"Kalo mau ngambil sesuatu tuh jangan teledor, liat siapa yang kena" Bentak Farhan pada seorang paruh baya yang sedang berusaha membantu si pelayan merapihkan kaleng cemilan tersebut.
Terdengar seorang remaja berbicara kepadanya paruh baya itu menoleh, "kamu?--" ucap si pria paruh baya itu sepertinya mengenali nya.
Keduanya pun saling pandang melihat seorang yang dia bentak tadi adalah orang yang dia kenal.
"A-ayah"
Ucap Farhan terbata melihat seorang paruh baya itu adalah ayahnya sendiri,
'ayah? Dia ayahnya Farhan?' tanya Syila dalam hati sedikit terkejut, menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Bagai manapun ayah nya, Farhan masih menganggapnya tak mungkin tidak, karena beliaulah yang mencukupi kebutuhannya meski tak pernah Farhan memakai semua uang yang Anto kasih cuma beberapa uang yang ia ambil.
"Farhan" ucap sang ayah Anto, langsung mendekap membawa kedalam pelukannya tapi tak Farhan balas ia hanya diam mematung tak tau akan berbuat apa.
Rasanya Anto sangat haru begitu melihat anak kandungnya sendiri sudah dewasa sekarang meski Anto yang sering membiayai Farhan untuk kebutuhannya tetapi tak pernah sekalipun bertemu, Farhan menjadi anak yang mandiri setelah ibunya pergi, memilih untuk tinggal di asrama membuat dirinya lebih baik dari pada tinggal di rumah bersama ayahnya dulu yang selalu menyakiti hatinya dan ketidak terima perlakuan ayahnya terhadap ibunya.
"Maafin Ayah nak" ucap Anto tulus diiringi isakan kecil dari mulutnya "ayah rindu kamu,sudah beberapa tahun kita tidak bertemu nak, tinggal di rumah ayah lagi ya nak!" Pinta Anto terisak.
Farhan tak bicara sedikitpun padanya, ia berusaha melepaskan pelukan erat dari ayahnya,melangkah perlahan membawa Syila ke dekapannya dengan lembut.
Syila yang tak tau apa-apa dia hanya diam melihat wajah Farhan yang nampak kecewa membantu Syila khawatir "Farhan, ini ada apa?" Tanya Syila bingung.
"Ayo kita pergi" ucap Farhan membawa lengan Syila untuk segera pergi.
Namun Anto menahan Farhan untuk pergi "tunggu Farhan, kasih ayah waktu bersama mu, tolong!" Pinta Anto memohon.
Hingga pada akhirnya Farhan pun luluh membawa keranjangan yang di isi dengan kebutuhannya ke kasir dan memutuskan meluangkan waktu untuk Anto ngobrol bersamanya.
Anto membawanya ke tempat makan di dekat supermarket tadi, rasanya begitu awkward pasalnya baru kali ini lagi semeja dengan ayah nya yang sudah beberapa tahun tak merasakan ini.
"Perempuan ini siapa kamu Farhan?" Tanya Anto membuat Syila yang di tuju Anto tertunduk malu.
"Ayah gak perlu tau!" Ucapnya santai dengan wajah dan mata yang kosong entah memandangi apa.
"Bisakah kamu pergi sebentar saya mau ngomong dengan anak saya" pinta Anto pada Syila dan di anggukinya.
Syila berdiri tegap "Oh,Em... baiklah saya ke san--"
"Duduk Syila!" Ucapnya terpotong dengan ucapan Farhan, Syila yang mendengar perkataan Farhan tadi langsung duduk seketika dengan tanganya yang masih Farhan genggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti Berharap
Teen Fiction[sedang di revisi] [Typo dimana-mana] ••• Gue mencintai orang yang emang engga mencintai gue.... bodoh banget kan gue!!! Gue dan sahabat gue mencintai orang yang sama tanpa sepengetahuan satu sama lain, gue bingung gue harus apa perasaa...