Pembukaan:
Namaku Esther, aku adalah seorang siswi sekolah menengah pertama yang akan segera menjadi seorang siswi menengah atas.
Sebenarnya aku punya pacar, namanya Seta. Dia 1 tahun lebih tua dariku. Kami saling mengenal dalam sebuah aplikasi modern yang trend tahun lalu bernama 'Love Meaning'
Aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang bertujuan mencari seorang teman, sahabat, dan pastinya pacar.
Meski awalnya aku mendownload aplikasi tersebut karena dipaksa sahabatku, tapi siapa tau aku malah cocok dengan salah satu pemain?
Sahabatku bilang. "Lo kalau pasang muka 'hidup enggan, matipun tak mau' terus mana laku, lo coba download aplikasi ini deh, dijamin dapat pacar. Tinggal cari selera lo yang mana."
Aku kesal setengah mati dengan ledekannya. Meskipun ucapan dia benar sepenuhnya, tapi tidak harus asal ceplos kan? Yah, masih mending sih daripada ngomongin dari belakang.
Setelah aku mendownload aplikasi 'Love Meaning'
Disitulah, ceritaku dimulai.
***
Gadis berambut panjang digerai ini sedang menatap bosan jendela kelas, dia beberapa kali menghembuskan nafas kasar.
Bagaimana tidak? Sahabatnya kini menyalin habis jawaban PR yang dia cari mati-matian. Meski dia mencari jawaban tersebut di internet, tapi tetap saja dia capek dan lelah setengah mati karena mencari-cari jawaban yang masuk akal.
"Esther, muka lo kok kaya mau makan gue sih, serem tau. Pantes jomblo," ejek sahabat tidak tau diri didepan Esther ini.
Esther mendelik. "Mentang-mentang punya pacar, belagu lo. Tau gak sih? Gue tadi malam obrak-abrik link internet buat nyari jawaban yang masuk akal. Mana jam tidur gue berkurang lagi."
Brakk
Cery, sahabat Esther sedari kecil. Sekaligus tetangga tercinta Esther tersebut menggeprak meja. Yang membuat semua mata menuju sebentar kearah Cery, lalu berpaling kembali karena sudah hafal dengan aksi Cery setiap hari.
Iya, Cery itu 360° berbeda sekali dengan Esther yang introvert, galak, cuek dan dingin. Cery adalah gadis ekstrovert, ceria, pecicilan dan mudah bergaul. Tapi, entah kenapa itulah hal yang membuat Cery terkenal.
Walau kecantikannya bukan termasuk kategori primadona, tapi sifatnya yang nyentrik itu membuat dia terkenal disekolah menengah pertama Grahana ini.
Cery, cewek terkenal disekolah yang berteman dengan gadis dingin. Esther.
Kini beraksi kembali. "Lo tuh ya, udah gue bilangin berapa kali? Kalau lo selalu ngomong galak kaya emak komplek, dan ngomel terus. Lo bakal jomblo!"
"Cery ... lagian kita udah kelas 8, semester akhir lagi, mau kenaikan kelas tau. Lo mau gak naik? Pacaran, pacaran, pacaran mulu yang ada diotak lo," sembur Esther.
"Kita ini otaknya sedang tau, masuk 10 besar gak pernah, masuk 20 besar juga gak pernah. Jadi, oke-oke aja kan pacaran? Toh, walau jomblo pun kita gak bakal jadi ranking 1. Kita bukan anak ambisius yang terkekang karena nilai," ucap Cery dengan bangganya.
Esther menghembuskan nafasnya. "Gue gak tertarik."
Cery menggembungkan pipinya. Dasar kukang... oh iya, Esther ini punya julukan disekolah. Iya, dia disebut kukang sekolah karena jalan yang lambat, dan muka malas yang dipasang setiap harinya.
"Kukang mah gak seru."
***
Pelajaran hari ini sangat melelahkan, Esther berjalan malas menuju gerbang bersama dengan Cery yang sibuk menyapa-nyapa seluruh penghuni sekolah.
"Cery, gue ikut lo ya? Abang gue gak bisa jemput, katanya gak bisa ninggalin Kafe," kata Esther yang diangguki Cery.
Cery melangkah perlahan sembari mengeluarkan ponselnya. "Bentar gue chat Mama gue dulu ya, biar dia yang jemput."
Esther menatap datar ponsel Cery, chat di aplikasi pesannya banyak sekali. Memang tidak main-main ya, pesona Cery Feriska ini. Esther memang tau Cery sangat terkenal, tapi dia tidak menyangka akan sebanyak itu.
Setelah beberapa menit saling bermain ponsel, Esther menatap salah satu aplikasi di PlayStore yang kini sedang trending. Apa ini? Dari cover nya sudah bikin jijik.
"Wah, Ther. Lo harus download itu! Gue aja punya, nih," ujar Cery antusias sembari memperlihatkan ponselnya.
"Ini apa?" tanya Esther.
"Itu aplikasi pencari teman, sahabat, pacar, atau suami juga bisa loh, pokoknya lo harus punya."
Esther mendelik. "What? enggak mau ah, bukan fashion gue," sahut Esther datar.
"Fashion-fashion gundulmu, yaudah elah donwload aja kenapa sih. Lo mah gengsi karena itu aplikasi gak singkron sama muka lo yang galak, bukannya beda fashion," ledek Cery ngasal.
"Heh sembarangan!" sembur Esther.
Esther memandangi ponsel nya lama. Apa dia download saja? Dia lelah diejek terus dengan Cery. Cery yang melihat Esther menatap lurus ponsel nya kini tersenyum jahat.
Tangan Cery merebut ponsel Esther asal. Lalu menekan tombol download tanpa pikir panjang. "Lo kalau pasang muka 'hidup enggan, matipun tak mau' terus mana laku, lo coba download aplikasi ini deh, dijamin dapat pacar. Tinggal cari selera lo yang mana."
"Selera?" tanya Esther.
Cery tertawa pelan. Respon yang didapatnya terdengar sangat lucu di telinga Cery. "Iya, lo suka cowok yang gimana?"
"Yah, yang orangnya malas kaya gue, jadi bisa berbagi pengalaman hidup. Tapi, jangan malas kerja sih. Pokoknya yang jam tidurnya lebih... "
Cery mengibaskan tangannya didepan wajah Esther. "Iya, iya gue tahu. Pokoknya yang kaya lo 'kan? Tapi, nih ya cantik, maksud gue bukan kebiasaannya, tapi sifatnya."
"Imut? yang tidurnya imut gak ngileran," jawab Esther cepat.
Cery terkekeh pelan. "Iya iya, cowok imut 'kan? Nih, udah gue tulis selera lo dideskripsi."
"What?"
***
Note:
Ehemm, Fell here guys!
Akhirnya setelah sekian lama aku suntuk sama genre fantasi, kini aku bikin genre romance yang memang fashion ku disini🖤
Padahal author nya jomblo, tapi entah kenapa ide-ide ada aja muncul:) oke kayaknya author kepanjangan ngoceh.
Ini cerita aku yang ke... gak tahu ya, lupa. Pokoknya menetap terus dan jangan lupa follow akun, like setiap part dan komen setiap paragraf!
Thanks 😗🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Meaning
TeenfikceTentang keseharian seorang Esther, gadis yang suka begadang dan menghabiskan waktunya untuk rebahan. Keseharian tersebut, mulai berubah karena Esther mulai memainkan game online bernama 'Love Meaning' *** Cover: Pinterest. Genre: Romance, Drama.