☞PART 51 ENDING 2☜

122 20 23
                                    

Hari ini tepatnya bertepatan dengan hari pernikahan Azka dan Anisa berlangsung, persiapan yang sudah matang di siapkan oleh keluarga Azka di tempo jauh-jauh hari.

Perdebatan waktu itu membuat beberapa saat berselisih, kemudian pikiran dan hati Azka memunculkan rasa bersalah dan mempunyai rasa tak enak hati oleh sikaf, biacara dan perbuatan Azka terhadap Anisa waktu siang kemarin.

Meski begitu, Anisa sekarang masih berada di rumah keluarga Azka, tak jadi untuk pergi karena permohonan maaf Azka juga rayuan orangtunya untuk tetap di tinggal di sina.

Sesudah Azka menuruti apa keinginan orangtuanya untuk menikahi Anisa. Mungkin itu jalan yang tepat yang di ambil Azka, meski rasanya sangat sulit untuk percaya ini.

Anisa memaklumi dan memaafkan kesalahan Azka itu dan kembali luluh menyetujui pernikahan itu atas bujukan orng tua Azka dan mendengar Azka pun menyetujui itu juga.

Sehingga sekarang tiba waktunya Anisa di dandani cantik layaknya seorang pengantin, menggunakan dress mewah namun elegan di poles menggunakan make up lainya supaya terlihat lebih sangat cantik.

Anisa tak percaya ini, sebentar lagi dirinya akan menjadi istri sah seorang Azka Abqari Pranaja seorang sepupu Anisa waktu lalu tapi sebentar lagi akan menyandang status baru.

Yaitu suami istri.

Anisa sendiri di ruang hias sedari tadi, belum ada yang menghampirinya atau hanya memanggilnya untuk keluar.

Tetapi beberapa saat suara riuh di luar ruangan ini kian terdengar, riuh se-riuh nya orang rumah dan beberapa rekan, teman terdekat, dan kerabat lainya hanya itu.

Acara pernikahan ini cukup sederhana tak akan di hadiri oleh orang luar kecuali orang terdekat keluarganya dan orang rekan kerja Erik di kantor saja.

Bersepakat untuk tidak mempublikasikan acara pernikahannya karena permintaan Azka yang sempat kedua orangtuanya menahan amarah lagi terhadapnya, tapi berusaha untuk mengabulkan permohonan Azka supaya dirinya mau menikah dengan Anisa.

"Di mohon kepada calon mempelai wanita untuk segera mengandiri pelaminan" ucap sang pembawa acara lantang menggunakan mik.

Berdebar hati Anisa saat mendengar suara panggilan emsi itu, tak lama Liam datang menghampiri Anisa yang masih terduduk di meja riasnya.

"Ya ampun kamu masih di sini, apa sudah selesai berdandanya?" Tanya Liam heboh sembari memperhatikan Anisa dari atas sampai bawah.

"Kamu sudah terlihat cantik ayok cepat kita ke luar ruangan sekarang, semua orang sudah menunggumu duduk di dekat calon suamimu sayang"  ujar Liam sibuk dengan Anisa, tetapi Anisa masih gugup untuk berbicara.

"Iya Tante" Anisa berucap.

"Ish... Tak mau lagi saya mendengar kamu memanggil saya dengan sebutan itu sebentar lagi kamu jadi mantuku sayang, panggil mama ya mamah!" Pinta Liam pada Anisa heboh.

Anisa hanya menjawab dengan anggukan kepala saja sambil tersenyum.

Liam membatu Anisa berjalan menuju semua orang yang sedang menunggunya di sana di temani kedua dayang-dayang yang sama cantiknya untuk mendampingi Anisa berjalan ke sana.

"Jangan terlihat gugup Anisa, angkat kepalamu, lalu tersenyum, berjalan tegap untuk melewati tamu-tamu undangan dan teman-teman mu di sana" ujar Liam saat sebelum Liam Kembali duduk di tempatnya lagi, saat itu.

Suara tamu undangan kembali bergemuruh, bersorak ria untuk sekedar mengisi kekosongan ruangan, saat melihat tampilan Anisa saat ini, keluar dari ruanganya.

Banyak beberapa orang yang berbicara mengagumi Anisa, memuji kecantikan Anisa, dan lainya.

Awalnya Anisa gugup tetapi berusaha untuk tidak tunduk, tersenyum tipis dan berjalan gontai ke arah para tamu undangan yang hadir saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berhenti BerharapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang