BONUS CHAPTER

226 23 4
                                    


"Apa kabar, cerita lama?"

Malaikat Kecil

[BONUS CHAPTER]







Sudah setahun kehilangan, kini Nathan dan semua sahabatnya sudah bisa mengikhlaskan. Walaupun perihnya kehilangan masih terasa di hati seorang Nathan. Nathan bukan tak merelakan, namun setiap ia mencoba tuk melupakan- bayangan sosok Canka yang tertawa bahagia itu pasti melintas, membuat hatinya kembali tersayat.

"Canka, kalo gue bisa. Gue pasti minta paksa lo dari Tuhan."

~


Suara takbir bersaut-sautan. Seakan-akan memberitahu bahwa ini adalah hari raya, hari raya Idul Fitri yang selalu di tunggu oleh Canka. Masih teringat di benak Nathan tak kala pemuda itu mengajaknya untuk mengelilingi desa bersama sembari bersenandung takbir.

"Nathan!!" pekiknya dengan gembira dan langsung menubruk pemuda yang tengah memakan snack.

"Apa, Can? Heboh banget."

"Nanti pas malam takbiran, kita keliling ya!"

"Wah sabi sih, tapi malam takbiran masih lama." Nathan menatap malas Canka, sedangkan yang di tatap hanya menyengir. "Ngga pa pa, kita rencanain sekarang aja!"

"Weh, weh, weh! Couplean baju koko kuy!" ajak Haikal yang mendapat anggukan kepala dari dua pemuda yang mengikutinya.

"Couple warnanya aja, kalo model koko mah selera kalian." jelas Renjana, "Gue setuju." Fajar duduk di sebelah Nathan dan mencomot snack chiki pemuda berpakaian putih itu.

Nathan mengangguk paham, ia berdehem pelan sebelum mengeluarkan pendapat. "Gimana kalo warna lilac? Atau warna biru dongker? Kalo warna hitam ama putih udah keseringan orang pake." pendapatnya.

"Lilac bagus sih." Haikal menyetujui akan hal itu begitu juga dengan yang lainnya.

Akhirnya mereka telah menentukan untuk menggunakan baju koko berwarna lilac, sehari berdiskusi di hari itu juga mereka memesan baju dengan warna yang sama.

Nathan tersenyum lara, ia menatap dirinya di cermin. Dengan kain satin berwarna lilac, pemuda itu mulai memasang peci hitam dan tersenyum.

"Can, ga mau pake baju koko lo?"

Pemuda itu keluar dari kamarnya, yang pertama kali ia lihat adalah sang kakak dengan balutan baju koko berwarna lilac. Sama dengan dirinya.

"Gimana? Ganteng kan gue? Pasti ganteng dong, lo aja sampe terpesona." puji Sehan pada dirinya sendiri, yang berhasil membuat sendok melayang ke kepalanya.

"Anj-astaghfirullah! Lu- dosa! Belum minta maaf, dah bikin dosa aja lu!" pada akhirnya Sehan mengomel sendiri tanpa diperdulikan oleh Nathan.

Namun seperdetik kemudian, Sehan bungkam. Ia terdiam tak kala adiknya memeluk posesif bahkan menangis di bahu lebar dirinya.

"Kak, Nathan minta maaf ya. Nathan minta maaf kalo Nathan punya salah.. Maafin Nathan juga tadi udah ngelempar Kakak pake sendok, habisnya Kakak ngeselin sih!" Nathan terisak, "maafin Nathan udah ngerepotin Kakak selama ini. Maaf ya.."

Sehan membalas pelukan adiknya, ia hanya mampu mengangguk pelan. Lidahnya terasa kelu untuk mengeluarkan sepatah-kata. Baginya, Nathan adalah seonggok harta yang harus ia jaga dan ia rawat. Nathan adalah semangatnya dan sebaliknya, Sehan adalah semangat Nathan.

Malaikat Kecil [Chenle] | END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang