-,10

2K 149 14
                                    

Pagi yang indah, junghwan terbangun karena serbuan suara notifikasi pesan masuk, dan beberapa panggilan tak terjawab dari benda pipih berbentuk persegi panjang di samping bantalnya. Tertera nama Bunda di bar notifikasi, segera ia bangun dan membuka pesan dari sang bunda tercinta.

Isi pesannya begini...

Bunda
| Juwan, bunda dan ayah sudah belikan tiket untukmu dan Jeongwoo liburan
| Kalian belum liburan pernikahan, kalian harus lebih saling mengenal satu sama lain
| Tenang saja, ayah dan bunda sudah bicarakan hal kni dengan jeongwoo dan juga mertua mu
| Dan mereka setuju dengan adanya liburan ini, begitu juga jeongwoo

"Kalau di pikir pikir benar juga, bahkan mas jeongwoo tidak mengambil cuti setelah pernikahan" junghwan rasa liburan bukan ide yang buruk, toh bunda bilang jeongwoo sudah setuju

"Berarti bisa di sebut honeymoon ya?" Pipi junghwan memanas setelah berucap demikian

"Duh, kok dipikir pikir jadi kepikiran" junghwan menggelengkan kecil kepalanya sebelum neranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi.

Kaki jenjangnya menuruni anak tangga satu persatu, ia bawa langkahnya menuju bagian belakamg rumah ini yaitu dapur. Dapat junghwan lihat tubuh tinggi dan punggung tegal yang ia kenal milik suaminya itu tengah berdiri di depan dispenser air.

Dentingan sendok yang beradu dengan gelas dapat ia dengar, aah jeongwoo sedang membuat teh. Lagi lagi junghwan kalah cepat, seharusnya junghwan lebih memperhatikan hal kecil seperti ini. Baiklah akan junghwan catat, jeongwoo suka minum teh di pagi hari. Tapi minum teh di pagi hari bukan suatu kewajiban, kalo ada ya di minum kalo engga yaudah gapapa.

Junghwan menepuk pelan pundak sang suami yang ternyata hal itu sedikit membuat jeongwoo terkejut.

"Maaf, gak maksud ngagetin kok, serius deh" junghwan memasang pose 2 jari nya

"Bukan apa apa, saya lagi pegang teh panas loh, kalo saya reflek siram teh ini terus kena kamu gimana?"

"Iya maaf ya mas, aku gatau kalo kamu bakal kaget"

Jeongwoo berjalan menuju ke arah taman belakang, belum sempat pintu di geser tangannya di tahan oleh si manis.

"Mas mau kemana?"

"Saya mau duduk di belakang"

"Gausah, disini aja, aku mau masak, kita sarapan bareng"

"Yaudah kamu masak dulu aja, saya ga lama kok"

"Aku juga masak nya sebentar kok, cuma bikin omelette mah gampang" jeongwoo mengalah dan mengiyakan si manis untuk menunggunya memasak sarapan.

Benar saja seperti apa yang junghwan bilang tdak butuh waktu lama 2 piring omelette beserta nasi goreng sudah tersaji di meja makan.

Jeongwoo menatap piring dan junghwan bergantian, seperti tidak yakin dengan masakannya. Junghwan seperti bisa membaca isi pikiran jeongwoo, hanya dengan melihat tatapan itu pun bersuara

"Gini gini aku bisa masak, aku sering liatin Bu Hera kalo lagi masak sekalian belajar"

Jeongwoo sebenarnya gemas dengan junghwan, bagaimana tidak junghwan dengan kaos putih bergambar beruang dan celana di atas lutut dengan rambut yang di kuncir bagian depannya. Nampak seperti apel, sungguh benar benar menggemaskan

Junghwan kali ini mengambil posisi duduk di kursi sebelah jeongwoo dan menyantap sarapannya dengan lahap, begitupun dengan jeongwoo yang nampak menikmati santapannya.

"Mas jeo, kok hari ini gak ke kantor?" Junghwan bertanya sambil sibuk mengunyak suapan terakhirnya sebelum menenggak air minumnya.

" Hari ini saya ambil cuti" junghwan hanya ber oh ria

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D O N E ; WooHwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang