"Jadilah bagaskara yang selalu menyinari hari-hariku, dan jadilah bianglala agar hidupku berwarna."
***
Sudah tiga hari Rafsa tidak melihat batang hidung Ayara selepas kejadian hujan sore itu. Ia hanya melihat Nabila datang ke kantin bersama teman lainnya tanpa Ayara. Biasanya Nabila selalu pergi ke mana-mana dengan dirinya, tapi tiga hari belakangan ini ia tak melihat Ayara berada di sekolah. Dengan langkah mondar mandir Rafsa tampak berpikir mencari kebradaan Ayara sekarang di mana? Apakah dia membolos? Ataukah sedang izin ada acara keluarga? Apa jangan-jangan dia sakit selepas hujan sore itu? Rafsa menepuk jidatnya sendiri, kenapa ia tidak menanyakan pada Nabila saja? Ayara, 'kan sahabatnya.
"Bisa duduk nggak? Mondar mandir mulu kayak setrika!" cibir Jojo yang tengah menatapnya jengah.
"Berisik, Jo!"
Jojo menimpuk Rafsa menggunakan tas ranselnya. "Lihat tuh, dipanggil Salsa sampai dicuekin!"
"Bodo, ngapain dia manggil-manggil segala? Kurang kerjaan aja! Ujung-ujungnya minta temenin makan di kantin, ogah!" ucap Rafsa sembari melirik Salsa yang melambaikan tangan kepadanya.
"Sini, Sal!" panggil Jojo.
Merasa dirinya dipanggil, Salsa berlari kecil menghampirinya dengan memasang senyuman semanis mungkin di hadapan Rafsa, sedangkan laki-laki itu ingin muntah menatap wajah Salsa yang dibuat sok manis si depannya.
"Raf, nanti sore antar aku ke toko buku, ya! Soalnya aku mau beli buku SBMPTN. Kita belinya barengan, ya!" ucap Salsa manja.
Rafsa memasang wajah datar. "Beli aja sendiri! Aku udah beli tempo hari uang lalu. Minta temenin aja sama yang lain!"
"Kamu jahat banget! Nggak bilang-bilang kalau mau beli. Sekali-kali ajak beli bareng dong!" rengeknya bergelayut manja di lengan Rafsa.
Tawa Jojo meledak melihat raut wajah Rafsa tak berekspresi sama sekali. Salsa begitu nekat mendekati Rafsa yang jelas-jelas tak menyukainya. Lebih parahnya lagi Salsa pernah menembak Rafsa, tapi ditolak mentah-mentah. Salsa memang cantik, pintar, famous, selebgram, dan pemilik sekolah SMK Dirgantara. Namun, sifat Salsa yang ke kanak-kanakan membuat Rafsa tak menyukainya.
"Sal-sal, ngapain masih ngejar-ngejar Rafsa? Lihat aja muka Rafsa udah mau muntah pas dekat sama kamu. Kasiha dia," sindir Jojo halus.
"Ih, Jojo mah gitu. Kamu harusnya dukung aku sama Rafsa! Kita berdua udah cocok." Salsa mengembungkan kedua pipinya.
"Gila lama-lama ada di sini!" Rafsa melepaskan tangan Salsa yang memluk lengannya secara kasar dan pergi keluar entah ke mana.
"Raf, tungguin!" teriak Jojo menyusul Rafsa.
Salsa tersenyum miring. "Untuk hari ini kamu bisa nolak aku, tapi suatu saat kamu akan takluk padaku!"
***
Nabila tengah asyik membaca novel di perpustakan, tapi ia merasa kesepian karena Ayara tak masuk sekolah. Meskipun sudah bersama Amel––sahabatnya, tetap saja rasanya kurang lengkap jika harus berdua.
"Kalau nggak ada Ayara rasanya sepi," ucap Nabila lesu.
Amel menutup buku bacaanya. "Iya, Bil. Ayara lagi ngapain ya, sekarang?"
"Istirahat kayakanya, Mel. Nanti selepas pulang sekolah kita besuk dia gimana?"
"Ide bagus, Bil! Jangan lupa bawah makanan sama buah-buah juga. Tapi, aku chat Umi dulu buat izin pulang telat." Amel menekan ikon bergambar wahtsApp dan mengetikan sesuatu di layar keyboard-nya untuk meminta izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antarkan Aku Pulang (Hiatus)
Teen FictionKalah hati tak lagi mampu berbicara, biarlah mata ini menutup untuk selamanya. Mungkin ini hanyalah sepenggal kisah seorang gadis SMK yang tak pernah dianggap ada oleh sang bunda. Capek, lelah, marah, iri, dan putus asa. Hingga pada akhirnya, napas...