Kembali

793 42 0
                                        

Hyunbin a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunbin a.k.a Jonathan Gilbert
(47 Tahun)

a Jonathan Gilbert(47 Tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So Ji Sub a.k.a Paul Gilbert
(45 Tahun)

a Paul Gilbert(45 Tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jong Suk a.k.a Andrea Gilbert
(27 Tahun)

a Andrea Gilbert(27 Tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song Kang a.k.a Thomas Gilbert
(25 Tahun)

a Thomas Gilbert(25 Tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Soobin a.k.a Adrian Alexander Gilbert
(20 Tahun)

Huh, seenaknya saja Paman Paul menjodoh-jodohkan dirinya, apa pula barusan, calon mertua? Ingatkan Adrian untuk mengadukan Paman Paul pada Ayahnya.

Anak siapa main dijodoh-jodohkan. Astaga sekarang bukan jamannya siti nurbaya.

"Argh!! " teriak Adrian tiba-tiba. Sial, jangan sekarang. Dirinya jatuh terduduk di rerumputan sembari salah satu tangannya menekan sumber rasa sakit di bagian punggung.

Beruntung para penjaga sudah kembali ke rumah utama, sehingga hanya ada dia seorang di lapangan ini.

"Sudah saatnya ia tumbuh kembali, Pangeran. Tidak baik menahannya terus-menerus. " Seorang pria tua dengan sepasang sayap merpati raksasa dipunggungnya mendadak muncul dihadapannya.

"Tidak usah menceramahiku, John. Lakukan saja apa yang menjadi tugasmu. "

Pria bernama John tersebut hanya menghembuskan nafas pasrah akan pendirian tuannya yang ingin mengubur jati dirinya.

Perlahan John meletakkan sebelah tangannya di punggung Adrian yang sudah mati rasa menahan nyeri karena sayapnya yang memaksa untuk dibebaskan. Ya, Adrian juga memiliki sepasang sayap seperti John, bahkan mungkin lebih bagus.

Rasa sakit di punggungnya berangsur-angsur pudar. Adrian menyeka keringat yang membasahi pelipisnya.

Sungguh rasanya sangat menyakitkan karena harus menahan sayap yang setiap saat memaksa keluar selama 10 tahun terakhir sejak hari itu.

Adrian bangkit dan menatap tidak suka ke arah John. "Sudah berapa kali kukatakan agar tidak muncul lagi dihadapanku, apa kau tuli?!"

"Maaf Pangeran, sudah menjadi kewajiban saya untuk turut serta kemanapun Anda pergi" ucap John seraya membungkuk hormat.

'Sial' Sudah berkali-kali dirinya mengusir John agar tidak lagi mengikutinya. Namun John sepertinya tidak akan pernah menurutinya untuk yang satu itu.

Ingin rasanya Adrian tidak bertemu lagi dengan pengawal setianya ini. Dirinya ingin melupakan dan pergi sejauh-jauhnya dari dunianya dulu. Tempat dimana orang-orang yang sempat ia anggap keluarga namun begitu mudah menggoreskan luka di hatinya sejak kematian sang mama.
Ia berharap mereka tidak bisa menemukannya.

Atau mungkin mereka memang tidak  berniat mencarinya. Karena ia hanyalah seorang pangeran lemah yang dianggap menyusahkan dan lahir dari ketidaksengajaan.

Selama sepuluh tahun Adrian merasa tenang karena dapat pergi jauh dari jangkauan mereka.

Bahkan meskipun mereka mencarinya, tidak akan ada yang menduga bahwa ia tinggal di bumi selama ini.

Namun tepat di ulang tahunnya yang ketujuh belas entah mengapa John bisa melacaknya, bahkan mendatanginya di Mansion Ayah.

Sepuluh tahun yang lalu .

"Mama, bangun mama jangan tinggalkan Rian" tangis anak kecil berusia sepuluh tahun itu menggema memenuhi istana kerajaan Adias.

Mamanya sekaligus ratu kerajaan Adias  telah meninggalkannya untuk selamanya.

Masih segar di ingatan Adrian saat sang Mama berusaha melindunginya dari serangan pasukan kerajaan Luxier yang menyerang istana Adias. Adrian menyaksikan sendiri bagaimana mamanya terkena panah beracun yang ditujukan kepadanya.

"Adrian.." panggil sang Mama dengan nafas yang tersengal-sengal.

Adrian dengan tangan gemetar dan air mata yang tidak berhenti mengalir dari mata indahnya memangku kepala sang Mama.

"Mama, mama harus bertahan sebentar lagi Papa dan yang lainnya akan segera tiba" ujar Adrian cemas. Ia takut, sungguh takut jika sampai sang Mama meninggalkan dirinya. Hanya Mamanya yang ia punya, hanya mamanya yang mau mengakui dirinya.

"Dengarkan Mama, Rian.... Jadilah anak yang baik... Ingat, kamu tidak sendirian di dunia ini... Menurutlah pada Papa dan Kakak-kakakmu... Kamu adalah anak Papa dan Mama sampai kapanpun..." Tepat setelah mengucapkan kalimat tersebut permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya

Adrian menggeleng tidak percaya bahwa Mamanya telah meninggal.

"Tidak!! Mama tidak boleh mati, Rian masih butuh Mama. Bangun Mama!!" Teriaknya sambil menggoyang-goyangkan tubuh sang Mama.

Brakk!

Adrian [Terbang Kembali]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang