16

210 31 0
                                    

Pikiran Hyunjae akhirnya bisa tenang kembali. Setelah beberapa hari beristirahat ibunya sudah membaik. Ibunya juga sudah diizinkan untuk pergi tetapi masih dilarang untuk terlalu lelah.

Malam setelah Juyeon pulang, ia meminta maaf kepada ibunya. Namun, reaksi yang didapat adalah tawa kecil dan tatapan yang lembut. Malahan membuat anaknya semakin merasa bersalah.

"Ibu tidak masalah kau marahi, karena ibu tau kau sangat sayang kepadaku"

Begitu katanya. Jadi, malam itu Hyunjae memilih untuk tidur menemani ibunya. Punggungnya membelakangi ibunya sepanjang malam, ia malu untuk menunjukan matanya yang merah dan pipinya yang basah.

Pagi ini, dibantu ibunya, Hyunjae memasak sarapan untuk mereka berdua. Kalau Hyunjae tidak mengizinkan ibunya untuk terlalu lelah, sang ibu melarang Hyunjae untuk menyentuh dapur tanpa ibunya. Terakhir kali ia berusaha memasak mereka hampir membeli rumah baru.

Tiba-tiba ketukan pintu rumah terdengar dan Hyunjae langsung melesat untuk membukakannya. Dahinya berkerut ketika melihat siapa yang ada di depannya.

"Tega sekali kau melihatku seperti itu" orang itu mendorong pemilik rumah itu pelan dan berjalan mencari asal bau yang membuat perutnya berbunyi otomatis.

"Ah, bibi! Kenapa baunya enak sekali!" serunya.

Ibunya membalikkan badannya dan tersenyum melihat pemilik suara itu, "Jacob, cepat siapkan piringmu"

Jacob bergegas menyiapkan peralatan makannya. Dari awal ia mengenal Hyunjae dan ibunya, kesempatan untuk memakan masakan sang ibu tidak pernah ia lewatkan. Sangat mengecewakan bagi Jacob karena talenta itu tidak diwariskan ke temannya.

Mereka duduk bersama di meja makan. Berbincang sambil mengabiskan sarapan yang sudah dinanti-nantikan.

"Bibi, bagaimana keadaanmu? Sudah sangat membaik, kah?" tanya Jacob menatap seksama menunggu jawaban.

Perempuan dengan rambut yang sudah mulai memutih itu tersenyum sumringah dan mengangguk. Berkat anaknya yang keras kepala akhirnya ia merasa lebih baik. Ia sangat bersyukur. "Tentu saja, bibi sudah bisa pergi untuk belanja lagi—"

"Ibu" sorotan mata Hyunjae hampir membuat ibunya merinding. Sementara sang ibu dan sahabatnya malah tertawa melihatnya.

🎈🎈🎈

Kasur itu bergetar ketika Jacob tiba-tiba menjatuhnya badannya ke atasnya. Ia berlagak seperti ada di rumahnya sendiri. Walaupun memang begitu. Sejak ia berteman dengan Hyunjae keseharian mereka adalah bermain di rumah ini. Bukan hanya bermain, bahkan saat ia bertengkar dengan kakak laki-lakinya atau orang tuanya, rumah Hyunjae menjadi tempatnya untuk kabur.

Tangan Jacob meraih remot televisi yang ada di meja sebelah kirinya, "Ah kenapa tidak ada acara yang bagus" gumamnya sembari terus mengganti saluran televisi.

"Jangan lama-lama di sini. Aku ada kenca—janji dengan temanku" ucap Hyunjae sembari berjalan untuk mengisi ulang baterai ponselnya.

Jari ibu Jacob terhenti seketika. Kepalanya menengok perlahan ke arah temannya yang berusaha membodohinya. "Kau pikir kau bisa membodohiku?" ucapnya datar.

Hyunjae menelan ludahnya, "Maksudmu?"

Jacob tertawa sangat kerasa, hampir terdengar seperti karakter antagonis di film. Ia berhenti secara tiba-tiba dan memberikan tatapan sinis kepada Hyunjae yang masih berdiri kebingungan.

