Mata Esther menyanyu. Sedih sekali, waktu istirahatnya kini harus dibagi dengan latihan musik untuk tampil nanti. Harusnya, Esther tolak saja saat dibujuk Bella kemaren!
Latihan sudah diputuskan, yaitu setiap hari Rabu pulang sekolah, Kamis sore dan Minggu pagi. Benar-benar akan menguras tenaga.
Keputusan dibuat tadi malam digrup. Iya, mereka membuat grup chat yang hanya berisi 3 orang untuk info-info.
Hari ini hari Kamis, dan jam 4 sore nanti mereka akan kumpul di rumah Kak Seta untuk latihan bersama. Alat musik? Katanya Kak Seta itu orang kaya, jadi dia punya ruangan untuk latihan musik khusus.
Benar-benar kategori cowok sempurna. Cih, seperti novel saja.
Sekarang jam menunjukkan pukul Setengah Empat. Esther berjalan malas menuju lemari, mengobrak-abrik lemarinya untuk mencari baju kasual yang biasa saja.
Tidak perlu bingung memilih baju, toh gak ada Ren juga...
Esther buru-buru memukul kepalanya, apa sih yang sekarang dia pikirkan?
Tangan Esther mengambil ponselnya yang terletak di meja belajar. Dia membuka aplikasi Love Meaning dan login sebentar dan mengetikkan sesuatu. "Hari ini izin dulu deh gak main. Nanti salah paham lagi."
Pipi Esther terasa panas. Kata Ren, dia sangat khawatir padanya karena lama tidak bermain. Kepala Esther lantas menggeleng-geleng cepat. Dia menyadarkan diri sebelum hayalan nya menjadi liar.
Toh, takut nya kalau dia berharap, yang ada malah bertepuk sebelah tangan.
Kak Seta : Esther udah siap?
You : Ini sudah mau berangkat, Kak.
Hembusan nafas terdengar dari mulut Esther, kakinya pun melangkah pelan menuju kamar mandi.
Iya, Esther belum mandi.
***
"Cavel, lo aja yang nyanyi ya?"
Cavel mendelik. "Lo mau konsernya hancur, karena suara serak gue?"
"Gue nervous."
"Dih, taik." Seta melempar Cavel dengan botol bekas air mineral yang datang entah darimana. "Mulut lo kotor banget, gue semprotin baygon mau?"
"Bac*t!"
Esther menghembuskan nafasnya lelah, mereka tidak bisa fokus latihan karena mereka selalu bertengkar. Yah, tapi latihan hari ini tidak sia-sia, karena mereka sudah menentukan lagunya.
Yap, yang menentukan lagunya adalah Cavel. Cavel memilih lagu yang menurut Esther lembut sekali ditelinga. Esther kira Cavel akan merekomendasikan lagu rock atau lagu bernada tinggi, yah pokoknya lagu semacam itu.
Tapi, selera Cavel ternyata adalah lagu lembut, benar-benar diluar dugaan.
Fokus Esther teralihkan pada buku not, ekspresi wajah Esther kini agak mengerut. Benar-benar menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Meaning
Teen FictionTentang keseharian seorang Esther, gadis yang suka begadang dan menghabiskan waktunya untuk rebahan. Keseharian tersebut, mulai berubah karena Esther mulai memainkan game online bernama 'Love Meaning' *** Cover: Pinterest. Genre: Romance, Drama.