04

318 61 1
                                    

Pameran dengan seniman Moon menjadi fokus semua orang. Semua divisi mulai mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Rapat, mengumpulkan data, dan rapat lagi.

Divisi komunikasi sendiri sibuk dengan berbagai informasi yang harus didistribusikan ke pihak luar dan perusahaan.

Meningat seniman ini adalah teman dekat dari CEO sendiri semua orang menjadi lebih fokus dan berusaha tidak mengecewakan sang CEO.

Dengan map ditangannya, Sangyeon menghampiri Hyunjae yang sedang fokus kepada layar komputernya, "Hyunjae, ayo."

Hyunjae segera bangkit dan mengambil map dan laptopnya. Hari ini ia ikut rapat dengan atasannya. Karena sekretaris Sangyeon tidak masuk jadi ia menggantikannya.

Semua peserta rapat masuk tetapi masih ada satu kursi kosong. Hyunjae sedang menyiapkan laptopnya ketika pintu terbuka dan semua orang berdiri.

Juyeon.

Hyunjae ikut berdiri dan membungkuk, satu detik kemudian dia langsung memalingkan pandangannya. Berharap ia tidak bertatapan dengan Juyeon. Anggap saja Juyeon tidak ada. Dia bisa tidak fokus kalau melihat pria tampan itu.

🎈🎈🎈

Derapan kaki yang terdengar tergesa-gesa menghampiri ruangan Changmin yang sedang memegang ponselnya.

"Wah...kau bisa memegang ponselmu di saat-saat begini?" pemilik derapan kaki itu duduk di hadapan Changmin.

Changmin si direktur bagian HR itu hanya menatapnya sebentar, "Aku sedang membalas client."

Ia menatap keluar ruangannya dan memperhatikan orang-orang ruangan yang terlihat gelisah, "Kau membuat divisiku seperti kedatangan malaikat maut. Lihat betapa paniknya mereka"

"Carika—"

Laki-laki kurus itu mematikan ponselnya dan meregangkan tubuhnya, "Ahh...dasar tidak ada sopan santun"

"Aku minta tolong"

Tiga kata itu membuat Changmin tersenyum, "Mau apa kau? Lebih baik kau memberikan bonu—"

"Hyunjae"

"Hah?" Changmin menatapnya kebingungan.

"Lee Hyunjae" jelasnya.

Changmin mendecak, satu detik kemudian ia membuka dokumen pada komputernya, "Dia buat masalah?"

Laki-laki tinggi di depannya itu menggeleng, "Cepat"

Melihat temannya yang bertingkah tidak seperti biasa itu membuatnya sedikit takut. Changmin langsung menunjuk komputernya dan laki-laki itu langsung berdiri di belakang Changmin.

"Changmin, tahan aku."

"Kau gila?"

"Bagaimana ini? Aku sangat bahagia."

i know it's too short :( next chapter will be longer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

i know it's too short :(
next chapter will be longer

<3

untold ; jujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang