Kalo Lala boleh tau, suasana seperti apa yang ingin dirasakan saat pagi tiba ?
Suasana hangat :)
Iyap, benar sekali. Suasana saat sarapan bersama keluarga sembari berbincang bincang ringan adalah hal sepele yang dapat membuat suasana pagi menghangat.
Tapi berbeda dengan keluarga yang satu ini, beraktifitas masing masing, berpapasan tapi tidak saling menyapa. Keluarga ini bisa dibilang harmonis, tapi berbeda jenis harmonis dengan keharmonisan yang biasa ditemukan di keluarga keluarga lainnya.
Junghwan berdiri di depan kaca full body sambil berkacak pinggang, sudah siap dengan mengenakan seragam sekolah rapih dan tas yang tersampir di pundaknya.
1 kata dong buat So Junghwan...
Junghwan menuruni setiap anak tangga dengan tenang, pagi ini mood nya sedang baik. Menarik kursi yang berada di ruang makan kemudian menyambar hidangan sarapan yang dibuat oleh tukang masak dirumahnya.
Tidak ada siapa siapa di meja makan, hanya Junghwan dan piring piring berisi lauk pauk yang terletak diatas meja. Junghwan sudah biasa sarapan sendirian, dia tahu pasti kedua orang tuanya sudah berangkat kerja.
" Bu Hera... " Suara halus Junghwan menyapa indra pendengaran wanita paruh baya yang seeang duduk tak jauh darinya sambil hanya menatap junghwan dengan tatapan yang sulit diartikan.
" Iya mas? "
" Kenapa bibi menatapku seperti itu? " Tentu saja itu membingungkan bukan
" Ah, maaf mas Junghwan. Bibi hanya ingin menemani mas Junghwan sarapan "
" Kenapa?. Bu...bukankah setiap hari memang begini ? " senyum terpaksa nampak di akhir kalimat itu.
Bu Hera hanya bisa tersenyum samar, sebenarnya ia ingin sekali melihat keluarga tuannya ini makan di meja makan itu secara bersama sama. Tapi...ah sudahlah.
Junghwan mengalhiri sarapannya, iaberanjak dari duduknya untuk segera berangkat sekolah.
" Bu, Junghwan berangkat dulu ya. Kalo nanti ibu mau pulang jangan lupa kunci pintu dan matikan semua listrik yang tidak terpakai ya "
" Baik mas, ibu akan pulang kalau semua pekerjaan ibu sudah selesai. "
Junghwan mengangguk dan kemudian berlalu pergi keluar rumah menuju halte bus terdekat.
Kenapa Junghwan tidak berangkat dengan kendaraan pribadi saja?, kenapa Junghwan tidak memiliki supir pribadi?.
Jawabannya hanya 1, dia tidak mau.
-
" Pagi sayang! " Jeongwoo mendapat hujan kecupan dari wanita paruh baya di hadapannya.
" Pagi mah, pagi pah! " Sapa balik dari Jeongwoo pada kedua orang tuanya yang tadi sempat menyapanya.
Jeonhwoo menarik kursi disamping ayahnya. Sambil memasang dasi, ia memperhatikan layar ponselnya yang menunjukkan schedule yang dikirim oleh sekertarisnya.
" Pasang dasi aja gabisa kan, gimana sih. Masa orang kantoran tapi gak bisa pasang dasi " Nyonya Park senang sekali bisa menggoda putranya ini.
Bisa dibilang Jeongwoo adalah orang yang sangat cuek, dingin, mudah tersulut emosi. Dia tidak pernah berubah, dari kecil selalu saja terpancing emosi oleh hal hal sepele.
Menyeramkan bukan😳
.
.Sekarang Jeonhwoo tengah berada di jalan menuju kantor tempat ia bekerja. Meskipun Jeongwoo seorang atasan, tetap saja harus menjadi contoh yang baik untuk para karyawan lain.
-
Bus berhenti di halte depak sekolah menampakkan Junghwan yang turun dengan senyum terpampang di wajahnya. Berjalan menuju gerbang sekolah melewati banyaknya siswa siswi yang berlalu lalang.
" Selamat pagi pak " sapanya pada security yang berjaga di pos keamanan, Junghwan sudah biasa melakukan itu.
Menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai 3 dimana kelasnya berada yaitu kelas XII Mipa 2. Suasana kelas tidak begitu ramai, semuanya sedang sibuk pada buku masing masing karena akan diadakan ulangan harian pada jam pelajaran ke 2.
Karena merasa bosan, Junghwan memutuskan untuk berjalan menuju perpustakaan. Teman temannya belum datang, jadi Junghwan pergi sendiri.
Bruk!
" Aduh, maaf maaf...
To be continue
Maaf kalo pendek, segini dulu ya
Btw, laler mau req ga kapal siapa lagi yg
lala masukin d book ini?Vote coment ny thsaay😽
KAMU SEDANG MEMBACA
D O N E ; WooHwan
Teen Fiction⚠️Warning Angst M-preg Messy words Mature(?) Junghwan hanya remaja laki laki biasa, sama seperti kebanyakan remaja lain seumurannya. Iya, itu dulu. Sebelum ia mengetahui kebenaran bahwa ia telah dijodohkan dengan rekan bisnis ayahnya sejak kecil. ...