Part [2] : Jihan kau siapa?

368 50 5
                                    

"Selain terik matahari, aku juga tidak menyukai orang baru. "

Malaikat Kecil
┈┈┈┈┈┈┈┈┈𑁍ࠬ┈┈┈
         

Jam menunjukkan pukul tiga sore, Canka, Renjana, Nathan, Haikal, dan juga Fajar masih asik dengan tugas mereka. Anak pinter beda ya guys:)

"Eh, nomor tujuh belas. Lupa caranya gimana? " Tanya Fajar.
Nathan yang di sampingnya langsung ngejelasin "Ini di cari dulu Joule baru bisa di hitung. "

Fajar mengangguk dan mulai mengerjakan tugasnya lagi.

"Alhamdulillah, selesai! " Haikal nutup bukunya dan berbaring.

"Tumben Kal.. " Nathan menatap temannya heran.

Haikal duduk dan natap Nathan, "Tumben apanya?"

"Tumben cepet, biasanya kan otak lo paling ngelag. " Tutur Renjana.

"Oh itu kar—eh apaan? Ngelag? anjir lu!"

"Eh santai Pak, kenyataan kan itu.. " Sambung Fajar.

"Nah bener." Nathan menganggukkan kepalanya.

"Setan lu pada!"

"Untuk para bujang sekalian, kalo emang kalian udah ada yang selesai. Pesenin grab dong, laperrrr" Canka bersuara, dia sudah selesai sedari tadi dan lapar menyerang perutnya.

Renjana memandang gemas, "ututu laper Can?"

"Ngga kebelet, ish! Cepetan laper nih."

"Kenapa ngga kamu aja yang pesen Can?" Tanya Fajar.

Canka cengengesan, "my paket kuota habis.."

"Bentar, mau pesen apa lu pada?" Tanya Nathan.

"McD." Haikal tersenyum lantas menaik turunkan alisnya.

"Setuju!" Sorak yang lainnya.

"Otw miskin deh gue.... "

*****

"Alhamdulillah, kenyang... " Renjana menyandarkan tubuhnya di kepala kursi setelah selesai melahap makanannya.

"Demi bumi dan isinya, enak banget." Fajar berdiri dari duduknya, dia pergi ke wastafel mencuci tangannya.

"Iya enak banget, udah McD, gratis lagi." Nathan mengemas piring yang Ia gunakan dan juga piring yang lainnya.

"Nyindir Om?" Canka berdiri untuk mencuci tangannya.

"Kalo ngga ikhlas, ngga papa. Nih gue ganti." Ucap Haikal.

"Sekali lagi kalian ngomong, nih panci melayang. " Nathan ngambil panci yang ada di rak piring.

"Eh jangan woy! Panci emak gue, belum lunas itu! " Haikal histeris, pasalnya itu panci belum lunas di arisan.

"Anjirlah belum lunas ga tuh.. " Renjana ngakak sendiri dengarnya.

Tepat pukul lima sore, semua pada balik. Sisa Renjana sama Haikal doang di rumah. Awalnya pengen ke rumah Fajar, tapi Fajar tiba-tiba ngoper ke rumah Haikal. Haikal cuma mengiyakan pasrah.

*****


"Canka pulang! " Canka masuk ke rumahnya, dia ngelepas sepatu yang dia pakai dan di dusun rapih di rak. Ia melihat sepatu Papa dan Mama udah ada di sana. Tidak hanya itu tapi ada beberapa sepatu lainnya.

Malaikat Kecil [Chenle] | END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang