---------------------------------
𝒏𝒐𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒑𝒆𝒏𝒔 𝒔𝒊𝒈𝒉𝒕 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒆𝒏𝒗𝒚-- marentinniagara --
---------------------------------One Squell of Kasta Cinta and the others
-- happy reading --
🎋🎋
..
.
MENGARTIKAN satu kata yang terlalu sering menyapa telinga bukan berarti tidak membutuhkan kamus. Pasalnya jaman sekarang banyak oknum playing victim, yaitu sengaja memutarbalikkan fakta, melemparkan kesalahan kepada orang lain padahal kesalahan itu adalah perbuatannya sendiri.
Seolah melempar batu sembunyi tangan, bagaimana bisa? Seperti biasa hectic rumah sakit adalah suatu kerutinan yang pada akhirnya membuat nakes menjadi biasa atau lebih tepatnya terpaksa menjadi biasa karena semua akan dikaitkan dengan beban dan tanggung jawab.
Tatapan sinis itu masih saja terlihat, meski tidak pernah lagi berada pada tempat dan waktu yang sama. Aroma permusuhan itu seolah sengaja disulut dengan mengobarkan bola api yang membara di dalam benak. Terkadang manusia terlupa bahwa sesungguhnya permusuhan hanya akan membawa malapetaka yang bukan hanya menghancurkan salah satu kubu yang berseteru, bisa jadi keduanya jika mereka sama-sama tidak bisa menerima bahwa qodar itu sungguh diluar kendali, akal dan pemikiran manusia.
Muallaq dan mubram hanyalah sebuah istilah, dimana ketika pasrah setelah berusaha itu dijadikan dasar maka yakinlah bahwa rencana Allah itu jauh lebih sempurna dari apa yang telah direncanakan oleh manusia. Ada yang masih protes?
"Dokter Ardi ini limpahan pekerjaan yang masih harus diselesaikan dari dokter Faiyaz."
"Loh mengapa kamu yang menyampaikan, dokter Faiyaz kemana, nggak berani bertemu dengan saya?"
Jika sebuah profesionalitas diutamakan seharusnya pernyataan seperti itu tidak perlu dilahirkan. Kebencian akan memberikan energi negatif dan menularkannya kepada orang lain, percayalah.
"Dokter Faiyaz diminta dokter Aksana untuk ikut meeting terbatas terkait dengan perayaan hari jadi rumah sakit. Dan lagi shif beliau sudah selesai setengah jam yang lalu. Pasien masih di urologi untuk rontgen proximal phalanx, Sp.OT meminta lebih jelasnya untuk melakukan dan penjadwalan pembedahan."
"Hari jadi rumah sakit? Seluruh internship dilibatkan?"
"Iya, rencananya dua minggu lagi. Mengenai seluruh dokter internship dilibatkan atau tidak kami kurang mengerti Dok, yang jelas tadi dokter Aksana meminta dokter Faiyaz sendiri ke IGD untuk mengikuti meeting persiapan tersebut."
Jika seorang wakil direktur sudah turun tangan sendiri ke lapangan artinya keberadaan pegawai itu sangat penting. Ardiansyah mengernyitkan kening sambil mengambil dua buah map yang diberikan salah seorang perawat jaga. Membacanya sekilas namun tidak bisa fokus pada apa yang ada di hadapannya. Seolah berpikir, apa kelebihan seorang Faiyaz hingga dia dilibatkan dalam kegiatan besar sedangkan dirinya tidak sedangkan mereka sama berstatus sebagai dokter internship.
Sementara di dalam ruangan rapat, direktur rumah sakit setuju menunjuk Wafiq sebagai ketua panitia yang diharapkan mampu membuat acara kebersamaan untuk meningkatkan rasa kekeluargaan antara tenaga kesehatan. Bukan tanpa alasan mengapa dokter Aksana menawarkan nama Wafiq sebagai pentolan panitia, melihat sekilas CV dan juga keseharian dokter muda itu Aksana yakin bahwa dia mampu dan mumpuni menerima tanggung jawab itu.
"Maaf Dok sebelumnya, saya sendiri tidak mengenal semua nakes di sini. Maksud saya, mengenai tim work dan pemilihannya kalau harus saya yang memilih sepertinya itu kurang tepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
RECTIFIER
Teen Fiction🖐🖐 Hai, berjumpa lagi dengan keluarga Mufazzal 🖐🖐 ada cerita Faiyaz Wafiq Mufazzal di sini. Dengan siapa? lihat, baca dan nikmati 😍😍 ---------------o0o--------------- Melihatnya sebagai seorang wanita sejak kali pertama aku mengenalnya. Itu a...