PART 14 : Pentas Drama

49 5 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Wah, gue kira kalau cafe cuma buat jual-jualan aja, tapi ternyata tampil juga?" Cery menatap heran kelas 8a yang menampilkan teknik berjualan di atas panggung. Mereka semua memakai pakaian Halloween sebagai tema cafe mereka.

Sungguh menarik.

"Untung aja kita gak jadi bikin cafe, kalau gak kalah telak sama kelas sebelah," ucap Royan yang diangguki 28 murid.

Esther menatap malas panggung, dia sudah tidak ada tenaga lagi untuk berdiri. Rasanya dia mau tidur dilantai saja.

"Dan kalau kita bikin cafe, udah pasti disangka ngikutin. Soalnya kelas 8a udah semestinya yang duluan tampil. Dan kelas kita bakal dikasih peran seolah-olah 'plagiarisme' nya, karena bisa jadi kalau kita ganti drama kita kemaren, kita gak bakalan bikin ide seunik mereka." Penjelasan Selena membuat semua mengangguk.

Sampai si Juara kelas berbicara, itu berarti situasi mereka memang bahaya bila memilih cafe kemaren!

"Semua udah siap? Gak ada kendala kan?" Pertanyaan itu muncul dari mulut gadis bernama Silvi—cewek terpendek dikelas.

"Gak kok, udah siap." Theo membalas ucapan Silvi cepat. Cery hanya memandang geli wajah Theo yang memerah. Theo, walau hanya mendengar suara Silvi aja sudah tidak kuat.

Apalagi jika dipegang tangannya kan?

Rolan menatap prosedur ditangannya dengan teliti, dia memastikan agar tidak ada yang terlewat. Jika satu saja Rolan cerobah, habis sudah. Padahal, Esther sudah mengerahkan semua semangatnya. Mereka, 8b ini tidak boleh kalah!

"Esther, lo capek ya? Kita ke belakang yuk. Lo jagain ruang ganti deh. Jadi lo gak repot, dan juga buat jaga-jaga."

Esther mengangguk. Yah, dia akan berterima kasih nanti pada teman-temannya yang sangat pengertian.

"Kelas 8a perkiraan 20 menit lagi selesai, kalian para pemain langsung ke ruang ganti! Seksi keamanan langsung jaga ruangan, seksi penyimpanan keluarin bajunya! Desain keindahan, dan properti sudah siap? Gak ada yang ketinggalan kan barang-barang buat latarnya?" ujar Rolan.

"Siap!"

Beberapa mengangguk sebagai jawaban. Esther terperangah, wow dia punya banyak sekali tenaga. Jika itu Esther, mungkin dia tak akan sanggup.

"Waktu tinggal 15 menit. Dalam waktu kurang lebih 5 menit, kita harus sudah bener-bener siap! Dan cuma tinggal hias panggung. Jangan ada yang lemot, ngerti?"

"Iya Rolan-kun!"

"Kyaaaa Rolan Oka-san!"

"Sumpah lo cerewet banget, iya gue tau. Omae!"

Rolan mendengus. "Ini gue yang wibu, atau kalian sih?!"

"Lah katanya Rolan-kun bukan wibu, tapi otaku. Apakah Rolan-kun sudah menetapkan identitasnya?" Itu suara Helena. Dasar, gadis bergigi gingsul itu suka sekali meledek orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love MeaningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang