Terlihat sebuah pintu kafe terbuka tanda seseorang baru saja masuk ke sebuah kafe itu adalah Rezvan.
Awal mula Rezvan cuek dengan sekitar dirinya langsung duduk di sebuah kursi, tiba sebuah pelayan menawarkan sebuah menu, dan kala itu Rezvan memesanya.
Kali ini Rezvan tidak di temani temanya dirinya sendirian pokus dengan handphone di tangannya.
Sampai saat itu pelayanan kembali datang untuk menyuguhi pesanan yang tadi Rezvan mau.
"Terimakasih" ujar Rezvan pada pelayan, si pelayan hanya tersenyum.
Dirinya tengah menikmati minuman berwarna merah di gelasnya, terdengar suara cek cok di samping mejanya.
Rezvan kembali bersantai menyedot minumannya lagi, setelah melihat dan mendengar kegaduhan itu, Rezvan melihat Syila yang sedang memalingkan muka ke arah lain tak tau Syila melihat Rezvan sekarang ini atau tidak, karena jarak meja Rezvan dengan mereka terhalang satu meja panjang.
"Itu Syila, sama siapa?" Tanya dirinya sendiri.
Rezvan hanya melihat Syila dan Farhan saja tapi tidak dengan dua orang lagi yang memang sedang posisi membelakangi Rezvan.
Rezvan berniat untuk bergabung di sana tapi takut menganggu.
Setelah beberapa saat Rezvan membawa minumnya tak tau keberanian dari mana Rezvan melangkahkan kakinya bertujuan untuk gabung dengan mereka.
"Hai... Kalian di sini juga?" Tanya Rezvan langsung tanpa basa-basi.
Seketika semuanya langsung terhening mendengar sapaan Rezvan saat beberapa tadi ribut.
"Rezvan!" pinta Clarissa.
Rezvan tersenyum.
Kayanya Rezvan salah besar saat ini, dirinya tengah menganggu mereka yang sedang kumpul serius, dan tapi kenapa melihat Clarissa dan Syila matanya yang memerah kayak sehabis menangis?
"Bawa gue pulang!" Pinta Clarissa agak sedikit memohon pada Rezvan dan berusaha mengambil tasnya.
Clarissa segera bangkit dari duduknya tadi mengambil gelas Rezvan berisi minuman menaruhnya di meja dan langsung menarik Rezvan keluar kafe.
"Clarissa kamu mau kemana?" Panggil Azka segera.
"Aku belum jelasin semuanya" ucapnya lagi.
Rezvan tak tau apa-apa dia hanya mengikuti langkah Clarissa yang menuntunnya pergi.
"Riss bentar heh, gue belum bayar!" Pungkas Rezvan.
"Ck buruan!"
Rezvan merogoh dompet dari saku celananya terburu-buru mengambil uang dan menaruhnya di atas meja dekat satu porsi makanan yang masih utuh belum sempat ia makan sedikitpun.
Setelah selesai Clarissa kembali membawa tangan Rezvan menuntunnya untuk keluar kafe sebelum Azka berlari mengikutinya.
Tentu Azka berlari mengikuti mereka untuk sekedar mau menjelaskan apa yang ia mau jelaskan pada Clarissa.
Tetapi setelah depan pintu kafe, Clarissa sudah masuk ke mobil Rezvan dan menutup pintunya.
Azka terlambat mengusap wajahnya gusar membuat dirinya kecewa, karena dirinya tau di dalam hatinya masih ada Clarissa.
Di dalam kafe Syila hanya diam bersama Farhan ketika Syila berbicara dia akan pamit untuk pulang.
"Ini udah selesai kan, gue mau pulang aja" ujar Syila.
Farhan mengangguk tanda iya menyetujuinya.
"Eh, tapi Syila!" Tahan Farhan.
"Gue minta maaf atas itu" ujar Farhan. Syila sangat tau betul, tapi ya sudah lah tidak apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti Berharap
Teen Fiction[sedang di revisi] [Typo dimana-mana] ••• Gue mencintai orang yang emang engga mencintai gue.... bodoh banget kan gue!!! Gue dan sahabat gue mencintai orang yang sama tanpa sepengetahuan satu sama lain, gue bingung gue harus apa perasaa...