***
Acara Ulang Tahun Sekolah Gerhana digelar sangat meriah. Dimulai dari pembukaan yang dipimpin oleh Kepala Sekolah, kemudian pembacaan doa oleh salah satu staff guru. Bahkan beberapa ekskul yang dipilih, tampil satu-persatu.
Pertunjukkan seni per-kelas belum dimulai. Esther merasa jantungnya berdegup kencang. Satu-satu ekskul sudah mulai selesai tampil, ekskul musik hanya menunggu giliran.
"Esther gapapa?"
Esther mendongak. Karena beda tinggi Esther dengan Seta sangat kentara, membuatnya harus mendongak terlebih dahulu agar bisa menatap lekat mata coklat terang milik Seta.
"Gapapa. Lagian, masih mending tampil buat main musik, daripada jadi Putri."
"Ya?"
"Waaaaah! Penampilan yang bagus sekali! Tepuk tangan dulu semua atas ekskul paduan suara yang sudah berjuang hingga dapat tampil sebagus ini. Saya sampai terharu, kalian hebat sekali!
Cavel yang awalnya biasa-biasa saja, mulai gugup. Tampil setelah pertunjukan yang memukau sangat merepotkan. Jika penampilannya lebih buruk, ekskul musik hanya akan menjadi bahan tertawaan, atau bahkan tidak akan ada yang tertarik sama sekali.
Bukan berarti Cavel gila popularitas, tapi ini masalah harga diri. Cavel adalah orang berharga diri cukup tinggi, sesuatu persaingan yang tanpa disadari ini, membuat bulu kuduk Cavel... merinding.
Sebuah tangan menempel pada pundak Cavel. Cavel sedikit terkejut, tangan kecil itu membuat Cavel yang menegang mulai melemaskan otot-ototnya.
"Tenang aja. Kita udah latihan. Ayo Kak Cavel, kita tampilkan yang terbaik."
Cavel terperangah, lalu beralih menatap Seta yang tersenyum tulus. Rasanya menjadi lebih ringan, untuk sesaat Cavel mengangkat sudut bibirnya, lalu kembali mengatur ekspresi.
Selanjutnya adalah penampilan dari ekskul musik! Wowww sangat jarang untuk melihat ekskul musik tampil pada acara sekolah! Untuk ekskul musik, dipersilahkan menaiki panggung.
***
"Royan cepetan!"
Royan yang sibuk mengatur kelasnya, menjadi bingung. Hei, dia ini lagi sibuk! Jangan diganggu!
Cery menatap tajam Royan. Lalu matanya mengeledah kearah semua sudut kelas, seakan mencari sesuatu. "Theo! Lo pegang kendali."
Theo yang merasa dipanggil hanya menoleh sebentar, lalu meringis kesakitan saat setumpuk kertas mengenai wajahnya.
"Lah, kok gue?!" Tanpa basa-basi, Cery berlari sehabis melempar prosedur yang telah Royan buat semalaman tepat pada wajah Theo. Theo mengumpat sebentar, lalu menerima pasrah tugasnya.
Cery dan Royan pun sama-sama berlarian keluar kelas, meninggalkan wajah bingung semua teman sekelasnya.
Cery dan Royan berlari kearah lapangan, Royan hanya menatap pasrah tangannya yang dipegang erat oleh Cery. Ternyata tangan Cery sangat kecil, dibalik harga dirinya yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Meaning
Teen FictionTentang keseharian seorang Esther, gadis yang suka begadang dan menghabiskan waktunya untuk rebahan. Keseharian tersebut, mulai berubah karena Esther mulai memainkan game online bernama 'Love Meaning' *** Cover: Pinterest. Genre: Romance, Drama.