---------------------------------
𝒃𝒆𝒘𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒖𝒓𝒚 𝒐𝒇 𝒂 𝒑𝒂𝒕𝒊𝒆𝒏𝒕 𝒎𝒂𝒏-- marentinniagara --
---------------------------------One Squell of Kasta Cinta and the others
-- happy reading --
🎋🎋
..
.
NAFIZA berjalan cepat menuruni anak tangga setelah mendapatkan cerita tentang Sechan dari Wafiq. Naluri kemanusiaannya langsung terbit manakala ketidakadilan menjadi tema utama dalam bahasan untuk mendeskreditkan sosok wanita.
Dalam kaca pembatas yang menjadi pemisah antara ruangan dan pengunjung, Nafiza tahu, titik-titik air mata yang mengalir itu semuanya telah menjadi saksi. Betapa seorang anak mencintai ibunya melebihi apa pun yang ada di dunia ini.
Detik di pergelangan tangannya terus berpacu, Nafiza mengikhlaskan waktu istirahatnya untuk menunggu. Dia harus bicara dengan Sechan atas kemua kekisruhan yang selama ini dilakukannya. Tidak untuk menghakimi tapi lebih pada mencari kebenaran dan meminta alasan.
Sampai Sechan menyadari, Nafiza berada di luar ruangan menunggunya.
"Fiza...."
Nafiza bergegas mendekat. Dia mengerti bagaimana carut mawutnya perasaan Sechan saat ini. "Aku minta maaf, atas semua yang telah aku lakukan. Sungguh, bukan karena aku ingin merusak hubungan kalian. Semua aku lakukan karena terpaksa."
"Apa benar yang aku dengar, bahwa Dokter Ardi dalang dibalik semua ini?"
"Aku minta maaf Fiz... Ibuku butuh biaya perawatan yang tidak sedikit."
"Tapi bukan berarti bisa menghalalkan cara kan? Bukan masalah aku yang terkena fitnah itu. Tapi ada orang lain yang menerima imbas hingga situasi kerja menjadi tidak kondusif."
"Aku terpaksa, Fiza."
Nafiza memandang Sechan cukup lama, tidak ada lagi tatapan menantang seperti sebelumnya. Perawat muda itu hanya tertunduk dengan perasaan bersalah dan malu.
"Se, aku boleh tanya sesuatu ke kamu sekarang?" Sechan mengangguk sambil memainkan jemarinya. "Apa benar yang kamu katakan kemarin?"
"Tentang?"
"Maksudku, tentang kamu menyukai Dokter Faiyaz?" Sechan menatap Nafiza sesaat. Mata itu kembali sayu. "Maaf, Se, kamu jangan salah paham dulu."
"Aku cukup sadar diri Fiz. Kalau pun toh benar adanya aku menyukai Dokter Faiyaz, tidak mungkin dia melirikku." Sechan tertawa sumbang.
"Jadi benar, kamu menyukainya?" tanya Nafiza sekali lagi. Sechan berhenti tersenyum, kembali pada mimik seriusnya lalu menjawab pertanyaan Nafiza.
"Saat ini fokusku adalah kesembuhan Ibu, tidak ada keinginan lain termasuk urusan menyukai lawan jenis. Apalagi dengan Dokter Faiyaz. Sekali lagi maaf, sikapku sudah merugikan kalian berdua."
"Dokter Ardi ada andil di belakang semua ini?" Nafiza bertanya namun tidak mendapatkan jawaban dari bibir Sechan.
Waktu kembali bicara, panggilan darurat membuat Nafiza harus kembali ke stase koasnya. Ada beberapa laporan dan pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan segera. Meski Nafiza berusaha melakukan dengan sebaik mungkin tapi tetap saja pandangan atas sikap tidak terpujinya terlanjur menyebar dan menjadi gosip yang seolah tidak akan terhapus meski Fiza membuktikan dia tidak seperti yang mereka tuduhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RECTIFIER
Teen Fiction🖐🖐 Hai, berjumpa lagi dengan keluarga Mufazzal 🖐🖐 ada cerita Faiyaz Wafiq Mufazzal di sini. Dengan siapa? lihat, baca dan nikmati 😍😍 ---------------o0o--------------- Melihatnya sebagai seorang wanita sejak kali pertama aku mengenalnya. Itu a...