Kakak Kelas

16 15 0
                                    

"Kita akan bertemu kembali dengan cerita yang berbeda!"

***

Suara gesekan sepatu yang menyatuh dengan lantai terdengar selaras. Gadis berseragam putih abu-abu itu tengah berlari menuju ke dalam kelasnya. Ia terlambat datang ke sekolah karena tak kunjung mendaptkan angkot akibat macet.

"Aduh," ringis Ayara kalah tubuhnya menabrak seseorang di hadapannya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu memastikan.

Ayara menggeleng. "Maaf, saya tidak sengaja."

"Iya, lain kali kalau jalan lihat-lihat!" ucapanya dengan intonasi lembut.

"Saya permisi dulu!" Ayara berlalu meninggalakanya tanpa melihat siapa laki-laki itu?

"Tunggu!" suara bariton itu menghentikan langkah Ayara.

Ayara berhenti tanpa membalikkan badanya. "Maaf, saya harus segera ke kelas. Saya sudah terlambat!"

"Siapa nama kamu? Dan kelas berapa?"

"Panggil saja Ayara, kelas 11 FKK" ucapnya berlalu begitu saja.

Laki-laki tersenyum tipis hampir tak terlihat dan memperhatikan punggung Ayara yang mulai menjauh darinya.

Gadis istimewa!

Ayara mempercepat langkahnya untuk menuju ke dalam kelas setelah drama menabrak orang yang tidak dikenalanya. Ia menghentikan langkahnya seraya mengetuk pintu kelas yang sudah tertutup.

"Assalamualaikum," ucap Ayara sambil melapalkan doa supaya ia tidak dimarahi oleh sang guru pengajar.

Pintu itu dibuka dan menampakan sesosok laki-laki paruh baya dengan kumis tebal menjadi ciri khas penghias di wajah garangnya. "Wa'alaikumsalam. Kamu tahu ini sudah jam berapa?"

Ayara gugup. "I-iya saya tahu, Pak. T-tadi saya tidak mendapatkan angkot dikarenakan macet."

"Sekarang kamu silakan berdiri hormat di bawah tiang bendera sampai jam mata pelajaran saya habis!" tegasnya, kemudian menutup kembali pintu kelas tersebut.

Hari yang begitu menyebalkan bagi Ayara. Ia tak habis pikir jika terlambat datang ke sekolah dan dihukum sampai jam mata pelajaran Pak Tomo habis. Artinya sampai bel istirahat berbunyi. Pak Tomo memang seperti itu, terkenal tegas, galak, disiplin, tapi sebenarnya dia baik. Ia hanya ingin murid-muridnya menjadi putra putri bangsa Indonesia yang dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik lagi. Dengan cara inilah ia membuktikan untum mendidik siswa SMK Dirgantara agar dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Ayara tak banyak protes, ia langsung pergi ke lapangan dan mengangkat tanganya hormat seraya mendongkat menatap sang saka merah putih. Sepi, panas, dan lelah menghampirinya. Beberapa siswa siswi yang lewat menatap dirinya heran, karena baru pertama kalinya ia dihukum seperti ini. Apalagi Ayara yang terkenal pandai, displin, dan irit bicara ternyata bisa melakukan kesalahan juga. Namanya juga manusia, pasti punya salah! Ia menghiraukan celotehan yang tak penting dan fokus menjalankan hukumannya.

"Nih, minum!" sebuah tangan menyodorkan sebotol air minum kepadanya.

"Tidak, terima kasih. Saya sedang dihukum, bisakah kamu pergi dari sini?" pintah Ayara tanpa menoleh pada laki-laki tersebut.

Laki-laki itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kenapa ia jadi salah tingkah begini? Padahal Ayara tidak menatapnya. "Saya tahu kamu haus. Ini sebagai permintaan maaf karena tadi tidak sengaja menabrakmu."

"Saya akan minum sehabis menjalankan hukuman ini. Soal yang tadi bukan salah kamu, tapi salah saya!"

"Baiklah, saya kembali ke kelas dulu. Maaf, telah mengganggu waktumu. Sampai jumpa lagi!" akhirnya ia pergi tanpa memberikan sebotol air minum yang tadi dibelinya untuk Ayara. Namun, Ayara menolak pemberiannya dan ia menghargai kepeutusan Ayara.

Antarkan Aku Pulang (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang