07

201 48 24
                                    

Hujan renyai-renyai tidak membatasi Jihyo . Langkahnya diatur tanpa arah tujuan . Keluar sahaja dari hospital dia tidak terus balik . Keretanya ditinggalkan ditempat parking . Tiada daya untuk dia pulang kerumah buat masa ini . Hatinya sakit .
Jiwanya merana . Hancur berkecai .

" Hiks--- "
Tangisan kecil kedengaran .
Airmata bersama air hujan membasahi wajah Jihyo .
Terasa longlai kaki melangkah . Umpama jasad dan roh berpisah . Rupanya selama ini dia mencintai seorang lelaki yang mencintai wanita lain . Paling parah wanita itu adalah sahabat baiknya sendiri .

" Hiks--- kenapa . . . "
Jihyo terjelepok atas jalan .
Menangis seorang diri di dalam hujan . Tersedu-sedu Jihyo menangis sambil memegang dadanya yang merasa sesak .

" Arghhhh , kenapa aku yang kena hadap semua ni ?
Kenapa ?
Apa salah aku ? " rintih Jihyo . Dia terlampau cintakan Jungkook .
Tapi ini yang dia dapatkan .

" Jihyo ? "
Jimin terus mencapai payung di seat belakang . Pintu kereta ditolak dan dia keluar sambil payung dibuka . Jimin jalan menghampiri Jihyo .

" Jihyo , "
Teguran Jimin membuatkan Jihyo dongak memandang lelaki itu . Terkejut Jimin melihat keadaan Jihyo sebegitu .
" Hiks--- Jimin . . Jungkook tipu aku " ujar Jihyo tersekat-sekat .

Jimin duduk mencangkung depan Jihyo . Wanita itu dia payungkan . " Jihyo jangan seksa diri kau macam ni .
Nanti kau demam .
Mana kereta kau ? "

" Aku tak kisah kalau aku mati sekalipun .
Tiada siapa hiraukan aku "

" Ani , Jihyo jangan cakap macam ni .
Ramai lagi yang sayangkan kau . Kau ada eomma kau kan .
Kau ada aku .
Eomma Jungkook pun sayangkan kau . Eomma Jeon tak tahu pasal ni . Kalau dia tahu mesti dia membela kau .
Ramai lagi yang sayangkan kau Jihyo . Please , jangan seksa diri kau macam ni . Jangan seksa anak dalam kandungan kau "

Ayat last Jimin membuatkan Jihyo pelik . " Mana kau tahu aku mengandung ? "

" Doktor Mina bagitahu .
Sebenarnya kitorang kawan "

" Dia ada bagitahu apa-apa lagi ke ?

Jimin geleng .
" Tak ada .
Kenapa ada apa-apa yang aku perlu tahu ke ? " soalan Jimin digeleng laju oleh Jihyo . Mujur sahaja Doktor Mina menurut permintaannya supaya tidak memberitahu sesiapa tentang penyakitnya .
Dia tidak mahu sesiapa mengetahui perihal penyakitnya itu . Dia mahu hanya dia yang menanggung .

Lagipula , fikirnya mungkin tiada yang mengambil kisah tentang dirinya .

" Kajja , biar aku hantarkan kau balik . Kereta kau tak apa aku suruh sesiapa hantarkan dekat rumah kau .
Kajja , nanti kau demam "
Tangannya dihulurkan kepada Jihyo .
Jihyo berdiri dengan bantuan Jimin .

" Arr "

Terjatuh payung ke jalan apabila Jimin terlepas dan cepat-cepat memegang Jihyo yang hampir rebah .
" Kaki kau kebas ke ? "

Jihyo angguk .

" Kita masuk dalam hospital ya "

Drrrttt drrrttt . . .

" Yeoboseyo "

" Nae , kenapa Jungkook ? "
Raut wajah Jihyo terus lain apabila nama Jungkook disebut . " Aku dengan . . " baru sahaja Jimin mahu meneruskan Jihyo gelengkan kepala . Memberikan isyarat kepada Jimin jangan memberitahu bersamanya .

" Aku , aku dengan klien .
Nak habis dah ni .
Kenapa ? "

" Bwo ?
Sungkyung masuk hospital ? "
Jimin dan Jihyo berpandangan .












Jihyo bangkit dari baring .
Bajunya sudah ditukar kepada pakaian hospital . Dirinya masih terasa lemah akibat mengalami demam . Sempat dia berpesan kepada Jimin agar tidak memberitahu tentangnya kepada Jungkook .
Puas dia merayu akhirnya Jimin bersetuju .

Jihyo turun dari katil .
Dia mahu ke wad Sungkyung .
Walau bagaimana pun Sungkyung , dia tetap menyayangi sahabatnya itu . Dia sudah menganggap Sungkyung seperti adik beradik sendiri .

Baru sahaja mahu meneruskan langkahnya ke wad Sungkyung , langkah Jihyo terhenti apabila melihat Jungkook dan Jimin di luar wad kecemasan . Sangkanya Sungkyung sudah dipindahkan ke wad biasa . Rupanya masih berada di wad ICU .

