Dua jam lebih perjalanan dari Bandung ke Jakarta itupun jika jalanan yang mereka lalui tidak macet.
Adrian memilih tidur selama perjalanan akibat semalam ia terbangun karena mimpi buruk dan berakhir tidak bisa tidur lagi.
Entah mengapa belakangan ini firasatnya juga tidak enak. Seperti akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Pada doyan coklat nggak lu pada?" Tanya Dimas memecah keheningan.
"Gratis nggak tuh?" Tanya Galang menimpali.
"Yee jadi orang doyannya gratisan lu. Dasar kagak modal" cibir Dimas.
"Lah kayak lu nya nggak doyan gratisan aja," sinis Galang.
"Eh bentar deh. Itu coklat bukannya punya Bang Rainer ya?" Pertanyaan Bima sontak membuat Galang menoleh ke arah Rainer yang tengah mengelus-elus punggung Adrian yang tertidur pulas berbantalkan pahanya.
Tadi sebelum masuk bis, Bima melihat Rainer memegang coklat yang mirip dengan milik Dimas. Jadi mungkin saja itu juga coklatnya Bang Rainer.
Tau teman-temannya melihatnya menunggu penjelasan, Rainer pun angkat bicara.
"Hmm, gue kasi ke Dimas tadi kalo kalian juga mau ambil aja tu di tas masih banyak. Lagian itu juga dari penggemar-penggemar gue. Tadi sebelum berangkat banyak yang ngasih surat sama coklat di loker. Akhirnya gue bawa aja semua coklatnya lumayan kan buat nyemil di perjalanan" ucapnya santai.
Rainer juga paham teman-temannya ini pada maniak coklat semua.
"Wah, gila lu bang. Coklatnya banyak banget anjir" seru Bima setelah membuka tas Rainer.
Dan benar saja hampir semua isi tas Rainer adalah coklat dengan beragam varian. Mulai dari coklat buatan sendiri hingga coklat dengan harga ratusan ribu ada semua disini.
"Penggemar lo kok bisa bejibun gitu, Bang? Perasaan muka gue juga nggak kalah ganteng deh sama lo. Bisa-bisanya nggak ada yang demen ama gue" heran Dimas. Kurang apa lagi coba dirinya, ganteng iya, tinggi iya, kaya juga iya.
Apa dia juga harus memakai ajian 'Semar Mesem' biar banyak yang ngejar. Namun tak lama kemudian dia menepis pemikiran konyolnya itu dan bergidik.
"Ih amit-amit gue pake begituan" gumamnya lirih.
"Gimana mau ada yang demen ama lo, kalo postingan IG aja bentukannya kaya penjaga kebun binatang. Mana mainnya sama burung beo lagi sok sok an mau jadi buaya. Dasar buaya kurang briefing lo" ejek Galang.
Ini yang dimaksud Galang
"Dih, lemes banget ya tu mulut emang minta diruqyah keknya. Ini tu namanya sayang binatang. Binatang aja disayang apalagi cewek. Iya nggak Bim?" alasan Dimas.
"Menurut gue ada benernya juga omongannya si Galang. Lagian mana ada cewek yang mau diduain apalagi sama burung" ujar Bima mengprihatin dengan sahabatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian [Terbang Kembali]
Teen FictionTidak ada yang tahu kapan masa lalu itu akan kembali. Entah kau siap untuk menghadapinya hari ini atau belum. Tapi satu yang pasti. Kau tidak akan bisa lari dari takdir. Sejauh apapun kau pergi, ia tidak akan pernah berhenti mengusik kehidupan mu se...