dikatakan gubuk lagi sangking bagusnya.

"Ni gubuk apa hotel dah, bagus amat" Haechan

"Bener, dan gw baru tau ternyata pintunya digeser bukan didorong ataupun ditarik" ucap Chenle yang membuat semuanya beralih menatap pintu, dan benar saja bahwa pintunya ternyata digeser bukan didorong ataupun ditarik.

"Gila jadi ngerasa bersalah gw" ucap Jeno yang kemudian diangguki oleh Mark.

"Kalian ga salah si, lagian tulisan gesernya di dalem bukan diluar" Haechan.

"Iya juga, lagipula napa naro tulisannya didalam si, ga masuk akal banget" kesal Jeno.

"Maybe ada alasannya, lagipula biasanya kayak gitu karena ini ruangan rahasia. Buktinya dari luar keliatan buluk banget kan? Terus juga dari luar keliatan serem banget. Jadi menurut gw emang disengaja" jelas Renjun.

"Setuju, lagipula kalo boleh jujur ya, gw tadi sempet takut wkwkw" Haechan

"Sama, gw juga takut. Tapi abis ngeliat dalamnya ga jadi takut" timpal Chenle

"Hahaha, ada-ada aja kalian" Mark

"Eh tapi kan ini kita dah didalam nih ya? Terus petunjuknya apa kira-kira?" tanya Jeno.

"Oh iya, sampe lupa sama tujuan kita masuk kesini" ucap Haechan diringi dengan kekehan diakhirnya.

"Haha anj" Renjun

"Bentar deh, gw agak curiga sama buku itu" ucap Chenle sambil berjalan menuju buku yang dimaksudnya.

Bukunya kayak ga asing

"Kok bukunya ngeluarin cahaya ya?" tanya Haechan.

"Ga tau, tapi ada tombol di deket cahayanya. Pencet ga ya?" tanya Chenle sambil meraba-raba bukunya. Sampai-sampai Chenle tak menyadari bahwa ia memencet tombol tersebut.

"Jang-" ucap Jeno, tetapi terputus karena tombolnya sudah terpencet duluan.

Buku tersebut mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata, bahkan Mark dkk sampai mundur dan kehentak dinding.

Cahaya yang berasal dari buku tersebut ternyata menghasilkan pintu masuk atau yang juga bisa disebut portal.

Cahaya yang berasal dari buku tersebut ternyata menghasilkan pintu masuk atau yang juga bisa disebut portal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira-kira gitulah ya pintunya)

Mereka pun terkejut tentu saja.

"Ni pintu masuknya bukan?" tanya Haechan.

''Kayaknya iya deh" jawab Chenle.

''Jadi gimana? Masuk ga? Gw takut tapi"  ucap Renjun ketakutan.

"Masuk aja ayo"  ucap Mark dengan langsung melangkahkan kakinya ke depan portal tersebut.

Sebelum Mark masuk ke dalam portal tersebut, ia memutarkan badannya dan tersenyum serta menganggukkan kepalanya guna meyakini teman-temannya bahwa tidak apa-apa. Dan setelahnya Mark langsung memasuki portal tersebut.

"Apa kita harus masuk juga?" tanya Renjun sambil menatap teman-temannya secara bergantian.

"Sepertinya iya, ayo kita masuk juga"  ucap Haechan sambil menggenggam tangan Renjun dab Chenle yang memang berada disebelahnya.

"Yasudah, ayo kita masuk bareng-bareng" Chenle.

Dan setelah itu mereka pun memasuki portal tersebut bersama-sama.

Setelah mereka semua sudah masuk ke dalam portal tersebut, portal itu pun menghilang seketika.

•••

Who? || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang