03

364 60 2
                                    

Hyunjae meregangkan punggungnya yang terasa pegal. Sudah memasuki hari ketujuh dia bekerja di sini dan sudah di sibukkan dengan acara pameran yang akan datang.

"Jam itu rusak ya?" Younghoon menunjuk jam dinding di sebelah kanannya.

"Hah? serius?" tanya Hyunjae.

"Kenapa tidak jalan daritadi, aku sudah lapar" keluh Younghoon yang sudah membayangkan menu makan siangnya.

Hyunjae tertawa kecil, "Sabar 5 menit lagi." ucapnya.

Sembari menunggu jam makan siang, mereka membicaran akan makan apa nanti. Tiba-tiba direktur memanggil Hyunjae ke dalam ruangannya.

'Ah! makan siang berhargaku!" keluhnya dalam hati, sudah tau bahwa direktur akan memberikan tugas tambahan.

"Kenapa, pak?" Hyunjae memasuki ruangan.

"Bisa tolong bawa ini ke lantai 7" direktur yang terlihat masih muda itu menyodorkan berkasnya.

Hyunjae segera mengantarkan berkas itu. Ia bergegas mengingat sebentar lagi jam makan siang. Tentu saja ia tidak mau mengurangi jam makan siangnya yang begitu berharga.

'Ah- lantai 7 ya? ruangan CEO di lantai 8 kan? semoga aku tidak bertemu' Setelah dipikir-pikir bagaimana bisa ia menghindar dari CEO yang katanya menyeramkan itu kalau wajahnya saja tidak tau.

🎈🎈🎈

Setelah pintu lift terbuka Hyunjae segara bergegas menemui Younghoon dan Chanhee sudah menunggu di lobby. Mereka berencana untuk makan di luar hari ini.

Mereka hendak keluar ketika seorang laki-laki dengan penampilan eksklusif menggunakan kemeja putih, setelan jas, dasi, lengkap dengan sepatu oxford berwarna hitam, masuk ke dalam gedung. Disebelahnya ia diapit dengan dua orang lagi yang berpenampilan tidak kalah 'eksekutif'.

Siapapun akan tau kalau orang yang di tengah itu adalah orang penting. Kehadirannya saja sudah membuat suasana berbeda.

'Tidak asing...' ucapnya dalam hati.

Mata mereka bertemu. Hyunjae seperti menjadi batu ketika ia melihat mata itu. Mata yang sangat tidak asing baginya. Ia masih terkejut hingga tidak sadar kalau semua orang membungkuk, termasuk Younghoon dan Chanhee.

Ia baru sadar ketika Chanhee menyenggol lengannya. Hyunjae langsung membungkuk, 'Ah sial...'

🎈🎈🎈

Waktu itu sedang pelajaran jam ke empat, angin yang berhembus lewat jendela membantu Hyunjae lebih tidak fokus pada pelajaran. Ia ingin tidur.

Hyunjae memalingkan pandangannya keluar jendela. Suara sorakan dari murid-murid yang sedang olahraga membuatnya penasaran. Itu murid kelas satu, mereka sedang bermain basket.

Namun, ada satu orang yang menarik perhatiannya. Siapa namanya, ia tidak tau, yang jelas anak itu begitu memikat dimata Hyunjae.

'Dia pasti populer' pikirnya.

Bukan pelajaran yang ia lihat, Hyunjae malah memperhatikan anak kelas satu itu.

Tidak tau kenapa, tetapi wajah Hyunjae memanas ketika anak itu bersorak setelah berhasil memasukan bola lagi ke dalam ring.

Senyuman yang diberikan laki-laki itu kepada temannya terlihat sampai ke lantai tiga tempat Hyunjae sekarang. Itu terlihat sangat indah, ditambah matanya yang menyipit mengikuti senyumannya.

Tanpa sadar pun sudut bibir Hyunjae ikut membentuk senyuman tipis.

🎈🎈🎈

untold ; jujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang