Part [10] : Berkas Penting

232 32 0
                                    


“Kenapa di setiap ada masalah selalu aku yang di salahkan?”

*****

"

"CANKA!" teriakan itu menggema di seluruh ruangan, membuat setiap orang terbangun. Begitu juga dengan orang yang di panggil namanya, Canka berlari membuka pintu dan menuruni tangga.

"A—ada apa Pah? Kenapa papa teriak-teriak?" tanya Canka lugu dengan wajah yang jelas baru bangun tidur.

Ayahnya menyeret anak itu, menundukkan anaknya ke kursi meja makan. "Kamu ada lihat berkas Papa yang di ruang tamu kemarin?" tanya sang Ayah mengintimidasi.

"Berkas apa? Aku ngga lihat, kemarin kan Papa langsung narik aku... " ucap Canka sedikit pelan.

"Cih! Kamu lihat berkas itu CANKA?! Jangan bohong, Saya tau kamu benci dengan saya IYAKAN! SAYA TIDAK MAU TAHU CARI BERKAS ITU SEKARANG JUGA!" bentaknya di depan wajah Canka.

"Pa? Aku aja ngga tahu berkas itu ada di mana, warnanya apa. Kenapa selalu aku sih Pa? Sungguh Pa, kalo aku yang ngambil itu berkas juga ngga bakal berguna."

Plak!

"BISA KAMU NURUT?! CARI SAJA, DASAR ANAK TIDAK BERGUNA. ASALKAN KAMU TAHU, KAMU ITU HANYA NUMPANG! KAMU BUKAN DARAH DAGING SAYA! CEPAT CARI BERKAS ITU?!."

Bagaikan di sambar petir pada tengah hari, Canka menangis, menunduk, dan tidak mampu untuk berkata-kata lagi. Apakah benar yang di katakan oleh Ayahnya? Ia bukanlah anak yang di inginkan. Dia bukanlah darah daging dari Ayahnya.

"Can—Canka bakal cari berkasnya, permisi... " Canka meninggalkan Ayahnya yang tengah duduk dengan wajah frustasi. Canka melangkah menuju ruang kerja Ayahnya, mencoba mencari di sana terlebih dahulu. Siapa tahu, Ayahnya itu menyimpan di sana namun terlupa atau tidak kelihatan.

Semua map, semua berkas telah Canka cari. Canka mengetahui warna berkas itu, karena sebelumnya ia memang melihat Ayahnya sedang membaca isi berkas tersebut. Namun, tentang berkas itu yang di taruh di ruang tamu Canka tidak mengetahuinya. Saat tengah mencari, Canka menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

Sebuah map foto, ia mengambil map itu. Di sana, di sampulnya tertulis 'MY FAMILY' artinya ini foto keluarga. Canka membuka halaman pertama, di sana terpampang gambar Ibu dan Ayahnya yang sedang mengikat janji suci, lembaran kedua adalah gambar sang ibu yang tengah hamil. Setelah itu, gambar sang kakak yang masih bayi, sangat mirip sekali. Dari kakaknya belajar berjalan, menulis, tengah membaca, potretnya ada semua, di bawah gambar itu tertulis nama sang kakak, Alexas Theo Pramuja.  Saat ia membuka lembaran yang berikutnya ia melihat sebuah gambar seorang anak lelaki kembali, namun berbeda. Di sini terlihat ibunya dengan wanita lain yang tertawa bersama. Di sana, terpampang potret anak lelaki yang menangis, potret anak lelaki itu tengah memanjat dan potret anak lelaki itu tersenyum gembira dengan kedua wanita di belakangnya yang salah satunya adalah sang Ibu. Di bawah potret itu ada sebuah nama, Jihan Anggata Putra.

Sebentar, jika di sini adalah nama Jihan. Maka di mana potret Canka? Ternyata saat Canka membuka lembaran yang lain, dia suah melihat potret anak kecil yang mirip dengannya sedang berpose bersebelahan dengan kakaknya dan Jihan. Jihan merasa tidak suka dengan anak di sampingnya, berbanding terbalik dengan Theo yang tersenyum manis. Potret itu hanya satu, dan di bawah potret tertulis lagi sebuah nama, Putra Aditiama Canka.

Putra Aditiama Canka.

Di adopsi pada 17/09/2005. Anak yang pernah terjebak dalam kecelakaan tragis. Kecelakaan itu membuatnya memiliki gangguan ingatan.

Malaikat Kecil [Chenle] | END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang