"Sebenarnya siapa dia? Dia obat atau luka? "
Malaikat Kecil
┈┈┈┈┈┈┈┈┈𑁍ࠬ┈┈┈Kota Bandung, negeri Pasundan. Kota kelahiran Canka, Kota yang sangat Canka kagumi keindahannya.
Pagi ini Canka tidak masuk sekolah, Canka merasa Ia ingin ketenangan untuk beberapa hari. Canka sedang berjalan - jalan menggunakan sepeda mengelilingi Bandung. Keinginannya yang harus Ia laksanakan segera.
Hamparan sawah luas membentang, kicauan burung di pagi hari, dan jangan lupakan suara mata air yang mengalir. Canka menyukai itu semua, dengan sepeda miliknya Ia terus mengayuh tanpa ada rasa letih.
Suasana yang asri dan sejuk membuat Canka betah untuk mengayuh sepedanya. Selesai melewati persawahan, Canka mengayuh sepedanya menuju kota.
Melewati beberapa tempat duduk dan lampu jalanan, Canka berhenti tak kala melihat teman - temannya pulang sekolah. Ia dengan cepat menatap jam tangannya, tak terasa Ia sudah menghabiskan tiga jam hanya untuk berjalan - jalan.
Canka lantas menunggu teman - temannya.
"Canka!" Teriak Haikal dia berlari menghampiri Canka yang tersenyum pada nya.
"Ngapain lo? " Tanya Haikal.
Canka tersenyum, "Jualan ikan! Dah tau lagi jalan juga pake nanya. "
"Jan ngegas lumba! Eh nyari jajanan ayu! Laper aing. " Ajak Haikal yang langsung diiyakan oleh teman - temannya termasuk Canka.
"Mau beli apa Can? " Tanya Nathan pada Canka yang tampak bingung ingin membeli apa.
"Ngga tau bingung, ehm pentol aja lah. " Canka lantas memesan pentol yang Ia sebutkan tadi.
Setelah selesai dengan makanan masing-masing, mereka beramai-ramai pulang. Fajar dan Renjana sedang asik membicarakan tugas Fisika, Nathan yang melihat dua manusia di sebelahnya itu hanya memberi tatapan ngeri.
"Nih bujang berdua, dari tadi bahasannya bikin gue stres. " Ucap Nathan dalam hati, kalo di sampaikan langsung kena ocehan Renjana dia.
Canka dan Haikal memimpin jalan, Haikal mengatakan banyak hal tetang sekolah saat Canka tidak masuk.
"Pokoknya seru deh! " Ucap Haikal, dia kembali menusukkan somay dan memakannya.
"Selalu gitu ya, giliran aku ngga masuk ada aja kejadian seru. Ingin rasanya mengumpat. " Canka menahan kesalnya. Selalu saja ada kejadian yang sangat seru di sekolah saat Ia tidak masuk, sangat tidak adil baginya.
"Eh btw, Fajar! Apa kabar hubunganmu ama Kak Candra? " Tanya Haikal menoleh ke belakang sembari menaik turunkan kedua alisnya.
"Bangsad Haikal! Diem lu! Canka, ngga ada niatan jual Haikal gitu? Congornya ngga bisa diem. " Fajar hampir saja melemparkan botol air minumnya yang sedari tadi Ia pegang hanya saja di tahan Nathan.
"Heh santai Jar, lampu pijar santai... " Haikal tersenyum ngeri melihat temannya yang satu ini.
"Hahahaha, lagian kamu teh Kal! Aya-aya wae." Canka tertawa saat melihat muka Haikal. [Lagian kamunya Kal! Ada-ada saja. ]
"Yeh kan bercanda. "
"Eh iya, kita ada tugas kelompok kan? " Tanya Renjana.
"Iya ada, suruh bikin es krim tiga bahan. " Jelas Nathan.
"Kapan kerjainnya? Aku masuk kelompok siapa? " Tanya Canka khawatir dia tidak mendapatkan kelompok.
"Tenang Canka, kamu mah masuk kelompok kita. Kiw! " Ucap Fajar sembari mengedipkan matanya membuat Canka menatapnya aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat Kecil [Chenle] | END ✔
FanfictionMalaikat Kecil | Zhong Chenle END Sepenggal cerita singkat tentang kehidupan pemuda manis yang selalu tersenyum. "Kepergian mu melukiskan kenangan tanpa akhir dan janji yang tak ditepati itu menjadi nyata. Kau kebahagiaan pertama dan torehan lukaku...