" Jungkook , doktor cakap apa ? kenapa masih dalam wad ICU ? " tanya Jimin kepada Jungkook yang tampak risau .
Dia duduk disebelah Jungkook . Manakala , Jihyo menyorok disebalik dinding dengar perbualan keduanya .

" Doktor cakap buah pinggang Sungkyung dah terlalu lemah .
Pihak hospital akan terus buat pembedahan bila dah jumpa penderma yang sesuai .
Masalahnya susah nak cari penderma yang sesuai "
Jawab Jungkook .

" Kesian dekat dia .
Muda-muda lagi dah kena penyakit kronik macam tu "

Jungkook melirik Jimin sekilas . "Sebab itulah aku tak boleh nak tinggalkan dia Jimin . Doktor dah bagitahu aku , Sungkyung tak boleh stres . Perlu diberikan perhatian . Aku risau apa-apa jadi dekat dia kalau aku tinggalkan dia . Aku tak nak merasa bersalah seumur hidup aku , Jimin "

" Tapi . . aish , bermakna kau berkorban hanya kerana dia sakit ? "

Lambat Jimin mahu jawab .
Tapi dia angguk .
" Sekarang aku rasa sangat bersalah dengan Jihyo .
Aku korbankan perasaan dia .
Aku pertaruhkan perasaan dia . Hanya kerana aku tak nak Sungkyung sedih sebab dia sakit "

" Maknanya . . "

Jungkook senyum dan anggukkan kepalanya .
" Perempuan yang ada dalam hati aku sekarang , isteri aku . Song Jihyo " tutur Jungkook jelas di dengari oleh Jihyo .
Jihyo tersandar di dinding . Airmatanya jatuh .

" Bermula bila kau cintakan dia ? "

" Masa mula-mula kitorang kahwin memang aku hanya mengikut kehendak keluarga . Tapi perasaan ini datang selepas seminggu Jihyo jadi isteri aku . Aku tahu aku bodoh . Aku terlalu kesiankan orang lain dari isteri sendiri . Aku tak pandai nak cakap tidak pada Sungkyung selepas doktor ceritakan keadaan sakit Sungkyung kepada aku "

" Tapi kau tak fikir ke apa perasaan , Jihyo ?
Dia isteri kau tahu tak .
Hancur tau perasaan dia "
Balas Jimin .
Terkilan dengan setiap tindakan rakan baiknya itu .

" Aku menyesal , Jimin .
Menyesal dengan keputusan aku yang aku tak boleh nak undur dah "

" Maksud kau ?
Kau terpaksa teruskan lagi hubungan kau dengan Sungkyung ? " soalan Jimin diangguk oleh Jungkook .

Kecewa .

Yes , kecewa yang dirasai Jihyo apabila melihat balasan Jungkook .
Melunjur laju airmata Jihyo bagaikan air paip .
Tidak sangka dia yang menjadi korbanya .
Apa guna dia dihati Jungkook . Andai Jungkook berkorban demi wanita lain .
Tiada gunanya .

Jihyo membawa diri ke bilik doktor yang merawat Sungkyung . Setelah pintu diketuk , Jihyo masuk kedalam .

" Silakan duduk , Cik Jihyo "
Doktor lelaki bernama Rohan mempersilakan Jihyo duduk di depannya . " Doktor Mina cakap Cik Jihyo nak jumpa dengan saya .
Kenapa ya ? "

Bibir pucat Jihyo menguntum senyum . Dia harap keputusannya adalah keputusan yang terbaik .

" Saya dengar doktor tengah cari penderma buah pinggang kepada Cik Sungkyung "

" Nae , memang saya tengah mencari sekarang .
Kenapa ?
Cik Jihyo . . "
Doktor Rohan jeda .
Seperti tahu akan sebab kehadiran Jihyo . " Saya sudi untuk menderma sebelah buah pinggang saya kepada Cik Sungkyung .
Doktor boleh periksa buah pinggang saya " ujar Jihyo dengan senang hati .

" Tapi , risiko besar yang akan Cik Jihyo hadapi .
Cik Jihyo tahu kan Cik Jihyo ada penyakit barah otak ?
Lagipun , Cik Jihyo mengandung " risau Doktor Rohan dengan permintaan Jihyo .

" Please , Doktor .
Terimalah permintaan saya .
Saya merayu selamatkan keduanya . Saya terima apa pun takdir saya . Saya akan berusaha untuk hidup . Selagi nyawa masih di badan . Selagi jasad belum dikebumi , tolong . . " Jihyo jeda .

" Tolong selamatkan orang yang saya sayang "
Pinta Jihyo membuatkan Doktor Rohan merasa serba salah .
Apatah lagi melihat mata Jihyo yang berkaca .

...

BERSAMBUNG .

𝘽𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙔𝙖𝙣𝙜 𝙏𝙚𝙧𝙩𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪𝙝 | 𝙅𝙐𝙉𝙂𝙆𝙊𝙊𝙆  ✔︎Where stories live. Discover now