Catatan Senja,
Ketika catatan ini sampai pada orang lain berarti nyawa ini telah mati.
Aku selalu berdoa kepada Allah semoga napas ini tetap bernapas, jantung ini tetap berdetak, mata ini tetap bisa melihat, dan telinga ini masih bisa mendengarkan sebuah kata yang aku harapkan selama bertahun-tahun, "Bunda menyayangimu, Ayara!"
Andai waktu itu aku tidak memaksa ayah untuk melihat senja, mungkin hari ini ayah masih hidup dan ibu tidak membenci diriku. Tapi, tidak adakah ruang maaf yang bunda sisakan untukku? Kenapa bunda begitu membenciku? Padahal takdir setiap manusia telah digariskan. Aku tahu, aku salah. Namun, aku juga tidak tahu senja telah membawa ayah pergi selamanya.
Aku memang bodoh waktu itu, saat bunda melarangku mengajak ayah melihat senja yang jelas-jelas ayah baru pulang kerja. Aku memang selalu memaksa ayah untuk menuruti semua kemauanku, tapi ayah selalu mengabulkannya. Dan kini, aku begitu menyesal atas semua yang pernah aku lakukan sepuluh tahun yang lalu. Aku ikhlas jika bunda benar-benar membenciku. Aku tahu aku salah! Akan tetapi, aku masih berharap ibu bisa memaafkanku ketika raga ini masih hidup.
Kau tahu bun, aku rindu dirimu yang dulu. Semenjak peristiwa itu semuanya berubah drastis. Tak ada lagi senyummu untukku, kasih sayangmu, tutur katamu yang lembut, bahkan aku harus belajar hidup mandiri.
Semoga akhir cerita ini berakhir dengan indah dan aku dapat maaf darimu. Namun, jika Allah berkehendak lain, maka aku harap saat penghujung napasku kau benar-benar sudah memaafkanu.
Jangan membenci senja yang tak bersalah apa-apa.Tertanda,
Ayara Senja Aurora.
Wanita paruh baya bergamis pink yang usianya memasuki senja itu tengah membaca satu per satu untain kata yang ditulis putrinya——Ayara. Genap sudah tiga hari kepergiannya meninggalkan beribu kesalahan. Tak sempat berucap atau tersenyum. Yang jelas tak ada kata maaf dari sang ibu untuk dirinya.
"Bunda menyesal telah membencimu," ucapnya sendu.
"Penyesalan selalu datang di akhir, Tan. Ayara selalu bercerita pada saya tentang kapan ia mendapat maaf dari tante seutuhnya? Dan sekarang maaf itu benar-benar tulus, tapi Ayara sudah pergi untuk selamanya."
Memang kata maafnya sudah terlambat, tapi mau bagaimana lagi penyesalan selalu datang di akhir. Andai Ayara masih hidup, pasti ia akan senang mendengar kata maaf dari ibunya.
Btw yang penasaran sama ceritanya langsung baca, ya! Jangan lupa vote and comment. See U next capther!
Ini hanya hasil imajinasi saya sendiri😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Antarkan Aku Pulang (Hiatus)
Roman pour AdolescentsKalah hati tak lagi mampu berbicara, biarlah mata ini menutup untuk selamanya. Mungkin ini hanyalah sepenggal kisah seorang gadis SMK yang tak pernah dianggap ada oleh sang bunda. Capek, lelah, marah, iri, dan putus asa. Hingga pada akhirnya, napas...