"Janji? Dengan temanmu? Hah!" ia tertawa sinis lagi, "Kau sebut aku sahabatmu tetapi kau bahkan tidak bilang kalau kau sudah menjalin hubungan dengan Juyeo—" Jacob berteriak begitu keras, mungkin para tetangga juga bisa mendengar teriakannya itu.

Takut hal itu terjadi Hyunjae bangkit dan menerjang mulut Jacob, menutupnya dengan telapak tangannya. Ia berusaha sekuat mungkin walaupun temannya ini memberontak seperti orang gila.

"Ah! Sialan kau!" tiba-tiba Hyunjae menjauhkan tangannya ketika ia merasakan lidah basah milik Jacob bersentuhan dengan telapak tangannya.

"Kalau tidak mau semua orang tau, ceritakan kepadaku sekarang juga" awalnya ingin terdengar seperti mengancam tetapi bagi Hyunjae itu terdengar seperti orang gila.

Meraka duduk berhadapan dengan wajah yang serius, terlebih Jacob. Jika seseorang melihat mereka sekarang pasti akan berpikir mereka sedang membicaran bisnis gelap yang melibatkan mafia dan pertumpahan darah.

Namun, sayangnya mereka sedang membicarakan bagaimana dan kapan Hyunjae memulai hubungannya dengan Juyeon.

Telapak tangan kanan Jacob menutupi mulutnya yang terperangah. Ekspresi wajahnya begitu dramatis, hampir Hyunjae melemparnya dengan dipan.

"Pokoknya seperti itu" akhirnya Hyunjae menyelesaikan ceritanya.

Jacob masih terperangah, otaknya belum mencerna penjelasan temannya itu dengan baik. Ia terdiam dengan dahi yang menekuk. Bukan kesal atau kecewa, hanya saja ia tidak percaya kalau temannya menjalin hubungan dengan pria yang ia sukai sejak kelas 2 SMA.

"Sepertinya Tuhan memihakmu" gumamnya dengan nada datar, "Bagaimanapun, kalau kau bahagia aku pasti bahagia. Ingat, kalau dia membuatmu kecewa aku akan selalu ada dipihakmu" terangnya yang membuat Hyunjae tersenyum tipis.

"Ah kecuali kau selingkuh aku tidak ada dipihakmu"

"Maksudmu?"

🎈🎈🎈

Kemeja putih ditemani dengan vest rajut berwarna coklat, dan celana bahan berwarna coklat sudah membaluti tubuh Hyunjae. Tangannya sibuk mengatur rambutnya yang rasanya tidak pernah benar. Ia terus mendecak dan mendecak, seketika matanya menyorot ke arah belakangnya.

"Daripada kau tersenyum tidak jelas bantu aku atur rambut" serunya kepada Jacob yang rupanya belum pulang.

Laki-laki itu berjalan dengan cepat dan mulai menata rambut temannya, ia tersenyum kepada Hyunjae yang sedikit menekuk lututnya agar Jacob bisa meraih rambutnya lebih nyaman.

"Hyunjae, mau diapapun juga kau tetap tampan" ucapnya tersenyum begitu manis.

Jantung Hyunjae seperti berhenti mendengar kata-kata itu. Matanya menatap perlahan ke arah Jacob yang masih tersenyum kepadanya. Ia memajukan kepalanya perlahan. Mereka bisa merasakan nafas mereka satu sama lain berhembus kewajahnya.

Jacob sontak mencengkram bahu Hyunjae, "Sialan aku hampir menonjokmu"

"Sayang?"

"Aku pulang, aku tidak bisa berlama-lama dengan orang sepertimu!"

"Jacob! Tunggu aku!"

Hyunjae tertawa melihat temannya keluar dari kamarnya sambil bergidik ngeri, "Sampai jumpa besok, sayang!"

Hyunjae tertawa melihat temannya keluar dari kamarnya sambil bergidik ngeri, "Sampai jumpa besok, sayang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

special
a day in my life ft. jacob
haha

untold ; jujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang