20

166 26 0
                                    

Pintu ruangan CEO tiba-tiba terbuka lebar. Suara hentakan heels terdengar begitu nyaring dan terburu-buru. Juyeon menatap pemilik sepatu itu. Ia langsung menghela nafas ketika melihatnya. Seseorang yang sangat ia hindari, setidaknya untuk sekarang ini.

Ia tau tujuannya kemari. Pembahasan tentang perjodohan itu sudah benar-benar membuatnya muak. Bukannya Juyeon tidak mau-Ya memang tidak! Tapi lebih dari itu Juyeon bahkan tidak menyukai wanita.

Ah, lebih tepatnya ia hanya menyukai Hyunjae.

"Kau datang kesana dan jangan buat masalah. Ibu benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikirmu, Lee Juyeon!" teriak wanita itu dengan kedua tangannya di pinggul.

Jujur saja, hari ini ia sedang lelah untuk menanggapi ibunya. Rasanya sia-sia saja membalasnya dengan emosi lagi. Ia diam sejenak dan menghela nafas sambil menatap ibunya yang berdiri di depannya.

Akhirnya mengangguk, "Aku akan pergi," sang ibu melepas pinggulnya dan mendongkakkan kepalanya, "jadi ibu juga pergi sekarang. Apa ibu akan di sini untuk terus memarahiku? Kalau kau ingin perusahaan ini semakin 'kaya' tolong jangan ganggu aku" ucapnya dan segera membantu ibunya keluar dari ruangannya.

"Kenapa kamu harus menunda-nunda, kalau seperti ini sejak awal tidak akan—"

Juyeon tidak mau mendengar apa-apa lagi dari ibunya, "Iya, baiklah. Sekarang pergi"

Ia segera menyenderkan kepalanya di kursi setelah ibunya pergi. Sekarang ia sudah setuju untuk pergi. Tentu saja ia berencana untuk menghindar. Kini ia sedang memikirkan dengan alasan apa ia akan menghindari pertemuan itu.

"Ah...Aku pergi dulu"

Suara itu membuat Juyeon terbangun dari lamunannya. Kepalanya langsung memutar melihat pemilik suara itu yang sekarang berdiri canggung disebelahnya.

Juyeon menyumpahi dirinya sendiri dalam hatinya. Ia lupa kalau Hyunjae ada disini. Tepat sebelum ibunya mengganggu, Hyunjae pergi ke toilet. Artinya ia dengar semua pembicaraannya dengan ibunya.

Setelah menyadarinya, sontak ia berdiri dan berusaha meraih tangan kekasihnya, "Hyung, maafkan aku, a—"

"Kenapa kau meminta maaf?" tanya Hyunjae menatap pria di depannya sambil tersenyum dengan kedua alis terangkat. Ia melepas tangan kekasihnya perlahan dan berjalan mundur menuju pintu, "Aku pergi dulu, sampai ketemu nanti"

Pintu tertutup. Juyeon menghela nafas. Ia merasa bodoh. Ia mengepalkan kedua tangannya kesal dan memukul mejanya dengan keras. Mungkin Hyunjae terlihat baik-baik saja, karena dia memang begitu, dia ingin terlihat baik-baik saja didepannya. Namun, tidak ada yang tau hatinya. Penyesalan adalah yang terbesar dihatinya sekarang.

Juyeon tau betul sejak kemarin Hyunjae mengkhawatirkannya, kalau saja ia bicara jujur. Kalau saja ia tidak berusaha menyelesaikannya sendiri.

🎈🎈🎈

Seseorang terus melirik ke dalam ruangan membuat Sangyeon risih dan terganggu. Apalagi kalau orang itu adalah atasannya sendiri. Akhirnya ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi orang itu.

"Hyunjae sudah pergi dengan Younghoon" lontar Sangyeon langsung mengenai sasaran.

"Kenapa kau bisa tau aku mencarinya?" sahut Juyeon, matanya bergerak mencari Sangyeon yang ternyata sedang mentapnya tajam.

"Memang apalagi keperluanmu kesini kalau bukan Hyunjae?" balasnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya menyuruh atasannya itu pergi.

"Mereka pergi kemana?" tanyanya dengan nada suara yang melemah.

untold ; jujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang