Suasana kantor pagi ini cukup kondusif. Memasuki bagian lobby kantor, banyak karyawan yang membungkuk hormat kepada Jeongwoo.
" Selamat pagi pak. Bapak tidak lupa kan, nanti saat jam makan siang ada jadwal pertemuan bersama client dari **** office di restaurant dekat Treasure School " Suara halus sekertaris Jang menyapa indra pendengaran Jeongwoo.
" Ya, saya ingat. Ingatkan saya lagi nanti " Seraya berlalu menuju ruangan.
-
Bruk!!
" Aduh, maaf maaf kak. Maaf kak saya galiat ada orang disitu. " Raut wajahnya terlihat merasa bersalah sekaligus takut.
" Ck, kalo jalan liat liat " laki laki yang baru saja Junghwan tabrak berdecak kecil, sambil memperbaiki posisi tas nya yang tadi sempat hampir jatuh.
" Ma-maaf kak sa— eeh kak... " Orang itu pergi begitu saja meninggalkan Junghwan yang sedikit gemetar karena rasa bersalah.
Ia takut kalau ternyata orang yang baru saja ia tabrak itu adalah anak geng motor atau apalah semacamnya.
" Hahh...sudahlah, lupakan. Lagipula aku sudah meminta maaf " Lirihnya sembari mengendikan bahu.
" Pulang sekolah mau langsung pulang wan? " Seseorang menepuk bahu Junghwan
" Main dulu kali ya, makan siang dulu aja "
" Gass lah "
" NGEENGG "
.
Junghwan bersama teman berwajah bunny nya itu melangkah menuju salah satu cafe di depan sekolah. Mengambil posisi duduk di sudut ruangan dekat jendela yang menampilkan suasana sibuknya lalu lintas jalan raya.
" Pesan apa kak? "
" Sandwich seperti biasa saja, minumnya iced matcha latte "
Junghwan mengangguk paham lalu memanggil salah satu pelayan yang berdiri di dekat meja mereka.
" Kami pesan sandwich 2 porsi, baked donut caramel 1, iced matcha latte 1, dan iced lemon tea 1 " Terlihat pelayan itu mencatat pesanan yang Junghwan sebutkan
" Ada lagi? " Tanya pelayan itu dengan ramah
" Sudah itu saja "
" Silahkan ditunggu pesanannya, terimakasih "
" Kak Doy, tadi aku menabrak seseorang d depan perpus " Junghwan membuka percakapan.
" Benarkah? "
" Iya, tapi dia kelihatan sangat marah. Padahal kan aku sudah minta maaf "
" Memangnya siapa yang kau tabrak? "
" Ntah lah, aku tak mengenalnya. Tapi dari name tag yang dia pakai aku melihat namanya Wanabe Wanabe gitu lah "
" Apa dia tinggi dan tampan? "
Junghwan nampak sedikit menaikkan alisnya terkejut, bagaimana bisa laki laki di hadapannya ini mengetahuinya.
Junghwan mengangguk cepat, " Iya benar, bagaimana kakak tau "
" Aah, dia teman sekelas ku. Dia anak baru, pindahan dari jepang "
" Benarkah? " Doyoung mengangguk cepat.
Pelayan datang membawakan pesanan mereka, " Ah sudahlah Junghwan, lupakan saja. Sekarang kita makan dulu, setelah itu aku akan segera pulang, mamah dan papah ku akan pulang malam ini. "
Junghwan hanya mengangguk.
" Kakak langsung pulang aja ya wan, udah ditungguin mamah di rumah "
Junghwan mengangguk " Iya, hati hati di jalan ya kak. SALAM BUAT MAMAH!! " Sedikit meninggikan nada suaranya melihat sosok yang diajak bicaranya telah berjalan menjauh.
Junghwan duduk d halte menunggu bus yang akan mengantarnya ke halte dekat rumahnya. Ia mengedarkan penglihatannya, dan...
" Heum? Itu bukannya orang yang tadi ku tabrak di depan perpus ya? " Junghwan terus menatap orang itu, mengikuti arah kemana perginya orang tersebut.
Junghwan terkejut saat tiba tiba orang tersebut menolehkan wajahnya dan berpapasan dengan penglihatan Junghwan.
" Uugghh memalukan, rasanya seperti ke gep memperhatikan pacar orang secara diam diam😖 " - junghwan dalam hati
-
" Dimana kau, kenapa lama sekali? " Seorang pria bersetelan rapih tengah duduk di salah satu meja cafe dengan menempelkan benda pipih berbentuk persegi panjang di telinganya.
" Aku di parkiran, sabar! " Suara berat itu disertai penekanan di akhir kalimatnya.
" Hmm, aku di meja nomor 7 dekat cermin "
Tuut tuut tuut...
*Naik kereta api..../plak :(* - author
Sambungan diputus sepihak.
Seseorang dengan seragam sekolah duduk di hadapan jeongwoo, ia nampak lelah. Jeongwoo yang tahu bahwa sepupunya itu sedang lelah, menyodorkan sekaleng colla.
" Bagaimana? " Jeongwoo bertanya sembari menumpukan wajahnya pada tautan kedua punggung tangan nya. *Tau kan kaya gimana, yaudah bayangin aja ya :(*
" Apanya yang bagaimana? " Membuka kaleng Colla itu lalu menenggaknya.
" Sekolah mu "
" Tidak ada yang menarik hari ini " Haruto menghela nafas. Hari ini tidak ada yang menarik, selain....
" Tadi ada siswa yang menabrakku di sekolah " Sambung nya.
" Benarkah?, lalu kau apakan dia?. " Haruto hanya menggelengkan kepalanya.
" Biasanya kau sensitif dengan orang orang yang mengusikmu, meskipun itu sebuah ketidak sengajaan " Jeongwoo sedikit heran dengan sepupunya itu, tidak biasanya Haruto hanya diam saat -ke- ditabrak seseorang.
" Lupakan! " Haruto mengibaskan tangannya di udara, mengisyaratkan agar Jeongwoo mengakhiri pembicaraan tidak penting itu.
To be continue
Gimana hari kalian?
Apa menyenangkan?Segini dulu ya untuk hari ini☺
Jangan lupa tinggalkan jejak
vote dan komen nya ya💗Makasiih laler😽

KAMU SEDANG MEMBACA
D O N E ; WooHwan
Fiksi RemajaJunghwan hanya remaja laki laki biasa, sama seperti kebanyakan remaja lain seumurannya. Iya, itu dulu. Sebelum ia mengetahui kebenaran bahwa ia telah dijodohkan dengan rekan bisnis ayahnya sejak kecil. ⚠️Warning Angst M-preg Messy words Mature(?) ...